Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Radar Cirebon) Jokowi Ingin Industri Pesawat Pindah ke Majalengka

12/12/2018



BANDUNG- Presiden Jokowi menginstruksikan relokasi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ke Majalengka. Industri pesawat tersebut di Kota Bandung saat ini dinilai tidak representatif karena terlalu kecil.

Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT DI, Budi Santoso usai bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate Kota Bandung, Kamis (18/8). Menurut Budi, dirinya dipanggil Presiden Jokowi ke Jakarta beberapa waktu lalu dan Presiden menanyakan luas pabrik PT DI saat ini.

Presiden pun terkejut karena PT DI berdiri di lahan seluas 50 hektare. “Masa pabrik kapal terbang (luasnya) 50 hektare, nanti enggak maju-maju,” kata Budi menirukan ucapan Presiden. Karena itulah, Majalengka kemudian menjadi pilihan relokasi dan langsung direstui oleh Presiden.

Nantinya, kata Budi, lokasi baru industri kebanggaan nasional ini akan berada di kawasan aerocity Kertajati, yang juga berdekatan dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Luas lahannya ditargetkan 5-6 kali lebih luas dari yang ada saat ini.

Namun, sambungnya, pemindahan PT DI ini dilakukan paling cepat dua-tiga tahun yang akan datang. “Ini masih dalam tahap awal, karena kita juga ingin tahu bagaimana perencanaannya di (kawasan aerocity) Kertajati, supaya schedule dan lain-lain disesuaikan,” katanya.

Pihaknya berharap lahan yang dibutuhkan bisa segera diperoleh. “Lahan dulu, yang penting lahan sudah dapat, kita akan rencanakan. Setelah (BIJB) Kertajati berdiri, baru kita mulai. Lahannya ada dulu, kita rencanakan secara bertahap memindahkan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia katakan, nantinya PT DI di Kertajati ini khusus mengerjakan pesawat komersial. Adapun pengerjaan pesawat militer akan tetap dilakukan di lokasi PT DI saat ini yang berada di samping Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik rencana pemindahan PT DI tersebut. Menurutnya, hal ini akan berdampak positif terhadap keberadaan BIJB Kertajati. “Bandara (Kertajati) ini kan cukup besar, mungkin setara (bandara) Cengkareng. Lebih besar lagi karena ada aerocity. Di antara aerocity itu kemudian ada PT DI yang pindah ke sana,” katanya.

Dengan hadirnya PT DI,kawasan aerocity Kertajati diharapkan bisa lebih berkembang. “Dampaknya semakin bagus, semakin positif. Tidak saja bandara komersial, tapi saat bersamaan juga ada industri pesawat terbang komersial. Ini kanjadi kebanggan kita,” katanya.

Terlebih, desain BIJB Kertajati yang memiliki tiga landasan pacu bisa dimanfaatkan oleh PT DI untuk uji coba pesawat. “Dengan luas (BIJB Kertajati) 1.800 ha, bisa tiga runway. Efektif dua runway. Ketiga bisa PT DI. Ini kolaborasi yang baik, yang menjamin masa depan insutri kedirgantaraan kita,” bebernya.

Aher pun memastikan ketersediaan lahan untuk PT DI di Kertajati. Luas total aerocity Kertajati sendiri mencapai 3.600 hektare. “Jadi kalau dikurangi 250-300 hektare untuk PT DI, masih tersisa banyak,” katanya, seraya mengakui lahan tersebut belum seluruhnya dibebaskan. Oleh karena itu, pihaknya akan segera menetapkan peta lokasi untuk merancang peruntukkan lahan seluas 3.600 hektare tersebut.

“Merancang dulu secara baik peruntukannya, sehingga metropolitan 3.600 hektare ini tumbuh jadi kawasan baru, kawasan satelit baru yang tidak boleh terlupakan,” katanya. Disinggung adanya industri pesawat lain yang akan masuk ke aerocity Kertajati, menurutnya hal itu bukan masalah. “Bagus saya kira, senafas dengan PT DI. Bagus saya kira, karena tidak ada satu pesawat yang dibuat sendirian,” pungkasnya.