Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Permasalahan Peredaran Produk Obat, Suplemen Kesehatan dan Makanan yang terindikasi mengandung DNA Babi — Komisi 9 DPR RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan 15 Industri Farmasi

Tanggal Rapat: 21 Mar 2018, Ditulis Tanggal: 21 Aug 2020,
Komisi/AKD: Komisi 9 , Mitra Kerja: Industri Farmasi →PT Otto Pharmaceutical

Pada 21 Maret 2018, Komisi 9 DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan 15 Industri Farmasi mengenai Permasalahan Peredaran Produk Obat, Suplemen Kesehatan dan Makanan yang terindikasi mengandung DNA Babi. Rapat ini dibuka dan dipimpin oleh Syamsul Bachri dari Fraksi Partai Golongan Karya dapil Sulawesi Selatan 2 pada pukul 11:30 WIB. (Ilustrasi : merdeka.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
  • Pengawasan obat dan makanan yang berpotensi mengandung babi
    • Pre market
      • Bahan baku (informasi sumber bahan, CoA, surat pernyataan penggunaan bahan bersumber babi)
      • Proses produksi (informasi penggunaan bahan dalam proses)
      • Label
        • Untuk produk yang mengandung babi, wajib mencantumkan peringatan berikut: MENGANDUNG BABI + Logo Babi, pada produk obat dan suplemen kesehatan menggunakan tulisan dan kotak hitam sedangkan merah untuk pangan
        • Untuk produk yang proses pembuatannya bersinggungan dengan babi, wajib mencantumkan peringatan berikut : Pada proses pembuatan bersinggungan dengan bahan bersumber babi
    • Post market
      • Dilakukan di sarana distribusi
  • Hasil penelusuran
    • 13 Industri farmasi yang memproduksi obat mengandung pancreatin
      • 8 Industri farmasi tidak memperpanjang ijin edar dalam periode 2013-2015
      • 4 Industri farmasi mengembalikan ijin edar dan sedang menyelesaikan proses penarikan dari peredaran
      • 1 Industri farmasi
        • Hasil uji BPOM : tidak terdeteksi mengandung fragmen DNA babi
        • Masih beredar di sarana kesehatan
  • Enzyplex adalah produk pencernaan. BPOM sudah melakukan penarikan dari peredaran dan pemusnahan terhadap segala produk enzyplex. PT Medi Farma sudah menghentikan produksi
  • Viostin DS
    • Suplemen makanan dengan klaim untuk membantu memelihara kesehatan persendian
    • Komposisi utama :
      • Chondroitin Sulfat (berasal dari sumber hewan)
      • Glucosamin HCl (berasal dari sumber hewan)
      • Mangan Sulfat
    • Produsen
      • PT Pharos Indonesia
    • Izin Edar
      • Kemasan strip = POM SD 051 523 771
      • Kemasan blister = POM SD 101 540 471  
    • Pada Mei 2016, PT Pharos mendaftarkan ulang Viostin DS dengan melampirkan sertifikat halal untuk kedua bahan baku bersumber hewan
    • Surat Edaran tanggal 2 Juni 2016 tentang OT dan Suplemen dalam Bahan Baku bersumber hewan non marine : bahan baku yang berasal dari hewan non marine harus memiliki Sertifikat Halal
  • BPOM memberi peringatan kepada PT Pharos Indonesia terkait Viotin DS dengan pembatalan ijin edar. PT Pharos Indonesia menghentikan produksi dan melakukan pemusnahan produk tersebut. PPNS telah melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan bukti yang menyatakan Viostin dan Enzyplex mengandung DNA Babi.
  • Langkah perbaikan yang dilakukan oleh BPOM adalah memperketat ijin registrasi, perbaikan sistem sampling dan pengujian bahan produk, serta pembenahan tata kelola informasi.

Industri Farmasi → PT Pharos Indonesia
  • PT Pharos sudah melakukan tindakan setelah mengetahui ada produk yang terkontaminasi DNA Babi, selanjutnya segera melakukan pemeriksaan dan koordinasi dengan BPOM
  • PT Pharos mengimpor bahan baku dari perusahaan yang sudah memiliki sertifikat halal serta ada keterangan bahwa perusahaan tersebut sudah bersih dari DNA Babi
  • Langkah selanjutnya adalah berkoordinasi dengan BPOM untuk menyamakan perbedaan yang ada, produk viostin diolah dari sapi, CoA-nya jelas dan sudah dilakukan prosedur pemeriksaan

Industri Farmasi → PT Medi Farma Laboratories
  • PT Medi Farma menyetujui dan merespon baik apa yang dilakukan BPOM, dalam pengadaan bahan baku, PT Medi Farma biasanya meminta supplier untuk mendapatkan CoA
  • Penemuan DNA Babi pada enzyplex adalah pukulan bagi PT Medi Farma

Industri Farmasi → PT Meiji
  • PT Meiji sudah berhenti memproduksi produk berbahan baku pancreatin sejak 2012, karena bahan bakunya sulit didapatkan

Industri Farmasi → PT Pratapa Nirmala
  • Sejak tahun 2012, produk PT Pratapa Nirmala berbahan baku pancreatin sudah tidak ada

Industri Farmasi → PT Kimia Farma
  • Bahan baku produk PT Kimia Farma adalah sapi, sudah ada sertifikatnya.
  • BPOM pernah memberi notifikasi bahwa produk PT Kimia Farma terkontaminasi. Sejak 2016 sudah tidak ada lagi produk PT Kimia Farma yang terkontaminasi, produk yang terkontaminasi sudah dicabut ijin edarnya, kontaminasi kemungkinan terjadi di supplier bahan baku, tetapi terkontaminasi bukan berarti ada DNA babi dalam produk.

Industri Farmasi → PT Bernofarm
  • Tahun 2014, PT Bernofarm tidak melakukan produksi produk pancreatin lagi karena fokus ke produk lain, mengingat biaya untuk melakukan pengecek ada tidaknya DNA babi juga sangat mahal

Industri Farmasi → PT Harsen
  • Sejak 2012, PT Harsen sudah tidak memproduksi produk berbahan baku pancreatin lagi karena sisi marketingnya susah

Industri Farmasi → PT Soho Industri
  • PT Soho Industri pernah memproduksi produk berbahan baku pancreatin, tetapi sejak 2012 sudah stop karena susah mencari material yang halal

Industri Farmasi → PT Erlimpex
  • PT Erlimpex memproduksi pancreatin, tetapi sejak 2011 bahannya habis dan tidak memproduksi lagi

Industri Farmasi → PT Hexpharm Jaya Laboratories
  • PT Hexampharm sudah tidak memproduksi produk berbahan pancreatin, ijin edarnya juga sudah dikembalikan

Industri Farmasi → PT Otto Pharmaceutical
  • PT Otto pernah memproduksi produk berbahan baku pancreatin, namun sejak Agustus 2013 sudah tidak karena kesulitan mendapatkan material

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan