Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(MetrotvNews) Percepat Program 35 Ribu MW, Dua Kebijakan Siap Meluncur

12/12/2018



Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah akan menerbitkan dua kebijakan sebagai upaya mempercepat terealisasinya program 35 ribu megawatt (mw) dalam kurun waktu lima tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said akan segera menyiapkan dua Peraturan Menteri (Permen) untuk membantu mempercepat program besar yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla ini.

"Akan ada dua peraturan baru," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 24 Juli 2015.

Dua peraturan itu, sebut Sudirman, mengenai proporsi energi mixed. Sudirman menjelaskan bahwa Wakil Presiden Jusuf kalla meminta dalam merealisasikan program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu mw ini porsi-porsi energi yang menjadi sumber energi pembangkit harus sesuai yakni 50 persen berasal dari batu bara, 25 persen dari gas, dan 25 persen dari energi baru dan terbarukan.

"Satu, proprosi energi mixed. Wapres minta 50 persen batu bara, 25 persen gas, dan 25 persen dari energi baru dan terbarukan. Supaya pada waktu melakukan tender proporsi ini terjaga," jelas Sudirman.

Hal ini merupakan target ambisius pemerintah, ditambah dengan menaruh porsi 25 persen untuk pembangkit dengan sumber energi berasal dari energi baru terbarukan. Kendati demikian, kebijakan ini diklaim sesuai dengan kebijakan energi nasional.

"Satu target yang ambisius tapi itu sejalan dengan kebijakan energi nasional. Tekanan akan pada solar, hydro dan geothermal," ujar dia.

Kemudian, peraturan kedua, Sudirman mengatakan peraturan yang ini PT PLN (Persero) didorong untuk membagi peran yakni antara ikut membangun pembangkit listrik dan membangun transmisi.

"Peraturan kedua adalah PLN akan didorong untuk membagi peran. Dari 35 ribu sekarang PLN 5 ribu sisanya transmisi. Tapi transmisi juga akan melibatkan swasta nasional maupun asing. Keterlibatannya seperti apa, ini yang sedang dibicarakan," pungkas dia.