Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pembahasan RUU Tembakau - RDPU Badan Anggaran dengan Kajian Pusat Ekonomi

Tanggal Rapat: 7 Oct 2015, Ditulis Tanggal: 8 Oct 2021,
Komisi/AKD: Badan Anggaran , Mitra Kerja: Kajian Pusat Ekonomi

Pada 7 Oktober 2015, Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Kajian Pusat Ekonomi tentang pembahasan RUU Pertembakauan. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Jazilul dari Fraksi PKB dapil Jawa Timur 10 pada pukul 10.00 WIB. (Ilustrasi: Change.org)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Kajian Pusat Ekonomi
  • Terkait apakah kretek dan rokok putih lebih berbahaya yang putih, itu dapat dilihat dari kandungannya.
  • Petani tembakau bukan musuh, Kajian Pusat Ekonomi ikut membela mereka dengan mencari solusi.
  • Jika dinaikkan cukainya, maka yang mampu membeli orang kaya yang juga mampu membiayai kesehatannya sendiri.
  • Dana bagi hasil cukai jangan hanya 2%, naikan 10%, untuk melihat bagaimana penghasilan petani tembakau juga naik.
  • Jalan keluar yang Kajian Pusat Ekonomu buat adalah dengan metode win win solution.
  • Tembakau bisa dibuat untuk hal yang lebih penting, daripada untuk rokok.
  • Kajian Pusat Ekonomi membuat usulan untuk industri padat karyawan, untuk pembinaan pemuda, dan pembayaran iuran kesehatan.
  • Kenyataannya jika harga rokok naik tinggi, maka bisa mencegah mereka untuk membeli.
  • Cukai untuk pengendalian rokok bukan untuk kontribusi rokok, bukan denda pemerintah untuk bahaya rokok.
  • Saat ini UU Cukai juga sedang diamandemen, jika Kajian Pusat Ekonomi usulkan untuk penggunaan, bisa untuk banyak hal.
  • Kajian Pusat Ekonomi juga telah membuat skenario penaikan harga dan cukai rokok dan pendapatan negara serta industri.
  • Kajian Pusat Ekonomi mendorong cukai naik, tetapi turut melihat pula dampak kepada yang lain.
  • Iklan rokok industri yang sangat besar membuat anak-anak terpengaruh.
  • Perokok pasif lebih banyak yang mati dari asap para perokok.
  • 34% anak SMP dan SMA Indonesia merokok, ini tertinggi di dunia. Kita memang tidak bisa memberhentikan, tetapi pengendalian perlu.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan