Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas.com) Dua Menteri Kunjungi "Smelter" Stainless Steel Pertama di Indonesia

12/12/2018



JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengunjungi pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di Morowali, Sulawesi Tengah, pada Minggu (23/8/2015).

Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui keterangan resminya menuturkan, smelter milik kongsi Bintang Delapan Group dengan perusahaan asal Tiongkok, Tsingshan Group tersebut merupakansmelter stainless steel pertama di Indonesia.

“Ini merupakan industri mineral mulai dari bijih nikel atau ore sampai stainless steel pertama di Indonesia. Ke depan akan terus dikembangkan sampai produk akhir,” kata Saleh.

Saleh mengatakan, smelter tersebut memberikan nilai tambah dari kegiatan hilirisasi tambang. Perhitungannya, harga bijih nikel mentah sebesar 30 dollar AS per metrik ton. Jika diolah menjadi bahan setengah jadi (pig iron), maka harga jualnya menjadi 1.300 dollar AS per metrik ton.

“Nah kalau sudah menjadi stainless steel harganya 2.800 dollar AS per metrik ton. Berapa kali lipat jika dibanding hanya berupa bahan mentah? 70 kali!” ucap Saleh.

Proyek smelter SMI tahap pertama diresmikan Presiden Joko Widodo, Mei lalu dengan investasi mencapai 635,57 juta dollar AS.Smelter tahap pertama berkapasitas produksi 300.000 ton per tahun dengan didukung PLTU berkapasitas 2 x 65 megawatt (MW).

Saat ini pembangunan smelter sudah masuk tahap kedua, dengan nilai investasi sebesar 1,04 miliar dollar AS. Kapasitas smeltertahap kedua sebesar 600.000 ton, dengan dukungan PLTU sebesar 2 x 150 MW. “Diharapkan selesai Desember tahun ini,” ucap Saleh.

Lebih lanjut dia menuturkan, pembangunan pabrik tahap ketiga ditargetkan memiliki kapasitas 300.000 ton, dengan dukungan PLTU sebesar 300 MW. Direncanakan, smelter dengan nilai investasi mencapai 820 juta dollar AS ini bisa rampung pada akhir 2017.

“Ke depannya, dengan proyeksi terbangunnya Pabrik Stainless Steel berkapasitas 2 juta mtpa (million tons per annum) di tahun 2019 dan berkembangnya industri-industri hilir lainnya, maka diperkirakan di Kawasan Industri Morowali Tsingshan ini akan terserap sekitar 80.000 tenaga kerja,” ujar Saleh.