Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) dan Anggaran Tahunan Otoritas Jasa Keuangan (ATOJK) Tahun 2016 — Komisi 11 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan

Tanggal Rapat: 24 Aug 2015, Ditulis Tanggal: 10 Aug 2021,
Komisi/AKD: Komisi 11 , Mitra Kerja: Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan

Pada 24 Agustus 2015, Komisi 11 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) dan Anggaran Tahunan Otoritas Jasa Keuangan (ATOJK) Tahun 2016. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Fadel Muhammad dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) dapil Gorontalo pada pukul 10.43 WIB. (ilustrasi: cnbcindonesia.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan

Gubernur Bank Indonesia

  • Di tahun 2015, prospek perekonomian diperkirakan akan membaik.
  • Perkembangan ekonomi Tiongkok 3 tahun terakhir ini terus mengalami koreksi.
  • Perekonomian Indonesia 3 tahun terakhir mengalami perlambatan. Kondisi yang sama juga dialami oleh negara lain.
  • Kawasan Timur Indonesia pertumbuhan ekonominya hanya 9%, karena adanya pembatasan ekspor mineral mentah.
  • Perkembangan ekonomi Kalimantan sangat mengkhawatirkan, karena hanya mengalami kenaikan 1-1,5% saja.
  • Pertumbuhan ekonomi Aceh dan Riau rendah sebagai akibat dari rendahnya harga minyak.
  • 2 (dua) tahun terakhir transaksi berjalan mengalami perbaikan yang berarti.
  • Defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia sebesar 2,05%
  • Banyak daerah di Indonesia yang mengalami dampak kelangkaan minyak dunia.
  • Negara berkembang lain sedang menjaga cadangan devisanya untuk menjaga fundamental ekonominya.
  • Dana asing yang masuk ke pasar modal sebesar Rp181 Triliun.
  • Terkait aliran dana Indonesia sebagai negara yang mengekspor barang dan jasa tentunya memiliki defisit besar.
  • Kondisi perekonomian dunia mempengaruhi nilai tukar uang berbagai negara.
  • Devaluasi yuan membuat indeks pertukaran mata uang dunia melemah.
  • Terkait inflasi 2013 mencapai 8,3% dan per-Juli 2015 menurun menjadi 7,2%. Diharapkan pada Desember 2015 inflasi sebesar 4%.
  • BI harus meyakinkan neraca pangan dengan baik. 
  • Inflasi di tahun 2015 sudah dijaga dengan baik.
  • Pemenuhan neraca pangan dari dalam negeri dapat menekan tingkat inflasi.
  • Diharapkan kondisi inflasi seperti di April 2015 tidak terulang.
  • Pertumbuhan PDB dunia sebesar 3,3%
  • Jika terjadi penerimaan fallas, defisit sebenarnya adalah dampak dari kebijakan BI sesuai amanat undang-undang.
  • Intervensi yang dilakukan BI demi menjaga stabilitas rupiah.
  • Apabila ada surplus dipakai untuk mengisi cadangan umum, sisanya disetorkan ke negara.
  • Kewajiban moneter Indonesia sebesar Rp500 Triliun.
  • BI masih harus perhatikan perkembangan ekonomi Amerika Serikat.
  • Keadaan ekonomi Tiongkok terus fluktuatif, karena bisa saja pada tahun 2016 mengalami penurunan.
  • Tahun 2016, BI merencanakan Rp10,3 Triliun untuk anggaran operasional.
  • Gubernur BI berharap agar Komisi 11 DPR-RI berkenan menerima evaluasi BI mengenai anggaran.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

  • Pembahasan RKP dengan Komisi 11 DPR-RI merupakan rapat lanjutan.
  • Pertumbuhan ekonomi dunia akhir-akhir ini sangat tidak menguntungkan negara-negara berkembang.
  • OJK telah menerbitkan berbagai macam kebijakan.
  • Tekanan yang dialami pasar modal tidak akan mempengaruhi keadaan perbankan.
  • Stabilitas sektor jasa keuangan terus dipantau dengan baik.
  • Likuiditas perbankan sedang dalam keadaan baik.
  • Untuk Industri asuransi mengalami penurunan, karena aset yang dimiliki pihak asuransi mengalami tekanan.
  • Rasio kredit bermasalah, rasionya sebesar 1,25%.
  • Onsight supervisor untuk mengendalikan bank tidak mengambil keuntungan terlalu banyak.
  • OJK akan tingkatkan ketahanan OJK yang membutuhkan fundamental baik untuk memajukan ekonomi.
  • Pada sektor modal, OJK membangun sistem keuangan terpadu dan penerbitan obligasi daerah.
  • Untuk membentuk aktuaris, OJK bekerjasama dengan ratusan lulusan matematika, bukan bisnis maupun ekonomi.
  • Penerbitan obligasi daerah sudah diusahakan dengan Departemen Keuangan dan Departemen Dalam Negeri.
  • OJK membentuk roadmap pasar modal syariah untuk memperbaiki regulasi bank syariah.
  • OJK menerbitkan buku “OJK dan Industri Jasa Keuangan” untuk siswa SMP.
  • Untuk menggerakkan ekonomi syariah akan ada program yang mendukung perekonomian syariah.
  • Untuk mencegah investasi bodong, OJK meluncurkan iklan layanan masyarakat untuk berhati- hati.
  • OJK akan melakukan revitalisasi modal ventura dan mencanangkan kegiatan Aku Cinta Keuangan Syariah.
  • OJK mengajukan pagu indikatif sebesar Rp3,8 Triliun.
  • Terkait RKP, OJK perlu arahan dari Komisi 11 DPR-RI, misalnya seperti Gedung OJK.
  • Gedung OJK berada di lokasi yang tidak mendukung perkembangan kultur OJK.
  • Sebagian besar kantor-kantor OJK di daerah masih menyewa dari BI dan dengan harga yang tinggi.
  • Terkait kejelasan OJK,  MK telah menerangkan hak dan kewajiban OJK termasuk dalam hal potongan dana.
  • Penyerapan keuangan masih 31%, karena kegiatan mundur realisasinya.
  • OJK akan mengembangkan sistem di OJK agar bisa dengan cepat untuk melayani masyarakat.
  • OJK telah menutup 20 situs investasi ilegal.
  • OJK baru saja mendirikan dana pensiun OJK.
  • OJK memohon arahan mengenai kelebihan anggaran OJK tahun lalu sebesar Rp183 Miliar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan