Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Koordinator Tahun 2016 — Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Kemaritiman

Tanggal Rapat: 13 Oct 2015, Ditulis Tanggal: 11 Oct 2021,
Komisi/AKD: Badan Anggaran , Mitra Kerja: Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Kemaritiman

Pada 13 Oktober 2015, Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Kemaritiman mengenai Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Koordinator Tahun 2016. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Achmadi Noor dari Fraksi Partai Golongan Karya (FP-Golkar) dapil Kalimantan Selatan 1 pada pukul 14.25 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: https://pasardana.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Kemaritiman

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam):

  • Kemenko Polhukam menerjemahkan nawacita dalam program kerja yang tertera dalam paparan pada nomor 1-6.
  • Paket kebijakan ekonomi 1 dan seterusnya untuk menyerdahanakan reformasi birokrasi.
  • Penanganan gembong pidana mati Kemenkopolhukam slow down sekarang fokus di ekonomi dan tidak mungkin bentar lagi dieksekusi.
  • Masalah di Tolikara itu masalah ketidakadilan.
  • Gubernur atau Bupati yang melanggar aturan dan meninggalkan daerahnya akan Menkopolhukam tindak.

Menteri Koordinator Kemaritiman (Menko Kemaritiman):

  • Kantor Kemenko Kemaritiman relatif baru dan infrastruktur terbatas sehingga Kemenko Kemaritiman butuh dukungan anggaran.
  • Ada beberapa masalah yaitu batas wilayah dengan negara lain termasuk dengan Timor Leste.
  • Tidak bisa hanya mengandalkan pulau Bali untuk meningkatkan pariwisata.
  • Banyak negara yang hidup dari sektor pariwisata, contoh Yunani, Italia, dan lain-lain.
  • Beberapa waktu lalu Kemenko Kemaritiman membebaskan 47 negara bebas visa. Bebas visa kecuali pada negara dengan ideologi garis keras seperti ISIS dan negara-negara narkoba.
  • Indonesia status penerbangan masih kategori 2 dan harus ditingkatkan ke kategori 1.
  • Kemenko Kemaritiman harus memutuskan wilayah potensial selain pulau Bali.
  • Kemenko Kemaritiman ingin bangun Danau Toba menjadi Monaco of Asia.
  • Kemenko Kemaritiman harus kelola kawasan pariwisata UKM-nya dengan kompetisi yang terkendali.
  • Di Cihampelas, ramai-ramai dagang jeans. Kalau jeans, Nahdatul Ulama yang dagang.
  • Untuk Toraja, akan Kemenko Kemaritiman anggarkan untuk tahun berikutnya.
  • Yang ingin Kemenko Kemaritiman mencapai di Freeport bayar royalti 6-7%, bukan 1% lagi. Yang ingin Kemenko Kemaritiman capai di Freeport, bereskan masalah limbah. Freeport adalah tambang emas plg menguntungkan di dunia.
  • Sekarang mereka kepepet andalan satu-satunya tambang di Indonesia dan akan lobi.
  • Kalau Kemenko Kemaritiman kompak dan tidak mudah dilobi Freeport akan penuhi tuntutan kita daripada mereka tidak dapat.
  • Bargaining position Indonesia tinggi terhadap Freeport.
  • Blok gas Masela sangat besar dan ingin manfaatnya untuk Indonesia. Ada usul agar blok Masela dibuat floating sebesar 5 kali kapal USS.
  • Kalau dibuat di darat maka akan dibuat kota sebesar Balikpapan dan bisa membangun Indonesia Timur.
  • Masyarakat Maluku tidak ingin blok Masela seperti kasus ikan.
  • Kalau Indonesia mengelola maksimal blok Masela maka Qatar bisa Indonesia kalahkan.
  • Indonesia harus belajar dari masa lalu agar bisa mengelolanya untuk kemakmuran dalam negeri.
  • Pejabat ESDM banyak yang tidak paham kalau cost recovery dibiayai negara menjadi bebas Indonesia bangun.
  • Indonesia pantas sejahtera karena kaya akan sumber daya. Indonesia miskin karena lupa mengelola sumber daya.
  • Di pemerintahan Jokowi, Kemenko Kemaritiman tidak hanya koordinasi, tetapi juga supervisi.
  • Kemenko Kemaritiman form kalau blok Masela dibangun di darat.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan