Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas Sore) Ekor QZ8501 ditemukan Sersan Mayor Bovlen Sirait dan Sersan Kepala Oo Sudarna

12/12/2018



Pada hari ke-11 pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang di Laut Jawa, Rabu (7/1) pukul 10.30, tim SAR gabungan menemukan ekor pesawat tersebut. Di kepingan reruntuhan pesawat yang ditemukan tertera tulisan ”AX” dan ”AIR”.

”Semalam, kapal-kapal yang berada di daerah pencarian prioritas kedua, yang berada di sebelah barat sektor prioritas pertama, tanpa henti melakukan pencarian bawah air dengan sistem sonar. Hasilnya, ditemukan ekor pesawat,” kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) FHB Soelistyo, Rabu, di Jakarta.

Soelistyo menuturkan, hingga pukul 05.00 hari ini Kapal MGS Geosurvey mendeteksi keberadaan lima obyek besar. Dari kelima obyek tersebut, obyek yang terakhir diduga kuat merupakan bagian dari pesawat. Obyek tersebut berdimensi 10 meter x 5 meter x 3 meter.

Kemudian, sekitar pukul 08.00 temuan tersebut dipindai lagi dengan alat multibeam echosounder sehingga didapat suatu citra yang menampakkan obyek yang berbeda di sekelilingnya. Ketika mendapatkan laporan tentang temuan itu, Soelistyo meminta agar dipastikan kembali, terutama untuk mendapatkan gambar obyek tersebut.

Akhirnya, dua penyelam dari tim pelopor penyelam yang berada di Kapal MGS Geosurvey turun untuk memastikan sekaligus mengambil gambar. Penyelam berhasil memotret obyek tersebut, terutama huruf ”AX” dan tulisan ”AIR”. Huruf ”AX” berada di bagian belakang pesawat yang bertuliskan ”PK-AXC”. Sementara tulisan ”AIR” merupakan bagian tulisan AirAsia di ekor pesawat.

”Dengan demikian, saya simpulkan obyek ini merupakan ekor pesawat AirAsia yang selama ini kita cari. Sekaligus saya menyatakan, bagian ekor pesawat ditemukan di sektor prioritas kedua, bukan sektor prioritas pertama,” tutur Soelistyo.

Hingga Selasa kemarin ditemukan tujuh obyek besar yang diduga merupakan bagian dari pesawat di sektor prioritas pertama. Namun, ketujuh obyek tersebut belum bisa dipastikan merupakan bagian dari pesawat. Usaha untuk mengambil gambar atau foto oleh penyelam dan alat remotely operated vehicle (ROV) terkendala kuatnya arus di bawah laut yang berkecepatan 2-4 knot.

Sementara itu, kelima obyek besar terakhir berada di sektor prioritas kedua. Sektor tersebut ditambahkan pada Senin lalu dengan pertimbangan merupakan titik koordinat terakhir hilangnya pesawat AirAsia. Soelistyo menduga, pesawat tersebut jatuh dari ketinggian 32.000 kaki dan berada di radius 5 kilometer.

Hingga siang ini, setidaknya terdapat lima kapal yang berada di sektor prioritas kedua. Kelima kapal tersebut adalah Kapal MGS Geosurvey, KN Baruna Jaya 1, KN Trisula, KN Andromeda, dan KN Jadayat. ”Hingga siang ini, mereka masih berusaha mendeteksi keberadaan flight data recorder atau black box,” kata Soelistyo.

Evakuasi jenazah

Tim gabungan Basarnas juga menemukan dan mengevakuasi satu jenazah sehingga total terdapat 40 jenazah yang telah dievakuasi. Saat ini, jenazah tersebut masih berada di KRI Banda Aceh dan akan segera dibawa ke Pangkalan Bun.

Rabu pagi, dua jenazah penumpang diterbangkan dari Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah) ke Surabaya (Jawa Timur) untuk diidentifikasi oleh tim DVI. Kedua jenazah masing-masing ditemukan pada Selasa.

”Dari proses identifikasi awal, kedua jenazah adalah perempuan dewasa,” kata Komandan Lanud Iskandar Letnan Kolonel Penerbang Jhonson Simatupang.

Sesuai informasi yang diperoleh dari Lanud Iskandar, dalam pencarian hari ini ada delapan pesawat yang dikerahkan. Masing-masing adalah CN 295 (C/S A 2906) TNI AU, CN 295 (C/S A 290) TNI AU, C-130 Hercules (C/S A1319) TNI AU, 8737-200 (AL-7903) TNI AU, Superpuma (H-3214), Superpuma (HT-3310), P-3C (KN-01) Korean Navy, dan BE-200 (RF-31121) Russian.