Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

Persiapan MEA 2016 - Rapat Kerja Komisi 6 dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, Menteri Koperasi dan UKM, Kepala BKPM dan Kepala BSN

12/12/2018



Pada 6 April 2015 Komisi 6 mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), AAGN Puspayoga, Menteri Badan Usaha Milik Negara (MenBUMN) Rini Soemarno, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Bambang Prasetya, terkait penguatan industri gula, Penyertaan Modal Negara (PMN) di BUMN, standarisasi dan Kawasan Ekonomi Khusus dalam persiapan Masyarakat Ekonomi Asean 2016 (MEA 2016).

Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi 6 Achmad Hafisz Tohir dari Sumsel 1.

Pemaparan Mitra

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Menteri Perindustrian, Saleh Husin:

  • Demand untuk gula sebesar 5.7 juta ton.

  • Ada 62 perusahaan gula di Indonesia dengan kapasitas produksi pabrik 4.000 ton tebu per hari.

  • Untuk revitalisasi industri gula kami butuh lahan baru, investasi dan insentif untuk produksi gula.

  • Kami membuka Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei, Tanjung Api-Api, Tanjung Lesung, Mandalika, Palu, Maloy, Bitung dan Morotai.

  • Untuk menghadapi MEA 2016, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan dikembangkan.

Berikut adalah pemaparan dari MenBUMN, Rini Soemarno:

  • Kami fokus untuk meningkatkan kapasitas produksi gula.

  • Kita ada 50 pabrik gula yang dapat bahannya dari petani tebu rakyat. Hasilnya 1.5 juta ton.

  • Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei untuk Kelapa Sawit dan Infrastruktur

  • Biaya logistik kita tinggi dibanding negara-negara ASEAN yang lain. Kami dorong BUMN melakukan sinergi untuk membangun konektivitas barat-timur.

  • Kami harap biaya logistik makin rendah agar harga barang di timur bisa makin kompetitif.

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Mendag, Rachmat Gobel:

  • Atas rekomendasi Menperin, kami memberikan izin import raw sugar untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman dalam negeri.

  • Target kami adalah Indonesia menjadi basis ekspor dan produksi di 2019.

  • Menggandakan ekspor 3 kali lipat dan ekspor manufaktur naik hingga 65% pada tahun 2019.

  • Peningkatan kapasitas harus dilakukan agar investasi meningkat di Indonesia.

  • Standar Nasional Indonesia (SNI) harus cepat diberlakukan untuk pengawasan mutu barang dan peningkatan daya beli masyarakat.

Berikut adalah beberapa pemaparan dari MenkopUKM, AAGN Puspayoga:

  • Ratusan koperasi tidak aktif maka kami update terus agar bisa diperkuat.

  • Koperasi kami minta dilibatkan dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

  • Sekarang program ini sudah jalan, namun kami rekomendasi jangan ada lagi program pupuk subsidi kedepannya karena menjadi sarang korupsi. Banyak pupuk yang dioplos, diganti kemasan dan dijual dengan harga bukan pupuk subsidi.

  • Dalam menghadapi MEA 2016 ada Peraturan Presiden (Perpres) mengenai izin usaha mikro kecil yang prinsipnya adalah penyederhanaan perizinan usaha mikro kecil.

  • Usaha mikro kecil cukup dapat izin dari Kecamatan sekarang. Kami juga kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk beri kartu kredit untuk akses pembiayaan.

  • Mengenai hak cipta kami sedang perjuangkan agar hasil kerja seniman dalam negeri tidak diambil oleh luar negeri.

  • Kita sedang mencoba Kredit Usaha Produktif. Dananya tidak keluar dari APBD. Pemerintah Daerah tugasnya untuk pendampingan.

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Kepala BKPM, Franky Sibarani:

  • Untuk pabrik gula yang ingin dibangun wajib membuat lahan untuk perkebunan tebu terlebih dahulu.

  • Presiden memerintahkan 22 Menteri untuk melimpahkan wewenang ke BKPM Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Kepala BSN, Bambang Prasetya:

  • Dalam rangka persiapan MEA 2016 kami mempersiapkan program a) fasilitasi dan pendampingan UKM; b) mendorong perdagangan antar provinsi; c) regulasi sektoral dan asosiasi profesi; dan d) produk halal.

Pemantauan Rapat

Berikut adalah beberapa respon dari fraksi-fraksi terhadap pemaparan dari Mitra Rapat:

Fraksi Golkar: Oleh Dodi Reza Noerdin dari Sumsel 1. Dodi menilai pengamanan pasar dalam negeri masih lemah. Menurut Dodi kalau EU bisa melakukan proteksi untuk pasar mereka kenapa Indonesia tidak melakukan hal yang sama.

Fraksi Gerindra: Oleh Bambang Haryo Soekartono dari Jatim 1. Bambang harap pembangunan kawasan industri (Kawasan Ekonomi Khusus) terintegrasi dengan pelabuhan.

Abdul Wachid dari Jateng 2. Abdul fokus kepada Kementerian Perindustrian. Sehubungan dengan penerbitan izin impor raw sugar, Abdul menggaris bawahi bahwa pada kwartal pertama izin impor yang diterbitkan sebanyak 672.000 ton dan pada kwartal kedua 945.643 ton. Abdul minta klarifikasi kepada Menteri Perindustrian dasar dari penentuan jumlah impor tersebut. Abdul juga mengingatkan bahwa Komisi 6 akan membentuk Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Penyertaan Modal Negara (PMN). Panja Pengawasan PMN ini akan awasi industri gula dengan ketat.

Khilmi dari Jateng 10. Sehubungan dengan rencana penguatan industri gula, Khilmi melaporkan kepada Menteri BUMN dan Menteri Perindustrian bahwa pabrik gula di Lamongan belum mempunyai tanaman tebunya. Khilmi khawatir pabrik gula ini nantinya akan minta rafinasi saja.

Fraksi Demokrat: Oleh Azam Asman Natawijana dari Jatim 3. Azam fokus kepada rencana penguatan industri gula. Menurut Azam di 2004 BKPM tidak peduli dengan surat dari Menteri BUMN. Bahwa masalah dari industri gula sudah 11 tahun adalah isu rafinasi gula terus. Menurut Azam kunci masalah gula adalah di Menteri Perindustrian bukan di Menteri Perdagangan (Mendag). Azam menilai kalau Mendag mau impor 3 juta ton gula rafinasi di 2015 akan menimbulkan masalah. Azam mendorong Pemerintah untuk lebih memikirkan dan berpihak kepada petani.   

Fraksi PAN: Oleh Achmad Hafisz Tohir dari Sumsel 1 dan sebagai Ketua Komisi 6. Achmad menilai saat ini sektor UMKM dan sektor industri di Indonesia masih lemah untuk produksi.

Nasril Bahar dari Sumut 3. Kepada Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Nasril anggap MenkopUKM tidak serius karena pemaparan yang dibagikan hanya satu halaman. Sehubungan dengan rencana penguatan industri gula, menurut Nasril ada pihak yang menggembosi kebijakan Pemerintah dan ragu akan swasembada pangan dalam 3 tahun. Menurut Nasril swasembada gula itu seperti mimpi karena selalu tertunda dan tidak ada kesungguhan dari Pemerintah. Nasril saran agar petani di Lampung bertanam singkong saja daripada tebu apalagi setelah merujuk pernyataan Menteri BUMN bahwa banyak pabrik-pabrik gula di Indonesia sudah berumur 100 tahunan. Nasril saran agar program revitalisasi gula tanggung jawabnya diserahkan kepada Menteri Perindustrian saja bukan kepada Menteri Pertanian.

Sehubungan dengan persiapan menghadapi MEA 2016, Nasril meragukan manfaat MEA 2016 untuk Indonesia dan menilai justru penduduk Indonesia yang akan dimanfaatkan sebagai konsumen oleh negara lain. Nasril belum melihat edukasi kepada pelaku UKM untuk antisipasi MEA 2016 bahkan di nomenklatur anggaran belum ada. Nasril menilai secara produk dan sumber daya manusia belum siap untuk menyongsong MEA 2016.  

Fraksi PKS: Oleh Tifatul Sembiring dari Sumut 1. Menurut Tifatul datangnya MEA 2016 adalah tantangan bagi Indonesia karena negaranya masih konsumtif daripada produktif. Tifatul menilai talenta dari anak-anak bangsa kita besar sekali jadi sebenarnya pasar dalam negeri sendiri sudah besar tapi tidak dioptimalkan. Oleh karena itu Tifatul mendorong menteri-menteri untuk memberikan environment yang mendukung inovasi anak-anak bangsa sendiri. Tifatul saran agar Pemerintah jangan asal buka akses kepada pasar Indonesia dan agar Pemerintah memberikan bimbingan bagaimana mengembangkan pasar. Tifatul juga saran kepada Pemerintah untuk jangan memungut pajak terlalu dini karena akan mematikan motivasi anak-anak bangsa untuk berinovasi. Tifatul usul untuk Pemerintah membuka expo untuk pedagang-pedagang UKM agar menstimulasi gerakan ekonomi masyarakat. Untuk antisipasi MEA 2016, Tifatul minta Pemerintah perketat standarisasi barang-barang impor agar jangan sampai pasar kita habis oleh barang-barang dari luar.  

Fraksi PPP: Oleh Iskandar D. Syaichu dari Jatim 10. Sehubungan dengan rencana penguatan industri gula, Iskandar merujuk kepada pernyataan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia bahwa jelas ada mafia gula. Iskandar saran untuk segera membentuk Panitia Kerja (Panja) Gula Rafinasi. Iskandar saran untuk Pemerintah jangan fokus untuk menggenjot produksi gula saja, tapi melanjutkan program SBY untuk perkebunan tebu.(sumber)

Sehubungan dengan izin usaha mikro kecil yang dicanangkan Menteri Koperasi dan UKM, Iskandar minta klarifikasi apa tujuan akhir dari program ini.  Sehubungan dengan target investasi dari BKPM, Iskandar menilai sebagian besar target investasi diarahkan dari Korea Selatan.Namun demikian menurut Iskandar banyak proyek investasi dari Korea Selatan dibatalkan. Iskandar minta klarifikasi kenapa BKPM memprioritaskan Korea Selatan.

Fraksi Nasdem: Oleh Nyat Kadir dari Kepri. Menurut Nyat Kadir permintaan dari masyarakat adalah membuka kran impor untuk di daerah perbatasan dan ditangani oleh Bulog.

Respon Mitra

Berikut adalah respon dari Mendag terhadap masukan dan pertanyaan dari Anggota Komisi 6:

  1. Kami tidak impor beras tetapi kalau harga beras naik kita diskusikan dengan Pemda. Pilihan terakhir adalah impor.

Karena waktu yang tidak cukup, Pemimpin Rapat meminta jawaban tertulis dari para Mitra Rapat atas pertanyaan-pertanyaan hari ini.

Untuk membaca rangkaian livetweet Rapat Dengar Pendapat dengan Mendag, Menperin, MenkopUKM, MenBUMN, Kepala BKPM dan Kepala BSN kunjungi http://chirpstory.com/li/260491.