Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas.com) Setelah 69 Tahun FIR Dikuasai Singapura, Indonesia Siap Ambil Alih Tahun 2019

12/12/2018



JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia menyatakan siap untuk mengambil alih pelayanan ruang udara atau flight information region (FIR) di kawasan udara Natuna dan juga kawasan Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia. Persiapan teknologi hingga sumber daya manusia dipercepat agar FIR yang dikuasai Singapura sejak tahun 1946 itu bisa diambil alih paling lambat tahun 2019.

"Arahan Presiden bahwa kami dalam 3-4 tahun ini mempersiapkan peralatan-peralatan dan personel yang lebih baik sehingga ruang udara kita dapat dikelola sendiri oleh Indonesia. Selama ini, itu ditugaskan Singapura untuk mengelolanya," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Istana Kepresidenan, Selasa (8/9/2015).

Hari ini, Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Nasir, serta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Dia menyebutkan, Pemerintah Indonesia juga akan berbicara kepada Indonesia dan Malaysia terkait rencana pengambilalihan layanan wilayah udara yang memang masuk dalam teritori Indonesia tersebut. Selama ini, Jonan menyebutkan, pengelolaan FIR di kawasan Natuna dan Kalimantan Utara dilakukan Singapura karena teknologi yang belum dimiliki Indonesia.

Sementara itu, FIR diperlukan untuk memberikan keselamatan dalam penerbangan sipil. Indonesia, lanjut dia, juga mengelola FIR negara lain, seperti Christmas Island (Australia) dan Timor Leste. KSAU Marsekal Agus Supriatna mengungkapkan, untuk proses pengambilalihan itu, semua peralatan navigasi akan disiapkan oleh Kementerian Perhubungan.

Sementara itu, hubungan diplomasi dengan Singapura akan dijalin oleh Kementerian Luar Negeri.

"Jadi, ini bersama-sama semua sehingga pada saat siap semuanya, dengan kesiapan itu, ya langsung. Alatnya siap, Kemenlu sudah melobi baik, ya sudah, serahkan ke kita. Serahkan ke kita pun, kita harus tanggung jawab karena ini untuk safetypenerbangan, tidak sembarangan," ungkap Agus.