Informasi Pribadi
Informasi Jabatan
Sikap Terhadap RUU
Tanggapan
Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017, Rencana Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018, Rencana Usulan APBNP Tahun 2018, Temuan Hasil Kunker Reses Masa Persidangan II dan III Tahun Sidang 2017-2018, dan Pembahasan Isu-Isu Penting — Komisi 4 DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian
Felicitas mengatakan masyarakat di dapil Sulawesi Selatan mengeluh karena belum memiliki mesin penggiling padi yang bagus, berharap Menteri Pertanian bisa meninjau. Di tanah Toraja, perkebunan kopi dipermasalahkan karena kebun kopi menjadi pariwisata untuk menopang ekonomi. Selain itu, ada sungai yang debit airnya sudah sangat memprihatinkan, ikan-ikan sudah mati, di hulu ada penambangan yang tidak jelas dan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Tanah Toraja juga butuh babi, karena masyarakat mengkonsumsinya dan babi bisa diternak untuk dijual.
Tata Kelola dan Wajib Tanam 5% Bagi Importir, Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), dan Serikat Petani Indonesia (SPI) — Komisi 4 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Importir Bawang Putih, Asosiasi Pengusaha Bawang Putih, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan)
Felicitas mengatakan ia melihat persentase dari dirjen di daerahnya yaitu Toraja. Ia menyampaikan bahwa impor bawang putih ke Indonesia ada di posisi hampir lampu merah. Ia mengatakan hidup sebagai WNI tidak boleh hanya mengaku saja tetapi tidak melaksanakan yang seharusnya. Ia membahas mengenai tumpang tindih karena adanya otonomi. Ia mengatakan seharusnya posisi Gubernur, Bupati dan Camat desa juga dimasukkan karena daerah mempunyai tokoh masyarakat. Ia juga mendukung untuk jangan impor 100% dan target 5% boleh-boleh saja. Ia menanyakan kemampuan Pemerintah/pedagang membeli sesuai harga tata niaga yang sebenarnya jika petani menanam.
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan, dan Komitmen Penolakan Rencana Impor Beras Tahap 2 – Komisi 4 DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut Perum BULOG
Felicitas mengapresiasi mengenai penolakan impor beras, dan harapan kami agar Perum BULOG dapat mewarnai BULOG ke depan, untuk memperatikan harkat hidup petani di Indonesia dan petani menjadi tuan rumah di Negara sendiri. Felicitas mempertanyakan peran BULOG yang dimana harga gabah pada saat 1 bulan yang lalu Rp3.000, dan mengenai gula pasir tidak berjalan dengan semestinya di Sulawesi Selatan sehingga perlu adanya perhatian dari Perum BULOG. Felicitas berharap untuk hal tersebut tidak terjadi lagi dan untuk satgas-satgas agar dapat bekerja dengan semestinya, dan Felicitas
optimis bahwa pada bisa ekspor.
Lima Pokok RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2019 dan lain-lain — Komisi 4 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Felicitas membahas mengenai DAS sungai Sadan di Sulawesi Tengah dan meminta untuk diperbaiki agar bisa mengaliri beberapa Kabupaten. Ia juga menyampaikan ada petugas yang dibayar Rp500.000/bulan untuk menjaga hutan. Ia mengatakan di dapilnya di Sulsel, ia bertemu bupati Tanah Toraja yang berurusan dengan sungai Sadan di No. 12 yang sudah disebut Sulbar dan Sulteng, namun Sulsel tidak ada. Ia menanyakan ketiadaan Sulteng.
Kunjungan Kerja Komisi 4 DPR-RI pada Reses Masa Sidang 1 Tahun 2018/2019 — Komisi 4 DPR-RI Rapat Koordinasi dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Felicitas mengatakan bahwa Anggota Komisi 4 DPR-RI turun ke lapangan atas nama negara dan ia harap tidak ada miss ke pihak bawah dan bila ada temuan akan langsung disampaikan kepada kementerian.
Pembahasan RKA K/L Tahun 2020 dan Usulan Program-Program yang akan didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) berdasarkan kriteria teknis dari Komisi - Raker Komisi 4 DPR RI dengan Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan dan Dirut Perum Bulog
Felicitas menanyakan kepada Menteri Pertanian, memang pangan meningkat tetapi kualitasnya harus diperbaiki, terutama pada bibit, karena masih banyak petani yang mengeluhkan terkait bibit. Pembagian alat-alat pertanian ini sangat baik, tetapi harusnya ada identifikasi dalam golongan pembagian alat. Selanjutnya, Felicitas mengatakan terkait dengan Penyuluhan pertanian masih kurang, penyuluh membawahi 3 desa sehingga adanya tarik menarik dari setiap desa.
Kemudian, Felicitas meneruskan menanyakan kepada Bulog Bulog tempat penyimpan dari stok pangan di Indonesia agar tidak adanya kelangkaan. Tetapi melihat tempat penyimpanan pangan sangat miris sekali. Tidak ada ruginya membangun kesediaan pangan seperti kedap udara.
Untuk KLHK, Felicitas menanyakan soal dana yang ada di lingkungan hidup ini sangat kecil, tidak sepadan dengan apa yang mereka pelihara. Mohon kedepan diperhatikan, Ibu Menteri. Pun juga diseimbangkan pupuk kimia dan organik. Humus kita lama-lama hilang. Terakhir, Felicitas mengapresiasi kepada Menteri KP untuk mengekspor ikan keluar negeri. Serta, mengingatkan juga untuk penyimpanannya kalau tidak sesuai standar, maka ikannya dijual tidak ada harganya.
RKP dan RKA K/L 2020 dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan 1 tahun 2019 – Komisi 4 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Pertanian
Felicitas menyampaikan bahwa di dapil ada 2 daerah, untuk pengairan uatama yang sapai ke daerah tersebut hamoir semuanya rusak. Untuk kambing dan sapi di beberapa kabupaten di dapil sudah cukup bagus, hanya saja perlu untuk dilihat dan dievaluasi agar ternak-ternak tidak habis di tengah jaan. Felicitas menyampakai bahwa di Sigra mendapatkan peternak muda yang memiliki kandang
sendiri yang dimana mereka hanya diberikan modal. Mereka tidak mengetahui siapa dari pemilik hewan tersebut, mereka hanya mendapatkan bonus, sedangkan untuk telur dan dagingnya akan diambil oleh orang lain. Felicitas meminta untuk adanya perhatian mengenai hal tersebut.
Uji Kelayakan dan Kepatutan - Komisi 11 DPR RI dengan Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) an. Edhie Mulyono
Felicitas menanyakan cara calon anggota BPK untuk meyakinkan kolega dengan basis kinerja (telah) disampaikan beserta implementasi ke instansi yang akan diperiksa.
Fit and Proper Test (FPT) Calon Anggota BPK-RI – RDPU Komisi 11 dengan Calon Anggota BPK-RI Atas Nama Haryo Budi Wibowo
Felicitas menanyakan bagaimana cara Pak Haryo meyakinkan auditor terkait ide pembentukan restorative justice oleh BPK karena seperti yang dikatakan Bu Eva bahwa kedudukan BPK di Indonesia ini tidak seperti di Belanda yang mana status BPK-nya sebagai pengadilan.
Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018, Rencana Pelaksanaan Anggaran Tahun 2019, Temuan Hasil Kunjungan Reses, dan lain-lain – Raker Komisi 4 dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Felicitas mengatakan di dapilnya daerah hutan yang belum dilepaskan dan sudah ditanami oleh penduduk ini ada persengkataan antara penduduk dengan PT. Falem, jadi Felicitas memohon kepada Bu Menteri bantuannya agar ini tidak terjadi benturan antara warga dengan PT. Falem
Koordinasi Kunjungan Kerja - Rapat Koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Pertanian RI, BULOG, Perum Perhutani dan Pemerintah Daerah Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Bali
Felicitas dari Sulawesi Selatan 3 mengusulkan agar waktu kunjungan kerja tidak pada 17 Desember 2018 karena fraksi Gerindra memiliki agenda partai yang tak bisa dilewatkan.
Latar Belakang
Pada 3 Oktober 2017, dr. Felicitas Tallulembang dilantik menjadi Anggot DPR-RI periode 2014-2019 sebagai Pergantian Antar Waktu (PAW). Felicitas dilantik menggantikan Andi Nawir Pasinringi yang meninggal dunia pada 3 Agustus 2017 lalu. Felicitas adalah kader dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mewakili Dapil Sulawesi Selatan 3.
Felicitas adalah seorang dokter umum dan juga wirausahawati. Felicitas adalah pemilik dari perusahaan perdagangan hasil bumi (kopra, coklat dan kacang) yaitu dibawah Grup Cetara. (2005 hingga sekarang).
Pada masa kerja 2014-2019 Felicitas akan bertugas di Komisi 4 yang membidang pertanian, perkebunan dan kelautan.
Pendidikan
SLTA, SMA Makalele, Sulawesi Selatan (1975)
S1, Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar (1981)
Perjalanan Politik
Felicitas memulai karirnya sebagai dokter umum di 1991 hingga menjadi Kepala Puskesmas Kabupaten Takalar (1992-1999) dan Direktur Rumah Sakit Sinjai di Kabupaten Sinjai (1999-2008).
Visi & Misi
belum ada
Program Kerja
belum ada
Sikap Politik
belum ada
Tanggapan
Swasembada Daging
29 November 2017 - Felicitas menyampaikan rasa terima kasihnya pada Dirjen PKH Kementerian Pertanian atas perkembangan kerbau belang dan sapi di Tana Toraja. Felicitas juga menyampaikan bahwa dirinya telah meminta Bupati Tana Toraja untuk mengembangkan sapi dan memanfaatkan lahan terbengkalai seluas 500 hektar yang ada di sana. Felicitas merasa takut saudaranya di Toraja itu Hidup tapi Mati karena kerbau dijadikan simbol, menurutnya hal tersebut tidak membuat rakyat menjadi cerdas. [sumber]