Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Fokus Pencapaian Tugas, dll – Komisi 1 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI)

Tanggal Rapat: 19 Nov 2019, Ditulis Tanggal: 29 Apr 2020,
Komisi/AKD: Komisi 1 , Mitra Kerja: Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI)

Pada 19 November 2019, Komisi 1 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Keamanan Laut RI (Bakamla RI) mengenai Fokus Pencapaian Tugas, dll. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Meutya dari Fraksi Partai Golongan Karya (golkar) dapil Sumatera Utara 1 pada pukul 10:40 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI)

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI)

  • Anggaran operasi dan pemeliharaan Bakamla RI TA 2020: Pagu anggaran Rp 465.729.381.000.
  • Indonesia berada diantara 2 samudera dan 2 benua, 2 selat internasional sebagai SLOC-SLOT, 3 alki dan 4 choke point, terdiri dari 17.504 pulau dengan panjang garis pantai 108.000 km dan kurang lebih 7.000 kapal melintas setiap hari.
  • Rezim hukum laut internasional:
    • Hak negara pantai:
      • Kedaulatan penuh di wilayah perairan.
      • Hak kedaulatan di wilayah yuridiksi.
    • Hak pengguna laut:
      • Hak lintas damai di wilayah perairan Indonesia.
      • Hak lintas alur laut kepulauan di alki.
      • Hak lintas transit di selat Malaka dan selat Singapura.
      • Hak akses dan komunikasi sesuai perjanjian bilateral, seperti perjanjian antara RI dan Malaysia.
      • Hak kebebasan pelayaran, penerbangan, pasang kabel dan pipa bawah laut di zona tambahan.
      • Hak kebebasan pelayaran dan penerbangan internas, pemasangan kabel dan pipa bawah laut di ZEEI.
      • Hak kebebasan pelayaran dan penerbangan internas, pasang kabel dan pipa bawah laut di landas kontinen.
  • Tantangan terhadap perbatasan maritim dan perkembangan lingkungan strategis:
    • Perbatasan maritim Indonesia:
      • Berbatasan dengan 10 negara di laut.
      • Masih terdapat permasalahan batas maritim terutama di ZEEI.
      • Insiden dengan aparat maritim Malaysia dan Vietnam di dispute area.
    • Perkembangan lingkungan strategis:
      • Sikap asertif China di Laut China Selatan.
      • Nine dash line dan bangun pangkalan militer.
  • Fokus pencapaian Bakamla:
    • Amannya choke point di seluruh perairan Indonesia.
    • Terjaminnya keamanan alki.
    • Terjaganya kedaulatan RI.
    • Tegaknya hukum di seluruh perairan Indonesia.
    • Pelaku bisnis di laut merasa aman dan nyaman dalam rangka kesejahteraan bangsa.
    • Tercapainya visi poros maritim dunia.
  • Bakamla mengedepankan coast guard sebagai bagian dari civil supremacy.
  • Konsep operasi Bakamla RI:
    • Puskodal:
      • Command center HQ.
      • sub/other command center.
    • 77 kapal:
      • 19 kapal patroli lepas pantai.
      • 1 kapal latih berukuran 80 m s.d. 110 m.
      • 57 kapal patroli pantai berukuran 48 m s.d. 60 m.
    • 6 pesud maritim:
      • Pada DOM prioritas tinggi.
    • 29 heli patrol berkemampuan MIO
      • Untuk tiap coastal station dan pelabuhan besar Indonesia: Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Pontianak, tarakan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Sorong, Merauke.
    • 29 RHIB/Catamaran:
      • Untuk tiap coastal station dan pelabuhan besar Indonesia: Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Pontianak, tarakan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Sorong, Merauke.
    • 32 UAV:
      • Dioperasikan dari pangkalan maupun dari kapal untuk tiap coastal station dan pelabuhan besar Indonesia: Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Pontianak, tarakan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Sorong, Merauke.
    • Pangkalan:
      • Disesuaikan dengan konsep penggelaran operasional secara menyeluruh.
  • Kebutuhan untuk konsep operasi Bakamla tidak didukung oleh anggaran rutin/reguler.
  • Saat ini Bakamla hanya mempunyai dermaga kapal-kapal kecil saja dan belum mempunyai dermaga untuk kapal besar.
  • Hal yang paling realistis untuk Bakamla adalah membangun puskodal dan kebutuhan anggaran Intelligent & Integrated Border Surveillance-Maritime Big Data Operation harus didukung dengan anggaran Rp 3,6 Triliun. Hal ini tidak bisa dengan anggaran rutin. Harus dengan Bappenas.
  • Bakamla akan mengembangkan dan membangun inter country collaboration. Namun, dikarenakan suatu masalah yang terjadi di region lain, hal ini akan berpengaruh ke Indonesia.
  • Diharapkan pada tahun 2024, setidaknya puskodal bisa mengawasi perairan di Indonesia dimana sekarang masih kosong.
  • Bakamla juga mampu menindak para pelanggar yang masuk ke wilayah Indonesia.
  • Organisasi Bakamla adalah seperti LPNK yang lain dimana bersifat administratif.
  • Bakamla perlu mempertahankan kekuatan logistik dan sudah berkoordinasi dengan MenPan RB untuk klaster Bakamla nantinya.
  • Kebutuhan Bakamla adalah saat ini organisasi administratif harus diubah menjadi operasional dan Bakamla ingin mengubah dari task force menjadi independen.
  • Bakamla sebagai kesatuan operasional maka tolok ukurnya adalah kesiapan operasi dimana operasional, pelatihan operasional, materi, dan personil harus siap semua.
  • Risiko Bakamla:
    • Tidak dapat melaksanakan operasi sepanjang tahun.
    • Tidak bisa mendukung penuh tugas Bakamla RI di tahun 2020.
    • Kemampuan Bakamla RI menurun.
    • Terdapat gap yang semakin besar antara tugas dan kemampuan.
  • Walaupun Bakamla terbatas dari anggaran dan personil, tapi Bakamla tetap ingin dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan