Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Panja Perfilman — Komisi 10 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperas dan Industri Kreatif serta Kadin Indonesia

Tanggal Rapat: 14 Mar 2016, Ditulis Tanggal: 19 Apr 2021,
Komisi/AKD: Komisi 10 , Mitra Kerja: Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperas dan Industri Kreatif serta Kadin Indonesia

Pada 14 Maret 2016, Komisi 10 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperas dan Industri Kreatif serta Kadin Indonesia mengenai Panja Perfilman. RDPU ini dibuka dan dipimpin oleh Ferdiansyah dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) daerah pemilihan Jawa Barat 11 pada pukul 17.58 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: nasional.republika.co.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperas dan Industri Kreatif serta Kadin Indonesia

Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperas dan Industri Kreatif

  • Segi budaya dan Pendidikan film belum dimanfaatkan sebagai wahana.
  • Produksi film Indonesia berlangsung tapi jumlah penonton dan produksi masih kecil.
  • Kami masih menyimpan bukti masukan dari perfilman dan kami sangat bangga dengan Undang Undang (UU) Perfilman karena komprenhensif.
  • Ini semunya sudah mengakomodasi yang dibutuhkan stakeholder perfilman.
  • Dari mulai masyarakat hak kewajibannya apa, insan perfilman, dan pelaku usaha perfilman.
  • Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur teknis bagaimana ini dilakukan sampai hari ini belum ada yang disahkan.
  • Perfilman berasaskan ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan, bhinneka tunggal ika, dan masih banyak lagi.
  • Kita sudah memasukan film termasuk tujuan ekonomi, di UU ini harus disertakan agar persaingan sehat.
  • Salah satu sumber penyebabnya adalah kartel di dalam bagaimana insan perfilman ada hak dan kewajibannya.
  • Kalau saat ini Komisi 10 DPR membentuk panja, kami tidak mengetahui ingin bermuara ke mana.
  • Perfilman bukan hanya ranah ekonomi tapi ada ranah hiburan dan pendidikan di sana.

Kadin Indonesia

  • Ada beberapa tahap mengenai gambaran besar industri film dan ada rekomendasi dari Kadin nanti apa saja.
  • Posisi Kadin sebagai mitra pemerintah, kalau kita bicara film ada banyak soalnya mengaburkan subtansi sebenarnya.
  • Mengingat keniscayaan dalam globalisasi ada pada modal karena ekosistem perfilman berawal dari pendidikan, produksi dan distribusi.
  • Kita mempunyai persoalan besar yang bisa dijawab dengan regulasi yang memihak.
  • Sekolah film saja hanya satu di negeri ini, bagaimana bicara film Indonesia jadi film tuan rumah.
  • Berkaitan produser film kita yaitu produser independen karena 80% dari bioskop adanya di Jawa dan 30% di Jakarta.
  • Aturan yang jelas dalam UU hanya sensor saja tapi campur tangan negara dalam pendidikan produksi tidak ada.
  • Di beberapa negara ada hibah file dengan muatan budaya yang relevan.
  • pemerintah seharusnya mesti memastikan distribusi kultural.
  • Pengarsipan film atau pusat data kita buruk, film-film kita ditaruh di basement dengan tingkat kelembapan yang merusak film itu.
  • Kita berhasil merestorasi lewat jam malam karya Usmar Ismail didanai oleh museum Singapura.
  • Perlindungan hak-hak pekerja film bukan hanya crew film tapi pemain filmnya juga.
  • Skema investasi film nasional kita tergantung investor individual.
  • Dengan investasi terarah dan skema yang jelas mereka bisa menjadi raja baru di dunia perfilman.
  • Kita belum mengetahui secara real film kita berapa yang ditonton dan di mana saja.
  • Di Indonesia belum ada data penonton, kita tiak mengetahui film itu yang menonton berapa dan per provinsi berapa.
  • Beban pajak kita lebih besar dari pada film impor, kita setiap tahap terkena pajak.
  • Dukungan promosi kita belum ada plan promosi internasional tanpa ada dukungan yang konkrit itu tidak berguna.
  • Kualitas film yang tidak baik menjadi mayoritas yang utama.
  • Di tahun 2008 market share film Indonesia sudah melebihi film impor namun dari tahun ke tahun menurun.
  • Terkait banyaknya film-film yang tidak berkualitas namun dipaksakan masuk layar lebar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan