Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Penyusunan RUU tentang Komoditas Strategis - RDPU Baleg dengan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura dan Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia

Tanggal Rapat: 27 May 2024, Ditulis Tanggal: 28 May 2024,
Komisi/AKD: Badan Legislasi , Mitra Kerja: Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura

Pada 27 Mei 2024, Badan Legislasi (Baleg) DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura dan Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia tentang penyusunan RUU tentang Komoditas Strategis. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Achmad Baidowi dari Fraksi PPP dapil Jawa Timur 11 pada pukul 14.05 WIB. (Ilustrasi: RRI)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia
  • Tembakau dulu dikenal dengan daun emas karena harga tembakau lebih mahal dari harga emas satu gram sekitar 1970-1980, sehingga masyarakat Madura (Tapal Kuda) ketergantungan terhadap tembakau pada waktu itu.
  • Dengan perkembangan, banyaknya mafia tembakau maka harga tembakau mulai anjlok karena ada permainan perwakilan pabrik di daerah-daerah sehingga tata niaga tembakau rusak.
  • Pemerintah perlu mengatur tata niaga tembakau dan masuk dalam RUU tentang Komoditas Strategis.
  • R-PP terkait pembatasan zonasi penjualan rokok memberi dampak yang luar biasa, sementara cukai tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap APBN. Kalau RPP tersebut dijadikan UU akan mempersulit petani dan memiskinkan rakyat.
  • APCI sependapat bahwa 40% masyarakat Indonesia adalah petani, kalau pemerintah dan DPR-RI menggarap UU ini maka kelas bawah akan naik sehingga sejahteralah Indonesia.
  • Sejak ada dana bagi hasil cukai rokok, cengkeh tidak pernah kebagian, ini diskriminasi, padahal kretek menggunakan cengkeh.





Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura
  • Bagi P4TM, tata niaga tembakau adalah hal yang paling unik di Indonesia karena harga barang ditentukan oleh pembeli, dan sampai sekarang belum ada solusi atau kebijakan terhadap problem tersebut.
  • Tembakau menjadi komoditas politik dan kita berhadapan dengan filantropi global yang kemudian memberikan beberapa bantuan kepada lembaga demokratis di kampus atau YLKI untuk melahirkan UU yang melarang sponsor rokok tampil di festival musik atau film. Naifnya, pemerintah tidak berpihak kepada petani tetapi kepada filantropi global ini.
  • Buat P4TM, harga mati bahwa rokok kretek adalah produk budaya.
  • Harga tembakau baru bagus dua tahun terakhir, dan bagaimana caranya daya jual tembakau tinggi, maka Pemerintah harus hadir.
  • Petani tembakau yang menggantung hidupnya kepada tanaman tembakau kurang lebih 15 juta jiwa dan kita bergerak di seluruh Indonesia.



Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan