Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Rencana Program Kerja PT KTM dalam Rangka Mendukung Program Swasembada Gula – Komisi 4 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT Kebun Tebu Mas (KTM)

Tanggal Rapat: 11 Apr 2017, Ditulis Tanggal: 22 Nov 2020,
Komisi/AKD: Komisi 4 , Mitra Kerja: Dirut PT Kebun Tebu Mas (KTM)

Pada 11 April 2017, Komisi 4 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT KTM mengenai Rencana Program Kerja PT KMT dalam Rangka Mendukung Program Swasembada Gula. RDP ini dipimpin dan dibuka oleh Viva Yoga dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) pada pukul 13:51 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

ilustrasi : kebuntebumas.com

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirut PT Kebun Tebu Mas (KTM)
  • Dirut PT KTM menyampaikan bahwa pabrik KTM baru beroperasi pada tahun 2016 dan untuk program kerja kita sudah dirumuskan di business plan dari tahun 2015 sampai tahun 2025.
  • Sebanyak 240 ribu ton gula yang dihasilkan, dengan luas areal sampai tahun 2025 seluas 38.500 meliputi 4 kabupaten.
  • Saat kurun waktu tahun 2025 dalam meningkatkan daya saing, sehingga pada tahun 2018 harus membuat pabrik biopertilyzer dan akan membutuhkan pabrik bioethanol.
  • Dirut PT KTM mengatakan dengan menggunakan bahan baku ampas tebu bisa menjadi energi terbarukan.
  • Keberadaaan PT KTM sebagai penyedia lapangan kerja, menambah pendapatan Negara dan menambahkan ekonomi masyarakat sekitar pabrik. Pabrik kami memang didatangkan mesin dari Jepang, Jerman, Australia dan lain-lain, dan kita jadikan 1 di lapangan.
  • Terkait dengan gilingan, bahwa 1 gilangan itu terdiri dari beberapa roll sehingga ekstraksinya lebih baik. Unit gilangan 4 setiap gilingan terdiri dari 6 roll dan semua menggunakan electric drive.
    Dengan total energi listrik 40 Mw dan yang terpakai hanya 20 Mw.
  • Dirut PT KTM mengatakan bahwa basis pabrik gula ini yaitu tebu, yang dimana dahulu adlah percobaan untuk SNI. Adanya penugasan dari pemerintah mengelola gula Bulog untuk memenuhi kebutuhan Indonesia Timur.
  • Terkait dengan pembayaran tebu itu dalam kurun waktu 3 hari sekalai kepada rekening petani sendiri dan langsung.
  • PT KTM menerapkan sistem jadi luasan tanah dengan GPS, sehingga bisa dipetakan dimana lokasinya sehingga tidak pverlap dengan pabrik lain. Untuk kondisi saat ini masih percobaan, masih sama seperti tahun 2016. Untuk sasaran berikutnya pada tahun 2025 untuk luas areal proyeksinya adalah 38.000 Ha.
  • Strategi dalam rangka swasembada pembinaan kepada petani yang berkelanjutan sangat diperlukan.
  • Dirut PT KTM mengatakan dengan kehadirannya industry akan mengubah situasi, mengenai limbah cair sumbernya dari proses, kondensor dan boiler. Secara teoritis standar alurnya dari proses pabrik, beratahap diantaranya masuk ekualiser, ditampung dalam bak yang fungsinya yaitu untuk meratakan. Bio control ini adalah bak penampungan limbah melalui IPAL. Air bisa kita buang ke tempat pembuangan. Untuk pemakaian sisa lab akan kita masukkan ke ruangan tertentu, sedangkan untuk batu bara akan kita koordinasikan dengan pihak ketiga.
  • Untuk debu cerobong asap kita menggunakan elektrik, sehingga diharapkan udaranya akan tetap baik. Sehingga penghijauan menjadi hal yang kami utamakan untuk memperbaiki lingkungan. Pencemaran udara yang dilaporkan masyarakat itu adalah bau. Oleh karena itu kami sampaikan
    kepada mereka akan kita atasi dengan serius dan akan kita deteksi dimana penyebabnya.
  • Mengenai permasalahan letupan tenku tetes itu terjadi karena adanya reaksi asam amino dan gula reduksi yang ada sehingga itu terjadi secara spontan. Untuk letupan tetes itu kita alirkan ke kelom. Jika tidak tamping, maka akan merembet ke sungai yang dimana itu akan menjadi masalah. Sedangkan mengenai tabung equalizer dan tembok yang jebol yang dimana tembok tersebut terbuat dari beton. Bagi kami ini adalah musibah yang tidak bisa dihindarkan, yang dimana kolam
    tersebut menampung limbah juga dan bebannya menjadi tinggi dikarenakan kolam tersebut menampung tetesan dan limbah yang temboknya jebol.
  • Untuk mengatasi agar bau tersebut bisa hilang, kami memasang aerator. Bau itu bukan karena standar pengelolaan kami tetapi karena musibah.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan