Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

Kementerian Perdagangan - Rapat Komisi 6 dengan Menteri Perdagangan

12/12/2018



Pada 19 Agustus 2015 Komisi 6 mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Lembong membahas realisasi dan hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2014.

Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi 6 Achmad Hafisz Tohir dari Sumsel 1.

Pemaparan Mitra

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Mendag, Thomas Lembong;

  • Saya menteri yang relatif tergolong muda. Lahir tahun 1971 dan sejak usia 3 tahun hidup di Jerman, SMA dan kuliah di Amerika Serikat.

  • Saya bikin Quvat Capital tahun 2005 didukung Singapura dan sampai sekarang tercatat sebagai pendiri dan Direktur Utama.

  • Terima kasih sudah mengundang kami terkait realisasi anggaran perdagangan di 2014.

  • Realisasi Kementerian Perdagangan Rp.1,783 Triliun atau 75,71% dari Total Pagu kami.

  • Ada dana yang diblokir dan tidak bisa dicairkan. Kemenkeu harus review terlebih dahulu.

  • Anggaran pembayaran tahap 2, PT.Pertamina yang lokasinya disamping Kemendag akhirnya tidak disetujui saat itu.

  • Selama 2010-2014 Kemendag mendapat Wajar-Tanpa-Pengecualian (WTP) dari BPK.

  • Program peningkatan aparatur Kemendag tidak disetujui oleh Pemerintah karena adanya moratorium dari Pemerintah.

  • Hasil Laporan Pemeriksaan (HLP) meliputi hibah pasar itu masih lambat.

  • Khusus tindak lanjut atas temuan hasil BPK, masih dalam proses penelaahan.

  • Sebagian besar unit telah menindak lanjuti WTP dari BPK.

Pemantauan Rapat

Berikut adalah beberapa respon dari fraksi-fraksi terhadap pemaparan dari Mitra Rapat:

Fraksi PDI Perjuangan: Oleh Darmadi Durianto dari DKI 3. Menurut Darmadi ia sudah terima keluhan banyak sekali bahwa bisnis menurun. Darmadi garis bawahi ia pernah sampaikan ke Presiden tentang Menteri Perdagangan (Mendag) yang sebelumnya (Rahmat Gobel) bahwa beliau ‘salah posisi’. Darmadi cukup kaget Pak Thomas Lembong menjadi menteri karena background-nya di keuangan. Darmadi tanya ke Menteri Perdagangan (Mendag) apa alasan yang membuat Mendag menerima jabatan tersebut.

Darmadi menyoroti beberapa perkembangan ekonomi terakhir antara lain: devaluasi mata uang Yuan dan surplus neraca perdagangan dimana import kita menurun. Darmadi minta klarifikasi dari Mendag strategi yang disiapkan untuk antisipasi dan mengatasi perkembangan tersebut. Darmadi harap Kemendag tidak menjadi regulator yang kerjanya hanya melarang-larang. Darmadi menaruh harapan ke Mendag bahwa Kemendag kedepannya menjadi akselerator, dan tidak hanya menjadi sekedar eksekutor.

Fraksi Golkar: Oleh Endang Srikarti Handayani dari Jateng 5. Sehubungan dengan tingginya harga daging di pasaran, Endang saran ke Menteri Perdagangan (Mendag) mending umumkan seluruh masyarakat Indonesia baiknya jadi vegetarian saja biar tidak perlu konsumsi daging.

Endang menyoroti masalah di pasar-pasar di Dapilnya. Menurut Endang di pasar-pasar masih terlihat banyak barang impor tidak bermerek dan tidak ada informasi kadaluarsanya. Endang harap di daerahnya pasar tradisional yang dominan. Endang tidak ingin semua lahan sawah dijadikan mall. Endang dorong Mendag untuk akomodir revitalisasi pasar-pasar tradisional.

Endang juga mengingatkan ke Mendag bahwa undanganya ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengunjungi Dapilnya sampai saat ini belum terwujudkan. Endang meminta Ibu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri untuk konsisten tidak pengaruhi Mendag. Endang menyoroti bahwa Mendag lama hidupnya di luar negeri dan khawatir sering diberikan ‘angin surga’ dan disesatkan.   

Dwie Aroem Hadiatie dari Lampung 1. Menurut Dwie Aroem masalah impor adalah masalah yang tidak kunjung selesai. Dwie Aroem menilai, dan sudah bukan rahasia lagi bahwa, Indonesia masih bergantung pada impor (daging sapi, beras, jagung, kedelai, dll) untuk kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Menurut Dwie Aroem belum ada kerangka yang jelas dari Pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dan mengurangi kran impor yang terbuka. Dwie Aroem juga menggaris bawahi strategi Mendag sebelumnya yaitu revitalisasi 5.000 pasar atau untuk periode ini 1.000 pasar per tahun. Dwie Aroem minta penjelasan dari Mendag strategi yang disiapkan untuk realisasi target tersebut.

Eka Sastra dari Jabar 3. Eka menggaris bawahi bahwa target pertumbuhan ekonomi adalah 5,7% tetapi saat ini baru 4,7%. Eka prihatin karena sektor perdagangan melemah: tren ekspor-impor berpengaruh dan inflasi 6%-7% lebih tinggi dari target 5%. Eka berharap di kuartal 3-4 tahun ini keadaan bisa membaik. Eka mengingatkan ke Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru bahwa ada beberapa peninggalan baik yang ditinggalkan Mendag sebelumnya dan semoga bisa dimanfaatkan.

Fraksi Gerindra: Oleh Abdul Wachid dari Jateng 2. Abdul menyoroti kurangnya daya saing dengan Indonesia. Menurut Abdul TDL akan dilepas berfluktuasi setiap bulannya dan memperburuk daya saing apalagi dengan kurs Rupiah yang menurun. Abdul minta pendapat Mendag kesiapan menyongsong MEA karena menurut Abdul banyak stakeholder yang kalah kompetitif.

Abdul saran ke Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru untuk tidak gunakan pendekatan business-as-usual, tapi pemikiran out-of-the-box. Bahwa perdagangan tidak hanya di dalam negeri tapi juga ke luar negeri. Menurut Abdul inilah yang akan menyelamatkan Indonesia. Abdul minta Mendag untuk carikan rumus bagaimana Indonesia menjadi juara perdagangan. Bagaimana mendorong ekspor dan selektif impor-impor konsumtif apa yang kita bisa tekan. Abdul menekankan bahwa sudah banyak Mendag yang sebelumnya ‘terjatuh’ duluan karena tersangkut dengan ‘Tim Mafia’. Abdul mengucapkan selamat kepada Mendag dan untuk kuat-kuatlah dalam menjalani tugasnya.

Bambang Haryo Soekartono dari Jatim 1. Bambang Haryo kecewa penyerapan anggaran di 2014 kecil sekali. Bambang Haryo pesan ke Menteri Perdagangan (Mendag) untuk tidak terulang lagi di 2015. Bambang harap Mendag tidak mengulang pencitraan-pencitraan yang akhirnya menjebak menterinya sendiri (yang dilakukan Mendag sebelumnya) karena kalau sampai program dan penyerapannya tidak terealisasikan, menurut Bambang ini lebih buruk daripada korupsi. Menurut Bambang kebijakan-kebijakan Mendag yang sebelumnya sudah betul, hanya komponennya banyak yang tidak ditindak lanjuti.

Bambang Haryo menyoroti bahwa dukungan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terhadap industri produksi masih kurang, seperti misalnya dukungan bagi industri UKM untuk mendapatkan sertifikasi SNI atau lainnya. Menurut Bambang Haryo kita ada 56 juta UKM yang kesulitan mendapatkan 1 sertifikasi. Bambang desak Mendag untuk mempermudah sertifikasi para UKM-UKM ini agar produk-produk Indonesia mudah di ekspor ke Eropa, dll.

Bambang prihatin melihat negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Thailand dan Philippina sudah siap memiliki sertifikasi halal. Bambang Haryo menilai ini berarti mereka sudah siap membidik segmen pasar Indonesia. Bambang Haryo minta klarifikasi dari Mendag strategi yang perlu disiapkan untuk membuat masyarakat mencintai produk-produk Indonesia.

Bambang Haryo desak Mendag untuk bisa kritisi permasalahan yang menjadi problem di industri kita. Mulai dari harga BBM yang waktu itu diprediksi Rp.12.000 tapi sekarang sudah Rp.13.800, ke infrastruktur kita (pelabuhan dan jalan raya) yang tidak mendukung iklim industri dan importir yang juga ‘mafia’ pangan. Bambang Haryo saran ke Mendag untuk kritisi ini secara internal saja dan tidak disiarkan ke publik. Bambang Haryo harap semoga Mendag tetap semangat, kuat dan tidak terpengaruh unsur-unsur dibawahnya yang tidak mendukung.

Heri Gunawan dari Jabar 4. Heri minta klarifikasi ke Menteri Perdagangan (Mendag) strategi apa yang sudah disiapkan untuk menghadapi lebaran haji Idul Adha dalam waktu dekat ini. Heri juga minta klarifikasi ke Mendag grand design dari Presiden Joko Widodo, apakah ingin menjadi imperialis nasionalis atau ‘abu-abu’. Heri berharap kebijakan Mendag kedepannya itu terus-menerus berkelanjutan dan tidak seperti anak kost yang waktunya tidak menentu.

Khilmi dari Jatim 10. Khilmi menilai latar belakang Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru hanya di keuangan saja membuat ia khawatir keputusan yang akan diambil nanti mengundang ‘masalah’. Khilmi menilai antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) tidak ada koordinasi selama ini. Menurut Khilmi kalau ada koordinasi antara satu Pemerintahan tidak akan terjadi kelangkaan bahan makanan seperti sekarang.

Khilmi menekankan bahwa Kemendag adalah salah satu kementerian yang akan menghadapi MEA. Khilmi tidak ingin Indonesia hanya menjadi penonton saja. Khilmi menyoroti lamanya proses sertifikasi di Kemendag yang bisa sampai memakan waktu 8 bulan lebih untuk mendapatkan sertifikat. Khilmi tidak ingin kita belum siap tapi sudah ‘diserbu’ dari luar negeri.

Fraksi Demokrat: Oleh Azam Asman Natawijana dari Jatim 3. Azam fokus kepada masalah dwelling time. Menurut Azam dwelling time disebabkan oleh dokumen. Kalau dokumen tidak beres, barang tidak akan keluar. Paling tidak ada 8 kementerian dan lembaga yang terkait isu dwelling time dan mengeluarkan paling tidak 20 izin-izin yang diperlukan.

Azam menyayangkan atas ditangkapnya Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Partogi Pangaribuan terkait isu dwelling time. Menurut Azam banyak badan dan lembaga yang punya kontribusi atas dwelling time. Walaupun Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan 74% izin di 2013 untuk dwelling time, Azam menilai perlu dikaji ulang karena belum tentu Kemendag yang memperlambat dwelling time. Menurut Azam kontribusi terbesar adalah pre-clearance sekitar 50%-60%.

Azam minta perhatian khusus Menteri Perdagangan (Mendag) mengenai persoalan dwelling time ini. Azam minta Mendag objektif dan bicara dengan kementerian lain mengenai dwelling time. Kalau memang ada yang kesalahan sampaikan dan kalaupun bukan sampaikan yang bukan kesalahannya.

Azam menegaskan ke Mendag bahwa UU Perdagangan sudah dibuat bersama, namun PP-nya baru satu yang keluar. Azam minta klarifikasi ke Mendag apakah sudah ada aturan atau belum yang mengikat importir menguasai barang impor. Apabila Mendag menilai UU Perdagangan sudah cukup jelas, Azam saran tidak perlu lagi menunggu dikeluarkannya PP karena khawatir nanti malam UU Perdagangannya tidak bermanfaat.

Wahyu Sanjaya dari Sumsel 2. Wahyu menilai ironis bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan anggaran yang relatif tidak memadai yaitu sebesar Rp.1,11 triliun mendapat opini Wajar-Tanpa-Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sementara pada 35 kementerian dan lembaga negara lainnya, Pemerintah mendapat opini Wajar-Dengan-Pengecualian (WDP) dari BPK.

Wahyu menyoroti ketidak setaraan dalam program pembangunan pasar-pasar. Menurut Wahyu saat ini tidak ada parameter yang jelas, sehingga ada alokasi yang berbeda-beda. Wahyu saran ke Menteri Perdagangan (Mendag) untuk mendalami dan memperbaiki ketidak setaraan ini.

Wahyu minta perhatian khusus kepada Mendag mengenai harga karet yang turun drastis ke Rp.6.000, terutama di Dapilnya. Menurut Wahyu patokan harga karet sekarang ini adalah Malaysia dimana total produksinya sedikit sekali. Wahyu menambahkan bahwa tahun depan Thailand akan produksi karet juga dan khawatir akan membuat harga karet makin merosot lagi.   

Fraksi PAN: Oleh Achmad Hafisz Tohir dari Sumsel 1 dan sebagai Ketua Komisi 6. Hafisz minta perhatian khusus Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru mengenai karet yang harganya sedang turun drastis.

Menurut Hafisz situasi yang dihadapi Menteri Perdagangan (Mendag) cukup kompleks: investasi yang masuk (baik dari dalam negeri maupun luar negeri) menurun, inflasi naik di angka 7% bahkan mungkin sampai double digit, pertumbuhan kredit melambat; Asian Development Bank prediksi pertumbuhan Indonesia hanya 4,5% dan World Bank prediksi 4,7%; kementerian dan lembaga ada yang baru 9% penyerapan anggarannya sampai saat ini; Bank Indonesia intervensi $100 juta per hari yang menggerus devisa kita; sehingga terjadi capital flight -- modal pindah ke luar negeri dan menurunkan kepercayaan untuk Indonesia.

Hafisz dorong Mendag untuk membuat roadmap perdagangan kedepannya seperti apa. Hafisz menekankan bahwa Komisi 6 siap mendiskusikan dan membicarakan jika roadmap itu sudah dibentuk. Hafisz menilai perdaganglah yang menjadi ujung tombak dan tolak ukur dari perekonomian kita.

Sungkono dari Jatim 1. Sungkono menilai Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru mampu mengatasi kartel di Indonesia. Sungkono dorong Mendag untuk melakukan perubahan. Sungkono harap, terlepas dari siapapun pemimpinnya, dapat mengubah kondisi perekonomian dan usaha saat ini. Sungkono harap semoga kebijaksanaan yang akan diambil akan mampu menjaga kedaulatan dan pro kepada rakyat kecil.

Primus Yustisio dari Jabar 5. Primus menggaris bawahi ke Menteri Perdagangan (Mendag) bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) adalah salah satu kementerian yang anggarannya ada peningkatan yaitu sebesar 14,2%. Namun Primus menilai anggaran tersebut tidak akan digunakan dengan baik kalau saat ini penyerapannya baru 20%. Primus menyoroti keluhan dari BUMN-BUMN yang terkena imbas UU Minerba dimana ekspor menurun drastis dan produknya perlu diolah dulu menjadi barang. Primus minta pandangan Mendag menyikapi situasi tersebut.

Primus minta klarifikasi komitmen Mendag untuk pelarangan minuman beralkohol di minimarket. Karena menurut Primus kalau masih ada minimarket yang masih menjual minuman alkohol berarti Kemendag sudah terjangkiti paham kapitalis.

Sehubungan dengan kasus dwelling time, Primus menyoroti bahwa belum ada penangkapan salah satu Direktur Jenderal (Dirjen) terkait masalah itu. Primus dorong Mendag untuk mempunyai strategi khusus untuk menyingkirkan kartel-kartel yang merajai perdagangan kita. Primus tekankan bahwa sudah banyak rekomendasi dari KPPU tapi tidak pernah ditanggapi oleh Kemendag yang sebelumnya. Primus desak Mendag untuk jangan tanggung-tanggung untuk berbuat sesuatu untuk bangsa ini dan jangan takut dimaki-maki oleh lawan karena Primus menilai Mendag usianya masih muda.

Fraksi PKB: Oleh M Nasim Khan dari Jatim 3. Menurut Nasim segala hal di bangsa ini bisa diselesaikan, tinggal butuh keseriusan saja. Nasim yakin di bidang perdagangan banyak penyelewengan yang bisa diselesaikan. Nasim ajak Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru untuk buka kerjasama perdagangan bersama lembaga hukum, HAM dan Kepolisian untuk menghadapi masalah yang terjadi. Nasim berharap prestasi yang dimiliki Mendag bisa sinergi dengan kerja nyatanya. Nasim ajak untuk buka pintu hati dan pikiran untuk bangsa karena kalau bukan kita, siapa lagi?

Nasim desak Mendag untuk cross-check perkembangan pasar modern, seperti Indomaret dan Alfamart, karena Nasim nilai berdampak buruk. Menurut Nasim sampai sekarang di Dapilnya kadang masih ada masalah antara Pemerintah, masyarakat dan investor.

Nasim menyoroti situs penjualan online seperti BukaLapak.com yang sehari penjualannya bisa mencapai Rp.500 juta. Nasim minta Mendag mencarikan cara bagaimana bisa merangkul dan mendorong mereka untuk bantu selesaikan permasalahan perdagangan. Menurut Nasim masih banyak lahan ayam dan sapi di Dapilnya yang tidak diberdayakan. Nasim tegaskan bahwa ia bukan momok tapi mitra untuk kesejahteraan pangan.

Nasim minta perhatian khusus Mendag mengenai Batu Akik yang ia anggap tidak ada perlindungannya. Nasim minta ke Mendag dibentuk sebuah Perusahaan Batu Berharga (Gem Company). Nasim harap ada bahan jadi yang diekspor keluar dan jangan ada barang mentah yang habis di ekspor dan ketika di impor masuk lagi, disebut European Style. Nasim mencontoh batik dan kopi dari Indonesia yang diimpor balik. Nasim berharap Mendag menunjukkan etos kerja biar lebih maksimal dan meningkatkan pertumbuhan.

Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz dari Jabar 3. Neng Eem prihatin atas kondisi pasar dalam negeri. Menurut Neng Eem pasar kita sangat berpotensi sehingga menjadi magnet bagi pedagang dari luar negeri. Menurut Neng Eem, pasar kita dibanjiri oleh produk-produk dari Cina, baik yang legal maupun yang ilegal. Karena harga produk-produk dari Cina jauh lebih murah, secara tidak langsung pelan-pelan produk Cina mendominasi pasar kita dan membunuh kreativitas dan bisnis-bisnis pelaku dalam negeri. Neng Eem minta perhatian khusus dari Menteri Perdagangan (Mendag) untuk bantu meregulasikan harga-harga di pasar kita.

Neng Eem menggaris bawahi bahwa penyerapan anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) buruk sekali, hanya 33%. Neng Eem menilai yang dirugikan tidak hanya Pemerintah saja tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Neng Eem desak Mendag untuk mempercepat penyerapan anggaran Kemendag berikutnya supaya tidak mandeg.  

Fraksi PKS: Oleh Adang Daradjatun dari DKI 3. Adang menyoroti hasil laporan tentang dana di Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang diblokir penggunaannya oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Adang minta klarifikasi ke Menteri Perdagangan (Mendag) alasan kenapa penggunaan dana tersebut di blokir.

Fraksi Nasdem: Oleh Nyat Kadir dari Kepri. Nyat Kadir dorong Menteri Perdagangan (Mendag) untuk juga membuat terobosan di daerah-daerah yang bukan penghasil beras dan sapi seperti Batam di Kepulauan Riau. Nyat Kadir dorong Mendag untuk bantu Pasar Belakangpadang yang lokasinya dekat Singapura tapi sudah 10 tahun proyeknya mangkrak. Nyat Kadir berharap Mendag menjabat sampai tidak hanya sampai 10 bulan mendatang tapi 4 tahun mendatang.

Zulfan Lindan dari Aceh 2. Karena Zulfan mendengar di media bahwa Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru belum memahami dunia perdagangan di Indonesia, di Rapat Kerja kali ini Zulfan ingin lebih berbagi dan memberikan masukan-masukan kepada Mendag. Menurut Zulfan yang paling penting perdagangan perlu ditangani secara strategis. Masalahnya sulit untuk strategis kalau laporan-laporan yang dibuat tidak detil. Menurut Zulfan laporan yang diterima menteri sering tidak detil dan masalahnya sistemik. Zulfan saran untuk Pemerintah minta rakyat Indonesia untuk ‘kencangkan ikat pinggang’. Menurut Zulfan tidak masalah kalau kita tidak makan daging jika memang keadaannya tidak memungkinkan. Biar saling merasakan sesama masyarakat semuanya.

Zulfan juga saran ke Mendag pentingnya koordinasi yang detil dengan menteri-menteri yang lain. Zulfan menyoroti program subsidi pupuk yang tidak konsisten, para pedagang ayam diteror oleh asosiasi-asosiasi pedagang ayam. Sementara menurut Zulfan di Thailand dan Vietnam petani di subsidi irigasinya. Zulfan menilai sulit untuk Indonesia bersaing kalau sesama kementerian tidak berkoordinasi dengan detil dan baik.

Zulfan menilai kita masih sibuk memikirkan apakah bangsa Indonesia itu sosialis atau kapitalis. Menurut Zulfan itu tidak penting, yang penting adalah rakyat sejahtera. Zulfan harap Mendag di pertemuan berikutnya bisa memberikan strateginya yang jelas dan membangun perdagangan Indonesia.   

Fraksi Hanura: Oleh M Farid Alfauzi dari Jatim 11. Menurut Farid sudah banyak cerita pesimis terhadap Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru karena latar belakangnya dari financial market dan pasar modal, bukan dari perdagangan. Farid optimis dengan latar belakang dan kecerdasan yang luar biasa, Mendag bisa ‘menyembuhkan’ negara kita. Farid bangga memiliki Pak Thomas Lembong sebagai Mendag. Farid berharap ada perbaikan luar biasa agar ada penyelesaian dari masalah yang tidak tuntas-tuntas.  

Respon Mitra

Berikut adalah beberapa respon dari Mendag terhadap masukan dan pertanyaan dari Anggota Komisi 6:

  • Terima kasih kepada Komisi 6 atas komentar dan masukan yang sungguh-sungguh.

  • Untuk menjawab alasan kenapa saya menerima jabatan ini, izinkan saya menggunakan ucapan rekan anggota Komisi 6 sendiri: kalau bukan kami, siapa lagi?

  • Ini kesempatan saya untuk membalas kepada negara dan keluarga saya. Saya sudah keliling kemana-mana untuk membantu kekurangan saya.

  • Ini kesempatan untuk kita melihat kembali situasi dengan pandangan yang segar. Apakah kita bisa upgrading industri-industri di Indonesia ini?

  • Ketika koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lain, Presiden sudah mengingatkan musuh nomor 1 kita adalah ego-sektoral.

  • Kami harapkan teamwork yang baik agar tidak teritorial dan tidak tersinggung jika kementerian dan Kemendag saling bersinggungan.

  • Orientasi secara umum, saya pragmatis saat ini. Saya bukan orang yang terlalu ideologis, yang penting rasional dan pragmatis. Bagaimana bisa seefisien mungkin dengan hasil yang sebaik mungkin.

  • Karena banyak komponen daya saing letaknya di kementerian teknis (KKP, Kemenperin, Kementan), kami menyadari ini memerlukan kerjasama antara kementerian teknis dan Kemendag.

  • Saya memerlukan waktu karena saya sendiri masih 1 minggu. Saya setuju untuk tidak muluk-muluk dulu dan janji akan berusaha sekeras-kerasnya memanfaatkan tenaga saya untuk menopang upaya ekspor.

  • Saya cenderung melihat kesempatan dalam banyak keadaan.

  • Sebetulnya masalah dwelling time itu lebih rumit daripada yang diberitakan media.

  • Sekali ketika keluar dari dwelling time barang yang tidak standar lepas ke pasar akan menjadi skandal besar.

  • Mohon pengertiannya Komisi 6 atas dwelling time. Maaf sekali dalam seminggu ini saya fokus ke sapi dan ayam dan tidak pada dwelling time.

  • Presiden Joko Widodo tidak pukul rata atau serekah menyikapi dwelling time. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat akan hal ini.

  • Saya perlu waktu untuk periksa kondisi SDM di kementerian kami. Saya orang yang tidak konfrontasional tapi orang yang ingin membantu. Orang di kementerian saya lihatnya baik-baik saja.

  • Keinginan saya adalah cari cara inovatif dan membenahi dengan penuh penghormatan. Reformasi struktural itu akan ada kesakitan dari waktu-ke-waktu.

  • Kami mohon untuk menyampaikan jawaban secara tertulis.

Kesimpulan

  1. Komisi 6 menerima Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Kemendag dan tindak lanjutnya.

  2. Komisi 6 memberi catatan untuk kebijakan Kemendag harus bersifat rasional dan harus berpihak kepada rakyat.

  3. Realisasi anggaran Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2014 sejumlah Rp.1.783.147.744.122 yaitu 75,71% dari total anggaran Kemendag di 2014.

Rapat ditutup oleh Pemimpin Rapat pukul 23:21 WIB.

 

Untuk membaca rangkaian livetweet Rapat Kerja dengan Menteri Perdagangan mengenai hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Kementerian Perdagangan tahun 2014 kunjungi http://chirpstory.com/li/280996.


wikidpr/sith