Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Evaluasi Pengelolaan Hutang Negara — Komisi 11 DPR-RI Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan

Tanggal Rapat: 4 Sep 2017, Ditulis Tanggal: 10 Sep 2020,
Komisi/AKD: Komisi 11 , Mitra Kerja: Menteri Keuangan RI→Sri Mulyani

Pada tanggal 4 September 2017, Komisi 11 DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan tentang Evaluasi Pengelolaan Hutang Negara. Rapat Kerja (Raker) ini dibuka dan dipimpin oleh Melchias Mekeng dari fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur 1 pada pukul 11:07 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: kemenkeu.go.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menteri Keuangan RI → Sri Mulyani
  • Menkeu mengatakan bahwa pengelolaan utang adalah isu yang penting untuk diawasi dan yang terpenting adalah kegiatan ini transparan untuk Indonesia. Indikator kedua yakni infrastruktur, yang dimana Indonesia berada di bawah garis kuning, artinya masih berada di bawah rata-rata dunia.
  • Lalu, terkait perkembangan pasar uang di Indonesia, dari sisi surat berharga Indonesia masih sangat tertinggal. Menkeu menyebutkan bahwa jumlah utang tiap tahunnya mengalami peningkatan yang sejalan dengan peningkatan belanja produktif.
  • Kenaikan belanja fisik dan dana desa lebih dari 2 kali lipat daripada tahun 2014. Anggaran pendidikan meningkat menjadi Rp427 Triliun, dan anggaran pendidikan menggunakan 20% APBN. Bandara, bendungan, jalan kereta api merupakan utang untuk fasilitas masyarakat.
  • Lalu, manfaat utang sebesar Rp 24 Triliun yang merupakan utang untuk MRT akan digunakan untuk menciptakan angkutan massal sebanyak 148 juta penumpang/tahun, Waduk Jatigede utang Rp 4 Triliun tetapi waduk dapat dihasilkan listrik 110 megawatt, sehingga masyarakat dapat melakukan tanam padi sebanyak 2 kali, Kereta Api dari pinjaman utang sebesar Rp 7 Triliun untuk menghasilkan zero accident karena kita akan double track. Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa size defisit Indonesia kecil dibandingkan negara G-20 yang merupakan tambahan utang lebih kecil dari size ekonominya.
  • Indonesia dalam mengelola utang & ekonominya prudent (hati-hati) dan produktif. Apabila dipetakkan, utang negara-negara kaya sangat besar, sedangkan utang Indonesia sangat kecil.
  • Utang Indonesia 62% berasal dari uang masyarakat Indonesia itu sendiri, masyarakat punya daya beli untuk membeli surat utang negara yang dimana Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing (valas) sebesar 22% dan SBN Rupiah sebesar 58,4%.
  • Posisi pinjaman pemerintah yaitu SBN Rupiah sebesar 58,4%, SBN Valas 22,2%, PDN 0,3%, PLN 19,3% dari bilateral & multilateral. Terkait jatuh tempo utang Indonesia mengalami penurunan, tetapi akan dijaga di bawah 7 tahun dengan tujuan untuk menciptakan likuiditas sekaligus menekan biaya utang.
  • Indonesia telah dapat investment grade dari 3 rating investment, dengan 3 rating agency dalam investment grade ada potential dana yang tidak bisa masuk tetapi sekarang boleh masuk.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan