Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Akurasi Data Kemiskinan, Permasalahan dan Perbaikan — Komisi 8 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Direktur Eksekutif Smeru Institute dan Innovator 4.0 Indonesia

Tanggal Rapat: 29 Oct 2018, Ditulis Tanggal: 23 Jun 2020,
Komisi/AKD: Komisi 8 , Mitra Kerja: Innovator 4.0 Indonesia

Pada tanggal 29 Oktober 2018, Komisi 8 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Direktur Eksekutif Smeru Institute (Dr. Asep Suryahadi) dan Innovator 4.0 Indonesia (Daniel Oscar Baskoro) tentang Akurasi Data Kemiskinan, Permasalahan dan Perbaikan. RDPU ini dibuka dan dipimpin oleh Ace Hasan dari fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) daerah pemilihan Banten 1 pada pukul 10:53 dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: JejakParlemen)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Innovator 4.0 Indonesia
  • Daniel oscar selaku perwakilan dari Innovator 4.0 menjelaskan ketika bicara teknologi bukan hanya soal aplikasi tetapi soal kebijakan, fokus kita hari ini tidak hanya bicara validasi tapi tentang alur bagamana data itu dikumpulkan dari awal hingga dapat dimanfaatkan, Daniel juga merincikan konten yang akan dibahas yaitu:
    • Memahami kondisi sekarang
    • Mengidentifikasi tantangan
    • Menemukan peluang
  • Selain itu Daniel juga menjelaskan di level puskesmas seorang bidan juga harus bisa menganalisa dan perjalanan data di tingkat saat ini sangat kompleks karena setiap orang dituntut untuk melaksanakan tugas yang bukan tugasnya, menurutnya sifat data saat ini itu cylo jadi bagamana data itu terpisah-pisah sendiri seperti pipa yang disambung-sambung dan tantangannya yaitu lemahnya koordinasi antar program menyebabkan tidak sinerginya antara data kemiskinan yang digunakan sebagai acuan dalam pengentasan kemiskinan, koordinasi juga terjadi secara vertikal pada tingkatan-tingkatan di daerah
  • Selanjutnya tantangan yang kedua yaitu standar data, setiap program memiliki standar yang berbeda-beda dengan data kemiskinan sehingga itu sangat sulit untuk disilangkan sebagai contohnya ada sebuah data yang menuliskan nama itu tidak sesuai dengan nama yang di Kartu Tanda Penduduk dengan standar data yang berbeda-beda akibatnya yaitu penulisan yang berbeda-beda pada data terkait dengan kemiskinan sehingga menyebabkan banyak data yang tidak lengkap contohnya di Gresik ada 70 ribu nama yang tidak lengkap
  • Tantangan ketiga yaitu pembaharuan data, tidak adanya mekanisme secara otomatis dalam melakukan pembaharuan data terkait dengan kondisi sosial masyarakat sehingga banyaknya data yang tidak terbaharui mengakibatkan banyaknya bantuan yang tidak berkala dan efektif yang nantinya semua program data kemiskinan akan terkumpul di Dinas Komunikasi dan Informatika di tingkat Kota/Kab/Provinsi meskipun begitu disana juga ada pembina data yaitu BPS yang tugasnya untuk mengecek apakah standarnya sudah sesuai dengan standar nasional. Lalu ada juga pengguna data yang nantinya akan menggunakan 1 pintu yaitu data yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika.
  • Daniel menanggapi pertanyaan Rahayu mengatakan bahwa ia adalah koordinator public policy di 4.0 Indonesia, jadi 4.0 Indonesia ini lembaga independen yang di ketuai oleh Budiman Sudjatmiko.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan