Berita Terkait
- (Tempo.co) Tanggulangi Terorisme, Wiranto: Perbaiki Sistem LP
- (TigaPilarNews) Panglima TNI Ingin Kembangkan Sistem Pertahanan di Pulau Biak
- (DetikNews) Ini Poin-poin di UU Terorisme yang Akan Direvisi
- (Kompas.com) Komnas HAM: Revisi UU Terorisme Perlu Diselaraskan dengan Pasal KUHP
- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme - Rapat Komisi 3 dengan BNPT
- (DetikNews) Koopssusgab, Satuan Gabungan Elite TNI untuk Buru Teroris
- Abdul Hakim: Makin Beragama Harus Makin Pancasilais, Bukan Malah Mendukung ISIS
- (Kompas) Ideologi Radikal Susupi Media Sosial
- (Kompas) Opini Wakil Presiden Jusuf Kalla: NIIS dan janji Surga
- (Tempo) Menlu Irak: Kami Butuh Indonesia untuk Perangi ISIS
- (Kompas) Perppu Anti Teror: Pentingnya Dasar Hukum Pencegahan
- (Kompas) Dinamika Blokir Web: Memilah Informasi di Era Digital
- (Kompas) Perppu Anti-Terorisme Dirancang, Kunci Melawan Radikalisme adalah Pluralisme
- (Kompas) ISIS Ancam Serbu Nusakambangan, Polisi Siaga
- (Harian Kompas) Revisi UU Terorisme: BNPT Usul Lama Penahanan Ditambah
- (Harian Kompas) Said Aqil Sirodj: PBNU Dukung Pemblokiran, Islam Tak Ajarkan Propaganda Teror
- (Koran Tempo) Perangkat Blokir Web Belum Sempurna, Normalisasi Jika Konten Negatif Telah Dihapus Semua
- (Kompas) Blokir Situs Radikal Propaganda dan Radikal: Tim Panel SIap Temui Pemilik Situs
- (Harian Kompas) Pemblokiran 22 Situs Penuhi UU ITE, Tim Panel Dibentuk
- (Jakarta Post) In Fighting Radicalism, We Must Go Beyond Censorship, by Harry Febrian
- (WSJ) Pasca Pertemuan dengan Komisi I, Kemungkinan 7 dari 22 Web Akan Dicabut Blokirnya
- (Jakarta Post) Blocking websites wont stop spread radical ideas
- (ANTARA) Poso Transformed Into "Battlefield" Against Terrorists, Prepare for ISIS-spread emergency
- (Jakarta Post) Terrorist Leader on East Indonesia Believed Killed
- (Harian Kompas) Blokir Web Propaganda Ajak ISIS: Tim Panel Cermati Pengaduan Masyarakat
Kategori Berita
- News
- RUU Pilkada 2014
- MPR
- FollowDPR
- AirAsia QZ8501
- BBM & ESDM
- Polri-KPK
- APBN
- Freeport
- Prolegnas
- Konflik Golkar Kubu Ical-Agung Laksono
- ISIS
- Rangkuman
- TVRI-RRI
- RUU Tembakau
- PSSI
- Luar Negeri
- Olah Raga
- Keuangan & Perbankan
- Sosial
- Teknologi
- Desa
- Otonomi Daerah
- Paripurna
- Kode Etik & Kehormatan
- Budaya Film Seni
- BUMN
- Pendidikan
- Hukum
- Kesehatan
- RUU Larangan Minuman Beralkohol
- Pilkada Serentak
- Lingkungan Hidup
- Pangan
- Infrastruktur
- Kehutanan
- Pemerintah
- Ekonomi
- Pertanian & Perkebunan
- Transportasi & Perhubungan
- Pariwisata
- Agraria & Tata Ruang
- Reformasi Birokrasi
- RUU Prolegnas Prioritas 2015
- Tenaga Kerja
- Perikanan & Kelautan
- Investasi
- Pertahanan & Ketahanan
- Intelijen
- Komunikasi & Informatika
- Kepemiluan
- Kepolisian & Keamanan
- Kejaksaan & Pengadilan
- Pekerjaan Umum
- Perumahan Rakyat
- Meteorologi
- Perdagangan
- Perindustrian & Standarisasi Nasional
- Koperasi & UKM
- Agama
- Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak
- Kependudukan & Demografi
- Ekonomi Kreatif
- Perpustakaan
- Kinerja DPR
- Infografis
(Tempo) Menlu Irak: Kami Butuh Indonesia untuk Perangi ISIS
Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim Al Jafari meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Irak, kata dia, membutuhkan beberapa bantuan dari pemerintah Indonesia untuk memerangi ISIS.
"Tentunya kami masih membutuhkan adanya bantuan pada sektor keamanan militer, persenjataan, khusnys persenjataan udara," kata Ibrahim, di Jakarta Convention Center dalam pembukaan Konferensi Asia-Afrika, Minggu 19 April 2015.
Ibrahim juga meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia terkait dengan informasi intelijen. Juga kebutuhan kemanusiaan. "Karena kami saat ini memiliki 2 juta jumlah pengungsi. Bantuan kemanusiaan itu senantiasa kami terima apabila ISIS merusak beberapa wilayah kami."
Ibrahim mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memerangi dan mengurangi jumlah anggota kelompok ISIS. Salah satu yang paling utama adalah dengan cara pendekatan budaya. "Kami tahu bahwa latar belakang pemikiran ISIS itu dimulai ideologi, yaitu mereka yang selalu menganggap halal darah selain mereka yang berbeda pendapat," ujarnya.
Perbedaan itu, kata dia, bisa jadi disebabkan karena mahzab atau ajaran agama yang telah menyimpang. "Ini perlu kita berantas, harus ada sosialisasi untuk meningkatkan nilai-nilai keislaman yang cinta damai, toleran terhadap kelompok lain meski pendapatnya berbeda."
Selain itu, Ibrahim mengatakan peran media dalam memerangi kelompok ISIS juga sangat besar. Apalagi, prpopaganda yang dilakukan ISIS selama ini menggunakan media sosial. "Itupun perlu kita lawan dengan perlawanan secara media." Namun Ibrahim tidak menjelaskan perlawanan seperti apa dengan media yang dimaksudkan.
Menurut dia, kuatnya kelompok ISIS juga dikibatkan oleh pengaruh media barat yang membuat citra negatif terhadap negara Islam. Seperti adanya, penghinaan terhadap Rasulullah dalam sebuah media. Sehingga, kata dia, ini yang menyebabkan perlawanan individu dalam memerangi penistaan itu dibenarkan setelah bergabung dengan kelompok ISIS. "Ini adalah tantangan besar yang perlu kita hadapi juga."
http://www.tempo.co/read/news/2015/04/19/115658962/Soal-ISIS-Menlu-Irak-Kami-Butuh-Bantuan-Indonesia