Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pengambilan Keputusan Tingkat I RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Tidak Adanya APBN Perubahan 2018 — Komisi 11 DPR RI Raker dengan Menteri Keuangan

Tanggal Rapat: 24 Jul 2018, Ditulis Tanggal: 27 Jul 2020,
Komisi/AKD: Komisi 11 , Mitra Kerja: Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI

Pada 24 Juli 2018, Komisi 11 DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan tentang Pengambilan Keputusan Tingkat I RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Tidak Adanya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2018. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Mekeng dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) dapil Nusa Tenggara Timur 1 pada pukul 14:34 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: http://pa-muaradua.go.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI
  • Kemenkeu akan memaparkan perkembangan ekonomi 2018 dan karena Pemerinth baru saja pulang dari pertemuan G-20 di Argentina. Pertemuan kemarin tidak ada kesatuan pandangan ini juga perlu diantisipasi.
  • ketidakpastian global masih sangat tinggi. Saat ini perekonomian global menuju keseimbangan baru, dilihat implikasinya perlu Pemerintah kelola secara baik, terlihat dari berbagai indikator.
  • Trend dari policy Indonesia ini akan diimplementasikan, mereka sekarang sudah melakukan kebijakan-kebijakan bahkan retaliasi.
  • Kemenkeu bersama BI, OJK dan LPS melihat dari nilai tukar rupiah inflasi membuat kebijakan moneter kita mampu mendukung program pembangunan yang sangat strategis.
  • Pemerintah terus memantau agar kita mampu untuk mendukung program pembangunan yang strategis. Setiap negara punya respons pelemahan beda-beda dilihat dari neraca bayarnya.
  • Indonesia sebagai negara yang open. Inflasi kita rendah dan stabil 3 tahun terakhir.
  • Saat ini hampir semua investment fund akan lakukan adjustment di emerging market menurun dan kita akan terpengaruh. Dari pertemuan dengan fund manager Indonesia reputasinya masih positif namun portfolio yang akan dikelola lebih rendah.
  • Indonesia dari reputasi masih positif. Kita makin penting berkompetisi dengan emerging country lainnya.
  • Pemerintah akan komunikasi naratif bahwa Pemerintah akan tetap menjaga stabilitas. Untuk tahun 2018 Semester 1 growth momentum kita tetap terjaga di 5,1%.
  • Untuk investasi momentum pertumbuhan tertinggi di kurtal 1 mencapai 8% akan tetap bisa dijaga. Pemerintah akan dukung pertumbuhan ekonomi dengan belanja yang lebih tinggi di Semester 2.
  • Dari inflasi, Kemenkeu tidak perlu terlalu panjang, BI juga melakukan policy, dan cukup stabil. Cukup baik di dunia Internasional.
  • Komponen yang selama ini menimbang inflasi kita jaga. Inflasi selama 3 tahun terakhir stabil dan rendah.
  • Rp13.746 rata-rata nilai tukar kita pada Semester 1. Walaupun akhir-akhir sudah melewati Rp14.000. Dari tahun 2017 dimana federal rate sudah menaikkan 2 kali, SDM kita justru rendah di 4,3 di bawah asumsi UU APBN 2018. Ini merupakan suatu bekal yang baik.
  • Untuk suku bunga SPN semester 1 achievement nya luar biasa rendah 4,3 dibawah asumsi yang di atas 5 UU APBN padahal FED fund rate sudah naik 2x.
  • Indonesian Crude Price (ICP) kita Semester 1 average 67 Dolar /per barel.
  • Untuk outlook keseluruhan tahun 2018:
    • Growth 5,2%
    • Inflasi 3,5
    • Nilai tukar Rp13.973
    • Suku bunga 5,6
    • ICP 70
    • Lifting minyak 776
    • Lifting gas 1116
  • pendapatan negara gross 16%, terutama dr pajak, ini pencapaian bagus, momentum kita jaga.
  • Realisasi Semester 1 Tahun 2018
    • Pendapatan per kapita growth 16%
      • PNBP growth 21%
    • Belanja negara performance baik Growth total 5,7
      • Untuk K/L growth 12%
      • Untuk non K/L growth 11,9%
  • Pendapatan negara gross 16%, terutama dari pajak, ini pencapaian bagus, momentum kita jaga.
  • Posisi APBN kita untuk keseimbangan primer surplus Rp10 Triliun.
  • Oleh karena itu karena keseimbangan primers sudah positif, Pemerintah pertahankan agar fiskal kita kuat menghadapi ketidakpastian global.
  • Postur keseimbangan primer Semester 1 Tahun 2018 surplus Rp10 Triliun. Tahun 2017 Semester 1: Rp68 Triliun. Semester 1 Tahun 2016: Rp143 Triliun. Defisit total Rp110 Triliun.
  • Instrumen fiskal seharusnya menjaga perekonomian kita.
  • thn 2018 menunjukkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) naik dr 65 T.

    Realisasi defisit semester 1 thn 2018 sebesar 110 T.
  • growth penerimaan pajak semester 1 thn 2018 sebesar 14,3% tanpa tax amnesty growth 16,7%.
  • kepatuhan pajak, terjadi perbaikan yg cukup baik.
    BPH non Migas tumbuh 14%.

    Ini loncatan dua kali lipat dr sebelumnya.
  • Kapatuhan pajak ada perbaikan
    Pph non migas tumbuh 14%
    Ppn tumbuh 13,6%
  • perdagangan melonjak di 27%, tahun lalu 13,7%, kenaikan yg sangat tinggi.
  • Per sektor
    Industri pengolahan tumbuh 12,7%
    Perdagangan tumbuh 27%
    Jasa keuangan tumbuh 5%
    Pertambangan tumbuh 80%
    Konstruksi tumbuh 11,4%
    Pertanian tumbuh 34,2%

    Denyut ekonomi cukup menguat.
  • Performance bea cukai luar biasa baik dibandingkan 3 thn terakhir

    Bea cukai di semester 1 thn 2018 tumbuh 16,7%
  • PNBP semester 1 thn 2018
    *penerimaan SDA tumbuh 43,4%
    *deviden tumbuh
    *PNBP lainnya naik 8,5%
    * BLU kita flat.
  • ini momentum dr 3 komponen PNBP. Sisi lain harus mendapatkannya balance, agar tidak meningkatkan beban pada perekonomian masyarakat.
  • Utk PKH kita melakukan cukup besar pada kuartal pertama.
  • Menkeu: belanja nonK/L 43,2 dibandingkan tahun lalu, terutama belanja pegawai dan subsidi yang lebih tinggi, dan bunga utang kita yg mengalami kenaikan dan akan kita jaga hati-hati.
  • Realisasi Belanja negara semester 1 thn 2018
    *Belanja K/L 34,9% dr target
    *Belanja non K/L 43,2% dr target
  • Realisasi semester 1 thn 2018
    - transfer daerah
    *dana bagi hasil (DBH) lebih rendah
    *dana alokasi umum (DAU) lebih tinggi
    *dana alokasi khusus (DAK) fisik 7,8 T pdhl thn lalu 17,4 T
    *DAK non fisik relatif stabil

    -dana desa relatif stabil

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan