Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Rencana Anggaran Tahun 2019 - Komisi 11 DPR RI Rapat Kerja (Raker) dengan Otoritas Jasa Keuangan

Tanggal Rapat: 29 Oct 2018, Ditulis Tanggal: 18 Jun 2020,
Komisi/AKD: Komisi 11 , Mitra Kerja: Otoritas Jasa Keuangan

Pada 29 Oktober 2018, Komisi 11 DPR RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai Rencana Anggaran Tahun 2019. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Muhammad Prakosa dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) daerah pemilihan Jawa Tengah 9 pada pukul 15:53 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: cnnindonesia.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Otoritas Jasa Keuangan
  • Mewakili seluruh dewan komisioner OJK turut berduka cita untuk bencana jatuhnya pesawat Lion Air menuju Pangkal Pinang, semoga ini tidak terulang lagi dan dapat menjadi perhatian kedepannya. Kami sudah bisa menyampaikan indikator terkini walaupun RAPBN 2019 belum selesai dibahas. Ekonomi global masih dibayangin oleh ketidakpastian dunia, deluasi, teori geopolitik yang masih memasa. Tekanan ekonomi global memicu pelemahan pasar keuangan emerging market termasuk Indonesia.
  • Kami melihat fundamental ekonomi Indonesia masih stabil dan pertumbuhan ekonomi 5%. Begitu juga, cadangan devisa masih tinggi untuk menutupi impor dan utang pemerintah. Saat ini kami sedang berupaya mewaspadai Volatilitas perekonomian yang masih tinggi. Dinamika ini memengaruhi indeks harga saham dan nilai tukar negara negara berkembang, terutama negara yang memiliki ketergantungan valas tinggi. Adapun nilai tukar dan inflasi Indonesia masih dalam kisaran target yang ditentukan, cadangan devisa juga masih cukup tinggi.
  • Kinerja perbankan secara umum juga masih dalam keadaan yang stabil dan didukung tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai, likuiditas perbankan juga masih cukup besar yang disimpan di Bank Indonesia (BI). Pertumbuhan kredit terpantau terus mengalami akselerasi menjadi 12,69%. Penghimpunan dana melalui pasar modal terus mengalami peningkatan hingga Oktober 2018, total penawaran umum tercatat 143,57 triliun, tercatat 39 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan nilai indikatif 18,31 triliun. Non Performing Loan (NPL) tercatat 2,66%, hal ini mengalami penurunan.
  • Adapun Perkembangan syariah OJK masih tumbuh positif, begitu juga dengan perkembangan asetnya. Outlook ekonomi dunia direvisi ke bawah. Dari eksternal, perekonomian Indonesia dihadapkan kepada tantangan penguatan USD< perang dagang, krisis di negara berkembang dan tingkat bunga negara maju meskipun secara umum keadaan ekonomi kita baik, Indonesia tetap perlu mewaspadai gejolak-gejolak ekonomi yang dimungkinkan masih akan datang di kemudian hari. Kami melakukan koordinasi dengan lembaga pemerintah dan lembaga fiskal lainnya.
  • OJK telah melaksanakan10 program prioritas nasional, program pertama yaitu mengembangkan dan melaksanakan pengawasan sektor jasa keuangan berbasis teknologi informasi, kedua yaitu penguatan pengaturan dan pengawasan, ketiga taitu implementasi standar internasional prudensial yang sesuai dengan perekonomian Indonesia.
  • Faktor eksternal dan internal yang memengaruhi keadaan perekonomian yaitu pada faktor eksternal meliputi potensi perang dagang, krisis di beberapa negara berkembang, bunga negara maju dan penguatan USD. Pada faktor internal meliputi pendalaman pasar keuangan, kebutuhan pembiayaan infrastruktur dan inklusi dan literasi keuangan. OJK membentuk Sistem informasi perizinan terintegrasi yang mempermudah proses perizinan di bilangan keuangan dari 120 hari kerja menjadi 20 hari kerja.
  • Reformasi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mewujudkan yang IKNB kuat dan berdaya saing, efisiensi di industri jasa keuangan untuk mewujudkan OJK yang berdaya saing, mengoptimalkan financial technology melalui pengaturan, pengawasan dan perizinan yang memadai, mendorong peningkatan peran serta keuangan syariah dalam mendukung penyediaan sumber dana pembangunan, revitalisasi pasar modal dalam mendukung pembiayaan pembangunan jangka panjang, mengurangi tingkat ketimpangan melalui penyediaan akses keuangan dan meningkatkan efektivitas kegiatan edukasi dan perlindungan konsumen.
  • Untuk perlindungan konsumen, OJK telah melakukan kerjasama satgas investigasi dengan 13 Kementerian untuk mengawasi tindakan perusahaan yang menyimpang. Realisasi penyerapan anggaran 2017-2018 (25 Oktober 2018) adalah 3,121 triliun dan target sampai akhir tahun adalah 4 triliun. Terkait dengan penerimaan OJK, sampai dengan september 2018 OJK mencapai penerimaan sebesar 4,28 triliun atau 77% dari target awal. Kami juga mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Tindak lanjut rekomendasi BPK atas laporan keuangan OJK yaitu tidak digunakannya Wisma Mulia sebagai kantor pusat, kedua kewajiban PPh Badan dan pengelolaan dana imbalan kerja jangka panjang.
  • Kementerian Keuangan masih memperbolehkan kita menggunakan tempat yang biasa kita pakai, dengan pertimbangan jika kita memakai Wisma Mulia 1 diperlukan pembangunan furniture-furniture baru. Penyusunan anggaran berdasarkan konsep Penganggaran Berbasis Kinerja, di mana pengalokasian anggaran didasarkan pada sasaran strategis dan indikator kerja utama yang direncanakan serta output yang direncanakan.
  • Rencana Kerja Anggaran (RKA) seluruh satuan kerja OJK tahun 2019 disusun dengan memperhatikan langkah-langkah efisiensi sebelumnya dengan asumsi dasar ekonomi makro yaitu suku bunga dan pertumbuhan ekonomi masing-masing 5,3%, laju inflasi 3,5% dan kurs dollar 15ribu. Lalu OJK mengajukan pagu anggaran 2019 sebesar 5,679 triliun atau meningkat 14,69% dari 2018 meliputi 51,43% untuk strategic expenditure, 36,72% untuk operational expenditure dan 11,84% untuk capital expenditure.
  • Isu strategi terkait RKA 2019 yaitu kemandirian gedung kantor pusat dan OJK. Kami masih menggunakan gedung pinjaman dari Kementerian Keuangan dan gedung Wisma Mandiri 2. OJK berupaya untuk membangun kantor OJK pusat dan kantor OJK di daerah. Saat ini kantor pusat OJK masih menggunakan kantor yang berada di tiga lokasi yang semuanya merupakan gedung pinjaman meliputi 30 kantor OJK yang terdiri dari 6 kantor regional, tiga kantor skema pinjam pakai, dua kantor menggunakan gedung BI, dan 21 kantor pinjaman, kami memproyeksikan pada tahun 2022 anggaran sewa kantor akan menurun karena beralih menjadi anggaran kepemilikan gedung.
  • Permintaan persetujuan Komisi 11 terkait RKA 2019 sebesar 5,679 triliun dengan sumber pembiayaan seluruhnya berasal dari penerimaan pungutan OJK. Terkait dengan PP nomor 11/2018 mengenai pungutan memang pungutan OJK tahun ini akan digunakan untuk tahun depan. Namun kami tetap melakukan pengajuan perbaikan ke Menteri Keuangan tetapi sampai sekarang belum selesai. Mayoritas Nilai tukar Emerging Markets dalam tren melemah yaitu Rp. 15.215 per tanggal 26 Oktober 2018.
  • Kondisi ekonomi Indonesia sekarang yaitu pertumbuhan ekonomi solid dan terjaga, cadangan devisa masih cukup tinggi, inflasi stabil di dalam kisaran target dan peningkatan indeks daya saing Indonesia di tingkat global, permodalan perbankan nasional masih memadai yaitu Rp. 543,5 triliun. Dalam PP nomor 11 tahun 2014 disebutkan bahwa pungutan OJK tahun ini belum dapat digunakan untuk anggaran tahun depan. Atas hal tersebut, OJK mengajukan perubahan PP ke Kementerian Keuangan, namun pembahasanya belum selesai. Alternatif upaya kami adalah melakukan perubahan kebijakan akutansi.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan