Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia - Komisi 3 DPR-RI Audiensi dengan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Amnesty Internasional Indonesia, dan Keluarga Korban

Tanggal Rapat: 10 Dec 2019, Ditulis Tanggal: 1 Apr 2020,
Komisi/AKD: Komisi 3 , Mitra Kerja: Keluarga Korban Penembakan 2 Mahasiswa di Kendari

Pada 10 Desember 2019, Komisi 3 DPR-RI mengadakan Audiensi dengan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Amnesty Internasional Indonesia, dan Keluarga Korban mengenai Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Audiensi ini dibuka dan dipimpin oleh Desmond Junaidi Mahesa dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya dapil Banten 2 pada pukul 12:30 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

PP Muhammadiyah
  • PP Muhammadiyah berkomitmen membela orang-orang yang teraniaya, ada 2 keluarga korban yang tewas ditembak aparat kepolisian pada saat aksi mahasiswa di Kendari, yang diminta oleh keluarga korban adalah kasus diproses sesuai hukum yang berlaku.
  • PP Muhammadiyah akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas, rekan-rekan yang diduga terlibat dalam penembakan harus diproses.
  • PP Muhammadiyah meminta Kapolri memberikan kejelasan karena semakin lama kasus semakin redup, khawatir kasus ini menjadi lenyap dan pelaku tidak akan pernah dibawa ke meja pengadilan.
  • Kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia harus dituntaskan dan tidak boleh terjadi peristiwa yang sama.
  • PP Muhammadiyah mendampingi keluarga korban selama di Jakarta, besok akan berkunjung ke Ombudsman dan Komnas HAM.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS)
  • Dari cacatan KONTRAS, pola dalam kasus yang terjadi adalah berulang dalam cara aparat menangani kasus massa. Pola yang terjadi adalah adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak secara profesional dalam menangani keamanan aksi massal.
  • Minimnya evaluasi internal Kepolisian dan aparat kepolisian terkait penanganan aksi massal.
  • Tahun 2019 banyak sekali korban kekerasan oleh aparat kepolisian yang mengakibatkan meninggal dunia, pada Mei sebanyak 10 orang.
  • Cara aparat tidak profesional dalam meredam aksi massal, semakin tahun semakin keras.

Keluarga Korban Penembakan 2 Mahasiswa di Kendari
  • Tuntutan keluarga sangat sederhana yaitu adanya keadilan.
  • Jeritan ibu korban sudah dimuat di Facebook yang menyampaikan “Kepada mahasiswa Kendari, jangan lagi anarkis, biarkan anak saya menjadi korban dan jangan sampai ada korban selanjutnya”.
  • Keluarga korban berharap mendapat respon atas kasus yang ada, yang meninggal adalah anak manusia bukan anak binatang, mahasiswa Kendari belum bisa menerima kepergian korban dan masih melakukan demo di Kendari.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan