Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Evaluasi Penerimaan Bea Cukai Tahun 2016 dan Proyeksi Tahun 2017 - RDP Komisi 11 dengan Dirjen Bea Cukai

Tanggal Rapat: 16 Jan 2017, Ditulis Tanggal: 23 Dec 2020,
Komisi/AKD: Komisi 11 , Mitra Kerja: Dirjen Bea Cukai

Pada 16 Januari 2017, Komisi 11 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Bea Cukai tentang evaluasi penerimaan bea cukai tahun 2016 dan proyeksi tahun 2017. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Soepriyatno dari Fraksi Gerindra dapil Jawa Timur 2 pada pukul 15:00 WIB. (Ilustrasi: Nusa Bali)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirjen Bea Cukai
  • Bea Cukai menjadi eksekutor dalam keputusan tim tarif. Kebijakan tarof diputuskan oleh tim tarif yang terdiri dari tim lembaga yang terkait tarifnya.
  • Bea Cukai membatasi produksi Teknologi Informasi (IT).
  • Posisi Bea Cukai adalah menjalankan, bukan menentukan.
  • Bea keluar mempunyai UU yang sama dengan cukai.
  • Terkait lebih berbahaya mana antara rokok dan gula, Bea Cukai berpendapat bahwa keduanya berbahaya.
  • Dalam Bea Cukai, dwelling time adalah konsep logistik.
  • Beberapa komoditi seperti minerba agar eksplorasinya tidak besar.
  • Bea Cukai mempunyai keterbatasan dimana hilirisasi kewenangannya ada di tim tarif.
  • Pengalaman Bea Cukai di pelabuhan, intinya adalah kepastian terkait kapan keluarnya.
  • Pada hari dimana rapat ini berlangsung, Menteri Keuangan juga telah teken MOU dengan Panglima TNI untuk bersinergi terutama di Selat Malaka.
  • Contoh penentuan tarif HP diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan dll.
  • Bea Cukai setuju seharusnya Indonesia bisa memproduksi karena market Indonesia juga besar.
  • Bea keluar sebenarnya untuk menahan agar barang tersebut tidak keluar dari dalam negeri.
  • Bea Cukai setuju Indonesia harus memiliki roadmap untuk rokok dan minuman beralkohol.
  • Bea Cukai concern dengan e-commers, jangan sampai Indonesia hanya menjadi market internasional.
  • Dwelling time harus kd 1 konsep kesatuan nasional tidak hanya tentang barang bongkar dan keluar.
  • Indonesia perlu nilai tambah yang besar, selain konsumsi kita juga produksi yang besar.
  • Tim tarif mempunyai cara pandang yang sama dimana Indonesia harus menjadi tuan rumah sendiri.
  • Terkait produk tanaman untuk mengantisipasi hama, unit in charge ini adalah karantina.
  • Bea Cukai juga setuju Indonesia harus mempunyai roadmap untuk membuat perencanaan, contoh untuk barang kena cukai baru.
  • Bea Cukai menyampaikan bahwa bea keluar adalah instrumen yang penting, yang kewenangannya diberikan pada Bea Cukai.
  • Terkait produk Teknologi Informasi (IT) bea masuknya rendah, bahkan ada yang nol (0).
  • Tim khusus monitor fiskal, posisi Bea Cukai berada di ujung kebijakan nasional, khususnya mengenai tarif.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan