Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pentingnya Mengangkat Sagu sebagai Komoditas Strategi – Komisi 4 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua MASSI

Tanggal Rapat: 11 Apr 2017, Ditulis Tanggal: 21 Nov 2020,
Komisi/AKD: Komisi 4 , Mitra Kerja: Ketua MASSI

Pada 11 April 2017, Komisi 4 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua MASSI mengenai Pentingnya Mengangkat Sagu sebagai Komoditas Strategi. RDPU ini dipimpin dan dibuka oleh Viva Yoga Dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Jawa Timur 10 pada pukul 16:00 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum

ilustrasi : sinarpidie.co

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Ketua MASSI
  • Ketua Massi mengatakan bahwa sagu tidak bertuan, tidak oleh LHK dan tidak juga oleh Pertanian.
  • Dari ketahanan pangan, makanan lokal dikurangi dengan jumlah yang banyak, yang dimana menurut kami sagu ini sangat penting. Limbah sagu juga lagi ditelita untuk dijadikan gula.
  • Ketua Massi mengatakan bahwa sagu banyak berada di desa tertinggal, dengan begitu bisa untuk mengembangkan desa tertinggal juga.
  • Terkait dengan beras analog harganya sangat mahal, karena jika beras biasa banyak yang subsidi. Sehingga harapan kami untuk adanya diserfikasi pangan ini dapat tercapai
  • Beras itu rantai karbonnya linear, sehingga kita lebih cepat akan merasakan lapar sedangkan sagu itu multilinear, dan sagu tidak akan berhenti akan tubuh terus. Pada tahun ke-11 akan mengeluarkan bunga dan jika habis akan rusuh.
  • Ketua Massi mengatakan dengan adanaya penataan hutan, maka sinar matahari yang masuk akan optimal dan sarinya juga akan optimal. BRG sudah menerima bahwa merehabulitasi lahan gambut itu dengan sagu. Sedangkan bagi masyarakat yang akan tinggal di daerah lahan gambut yang terbakar maka akan mendapatkan manfaat yang sebenernya. Ketua Massi mengatakan bahwa tanaman yang paling baik untuk merestorasi gambut adalah tanaman sagu.
  • Ketua Massi menyatakan kecewa dikarenakan sagu tidak masuk dalam komoditas strategis nasional dan Pak Jokowi sudah datang untuk melihatnya, sehingga untuk dicatat sebagai komoditas nasional agar menjadi perhatian. Karena secara politis sagu adalah komunitas asli di Indonesia dan di Papua terbanyak menkonsumsi sagu.
  • Ketua Massi membutuhkan infrastruktur, karena hutan sagu membutuhkan jalan sehingga Bappenas harus turun tangan agar mereka tahu bahwa sagu ini menjadi perhatian Kementerian. Seperti di Papua mereka membutuhkan infrastruktur, dan Bappenas harus mencatat sagu menjadi komoditas strategis karena ini terluas di dunia.
  • Ada 4 faktor sagu di daerah, kami terlibat juga dengan pelaku bisnis dan lain-lain. Papua penghasil sagu terbanyak, banyak yang melihat kita tetapi Kementerian dan Lembaga tidak mendukung.
  • Ketua Massi mengatakan bahwa potensi nasional yang luar biasa adalah sagu, Indonesia juga dianugrahi dengan 2 hal yaitu sawit dan sagu. Dahulu sawit ditanam dengan dipagari tetapi karena political will dari Pak Harta menjadi potensi sehingga menjadikan kekuatan yang sangat luar biasa. Sawit masih menjadi stigma untuk rakyat miskin saja. Sehingga kami tidak percaya dan akan mengalahkan Amerika.
  • Kami merindukan apa yang dilakukan Presiden Soeharto ketika berbicara mengenai sawit. DPR-RI agar memberikan pressure kepada Bappenas karena kita sudah terlalu lama menantikan, dan kami berharap agar stakeholder ini jangan berkonsentrasi pada beras saja karena akan stuck disana.
  • Terkait dengan multi-player effect dari sagu tidak hanya pangan, olahan limbah bisa menjadi media untuk jamur dan bisa dibudidayakan. Karena kami sangat setuju agar dibudidayakan.
  • Data dari BPS pada September 2015 menyatakan bahwa tingkat kemiskinan kita mencapai 11,13% yang diman target kita 8% sehingga ini belum lulus.
  • Agribisnis berbasis limbah sudah bisa dilakukan dan limbah sagu ujungnya akan menjadi pakan ternak. Dalam hasil pertemuan dengan pakar sagu, bahwa kita membuang 12 juta ton tepung saguu tiap tahunnya di sungai Papua karena tidak dipanen secara baik.
  • Ketua Massi mengatakan bahwa kita sudah membentuk konsorsium sagu, dapat pengertian bahwa kita mampu mengelola hutan sagu menjadi kebun sagu agar dianfaatkan secara berkelanjutan. Dari pohon sagu sendiri bisa diolah berbagai macam, termasuk karya anak bangsa sendiri yaitu peralatan pengolahan sagu.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan