Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(DetikNews) MKD Harus Fokus Tegakkan Etika di Kasus Novanto, Tolak Intervensi!

12/12/2018



Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR diminta fokus dalam mengusut aspek etika di kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wapres yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto. MKD harus menolak intervensi dan jangan sampai kasus ini melebar. 

"Saya kira memang perlu fokus. MKD tak perlu sibuk meladeni wacana terkait kasus yang mereka tangani. MKD sebagai tumpuan penegakan etika diharapkan bisa menghindari peluang anggota-anggotanya masuk angin karena lobby ataupun intervensi," kata peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus kepada wartawan, Jumat (20/11/2015). 

Agar tidak diintervensi, MKD harus bergerak cepat untuk mengusut kasus yang berawal dari pertemuan Novanto dengan pengusaha Reza Chalid dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Wakil Ketua MKD Junimart Girsang sebelumnya sudah berjanji tidak akan membuang waktu setelah rekaman pertemuan itu dinyatakan tidak perlu diverifikasi. 

"Kalau MKD tidak segera menjalani proses kerja sebagaimana diatur, maka bukan tak mungkin mereka terpengaruh oleh intervensi atau lobby pihak yang berperkara," ujarnya. 

Selain melakukan verifikasi alat bukti, MKD juga harus transparan dalam menyusun agenda pemanggilan pelapor, terlapor, serta saksi kunci maupun ahli. Jadwal itu juga harus dipublikasikan agar bisa dikontro publik. 

"Proses pemanggilan terlapor, sebagaimana sebelumnya pasti akan bertele-tele dan penuh alibi dengan seolah-olah sibuk mengerjakan tugas. Para saksi juga akan sama bisa menciptakan banyak alibi untuk menghindari pemanggilan atau mengulur-ulur waktu," ucap Lucius memprediksi. 

"Jadwal yang transparan juga memudahkan kontrol publik pada kerja MKD untuk memastikam lembaga itu tak terjerat intimidasi ataupun teror dari yang berperkara," lanjutnya. 

Sebelumnya diberitakan, salah satu pimpinan MKD yaitu Junimart Girsang malah mendapat semacam teror SMS. Namun demikian, Junimart mengaku tak merasa tertekan dengan bentuk pesan lewat ponsel itu. 

"Saya banyak dapat telepon, SMS. Menyatakan jangan banyak bicara lah, begitu," kata Junimart di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2015).