Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

Kimia Farma, Indo Farma & Bio Farma - Rapat Dengar Pendapat Komisi 6 dan Deputi Bidang Usaha dan Industri Strategi Kementrian BUMN RI, Kimia Farma, Indo Farma dan Bio Farma

12/12/2018



Komisi 6 DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Deputi Bidang Usaha dan Industri Strategi Kementrian BUMN RI, Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Direktur Utama PT Indo Farma (Persero) Tbk, dan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) pada Kamis 16 April 2015.

Ketua Rapat Bambang Haryo dari Jawa Timur 1 membuka rapat. Ketua rapat memperkenalkan diri dan anggota-anggota Komisi 6 yang hadir saat RDP. Agenda RDP yaitu mendengarkan pemaparan dari mitra Indo Farma, Kimia Farma dan Bio Farma mengenai evaluasi kerja tahun 2014 dilanjutkan dengan pendalaman oleh anggota Komisi 6.

Pemaparan Mitra Kerja

Dirut PT Bio Farma menjabarkan bahwa mereka siap melawan produk bahan baku impor dengan ekspor. Dan rencana di bulan depan, mereka akan meresmikan bahan baku kimia pertama dari Indonesia. Menjelaskan bahwa vaksin mereka sudah tidak lagi terkontaminasi oleh enzim babi. Serta, upaya mengembangkan UKM untuk gurame di Ciamis dan mengembangkan koi jepang di Sukabumi Utara. Apa yang mereka jabarkan mengenai rencana kedepan akan diawasi oleh BPOM RI dan juga OJK RI maka tidak akan melakukan pembohongan publik. 

Pemantauan Rapat :

Berikut adalah respon dari Fraksi-fraksi terhadap penjelasan selama rapat:

Fraksi Golkar : Oleh Dwie Arum dari Lampung 1. Dwie menanyakan bagaimana kesiapan BioFarma meminimalkan impor bahan baku di tengah melemahnya nilai tukar rupiah bagi industri farmasi.

Endang Srikarti dari Jateng 5.  Endang mendengar kabar bahwa ketidakmauan masyarakat di Dapilnya menggunakan Pil KB (Keluarga Berencana) karena ada informasi Pil KB ada kandungan babinya. Endang menghimbau harus ada sosialisasi Keluarga Berencana (KB) untuk rakyat Indonesia. Sehubungan dengan Inseminasi Buatan (IB), Endang menanyakan mengenai apakah suntik hamil sapi bisa digunakan ke manusia dan apakah akan mengakibatkan kehamilan. Sehubungan dengan Corporate Social Responsibility (CSR), Endang mengingatkan bahwa program CSR adalah kewajiban dan tanya kepada jajaran Kimia Farma, Indo Farma dan Bio Farma apakah program CSR mereka sudah dirasakan oleh rakyat atau belum.

Fraksi Gerindra: Oleh Bambang Haryo S dari Jatim 1. Bambang mengatakan core business dari Kimia Farma, Bio Farma, dan Indo Farma masih belum jelas. Menurut Bambang seharusnya perlu ada pembagian peran, yakni Indo Farma fokus ke pembuatan obat, namun marketing dan penjualan oleh Kimia Farma. Kedepannya, Bambang berharap BUMN bisa dominasi industri obat, agar bisa kontrol harga untuk rakyat.

Fraksi Demokrat: Oleh Melani Suharli dari DKI 2 : Melani menanyakan sikap bagaimana Indo Farma, Kimia Farma, Bio Farma tentang obat racikan dokter yang dapat diterima namun yang tidak diketahui apa isinya serta efek sampingnya.

Fraksi PKB: Oleh Siti Mukaromah dari Jateng  8. Siti menanyakan mengapa imunisasi masih memungut biaya sebesar Rp.20,000 - Rp.25,000? Padahal itu semua adalah hak rakyat secara mutlak. Siti mengingatkan untuk tetap menjunjung tinggi optimalisasi peran sosial kepada masyarakat, betul-betul efisien dan profesional.

Fraksi PKS: Oleh Refrizal dari Sumbar 2. Refrizal mengingatkan agar Kimia Farma jangan terlalu asik dengan impornya. 

Respon Mitra:

Setelah mendengar berbagai pendalaman serta pemaparan yang disampaikan oleh Komisi 6, mitra kerja pun menyampaikan respon secara ringkas dan jelas. Kimia Farma menjelaskan mereka akan bekerja sama dengan Kemenperin kedepannya untuk investasi produksi bahan baku yang akan dimulai dengan melatih petani agar bekerja secara sustainable dan mandiri; dan juga mengembangkan produk-produk UKM.

Di dalam KB memang tadinya enzim babi digunakan untuk mengembangkan virus, tetapi telah ditarik karena mengingat babi mengandung sesuatu yang haram. Tidak akan melakukan kecurangan-kecurangan publik karena mereka selalu diawasi BPOM dan OJK. 

Kesimpulan Rapat:

  1. Komisi 6 meminta kepada Kementerian BUMN dan PT. Bio Farma untuk melakukan mediasi kepada Menteri Kesehatan RI dalam rangka menyelesaikan masalah fasilitas vaksin flu burung.
  2. Komisi 6 meminta PT. Kimia Farma, Indo Farma, dan Bio Farma untuk melakukan sinergi pada pelaksanaan kegiatan usahanya dalam rangka menjamin ketersediaan obat.
  3. Komisi 6 mendukung PT Kimia Farma utk pengembangan bisnis terintegrasi pd bahan baku obat,jaringan distribusi, jaringan apotek, laboratorium klinik.

Untuk membaca rangkaian livetweet RDP Komisi 6 dengan mitra kerjanya (PT BioFarma, Indo Farma, Kimia Farma) silakan kunjungi http://chirpstory.com/li/263376

Sumber gambar: http://article.wn.com/view/2012/10/31/WHO_Harapkan_Bio_Farma_Tingkatkan_Produksi_Vaksin/

 

wikidpr/yc