Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Tempo.co) Presiden Minta Impor Tembakau Dikurangi

12/12/2018



TEMPO.COJakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kementerian terkait menekan impor tembakau ke Indonesia. Hal itu menjadi salah satu langkah pemerintah mengontrol peredaran tembakau sebelum memutuskan apakah akan meratifikasi Konvensi Kerja Sama Pengendalian Tembakau alias FCTC (Framework Convention on Tobacco Kontrol).

"Total ada empat arahan. Selain menekan impor, ada menaikkan cukai tembakau, menaikkan cukai rokok, serta mempersempit ruang bagi perokok," ujar Pramono dalam jumpa pers di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 14 Juni 2016.

Impor tembakau sendiri, oleh Indonesia, sudah berlangsung sejak 1990-an. Saat itu, pertimbangan pemerintah adalah produksi dalam negeri, 150 ribu ton, yang dirasa tidak mencukupi kebutuhan nasional. Kebanyakan tembakau, kala itu, masuk dari Benua Amerika.

Adapun FCTC adalah traktat internasional pertama yang dibahas dalam forum Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization). Fungsi dari FCTC itu sendiri adalah membatasi dan mengontrol penyebaran produk tembakau, seperti rokok. Indonesia hingga saat ini belum meratifikasi FCTC yang menyebabkan aturan tembakau cukup longgar.

Pramono melanjutkan, tujuan penekanan impor rokok itu adalah mendapat generasi muda yang lebih sehat. Hal itu mengingat banyaknya anak yang merokok sekarang.

Adapun perihal ratifikasi FCTC, Pramono berkata hal itu akan dibahas dalam satu rapat terbatas lagi. Kali ini, pemerintah akan fokus mengkaji unsur positif dan negatif yang didapat dari sikap setuju meratifikasi FCTC.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku sangat mendukung penekanan impor tembakau. Menurut ia, hal itu bisa meningkatkan pendapatan petani lokal.

Ia pun mempertimbangkan untuk mendorong petani melakukan intensifikasi penanaman tembakau. Dengan begitu, produktivitas petani juga terjaga, yang berujung penambahan pendapatan. "Nanti pilih bibit unggul yang produktivitas tinggi. Bisa perluasan lahan juga," ujarnya.

Secara terpisah, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengaku belum bisa berkomentar banyak ihwal empat prinsip dari Presiden Joko Widodo itu. Ia berkata belum ada keputusan pasti karena harus dirapatkan sekali lagi. "Presiden memang ada concern soal kesehatan juga, untuk anak-anak. Nanti akan ada aturan soal itu, larangan merokok," ucapnya.