Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Asset Swap Mitratel dengan TBIG (Part 1) — Komisi 6 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT. Telkom dan Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Tanggal Rapat: 25 Jun 2016, Ditulis Tanggal: 5 Apr 2021,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Dirut Telkom dan Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Pada 25 Juni 2015, Komisi 6 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut Telkom dan Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengenai Asset Swap Mitratel dengan Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) (Part 1). RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Achmad Hafisz dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Sumatera Selatan 1 pada pukul 14.19 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: bareksa.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirut Telkom dan Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Dirut PT. Telkom

  • Hampir semua anak perusahaan Telkom bekerja dengan baik, sehingga tidak memiliki kerugian dalam perjalanannya.
  • Telkom membeli Telesindo karena merupakan distribusi paling strategis untuk mendukung kinerja Telkom.
  • Telkom tidak melakukan penjualan mitratel. Telkom melakukan aksi korporasi untuk menjadi pemain dominasi di industri.
  • Telkom tidak menjual tower, tetapi berinvestasi melalui tower-tower yang menjadi kerja sama.
  • Pertukaran saham Mitratel dengan Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) merupakan upaya Telkom untuk menjadi pemain dominan di industri saham. Kepemilikan perusahaan tower oleh asing hanya bisa melalui pasar modal. Nilai bisnis tower tidak hanya diukur oleh jumlah, tetapi juga oleh kualitas. Telkom memandang kerja sama dengan partner unggul merupakan pilihan terbaik sebelum nilai tower menurun.
  • Telkom merupakan perusahaan komunikasi terbesar kedua di ASEAN setelah Simtell dengan keuntungan Rp300 Miliar,
  • Telkom dapat menjangkau 95% wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil dan terluar yang sebenarnya tidak memiliki keuntungan bagi Telkom.
  • Negara yang paling banyak jumlah penyewa towernya adalah Amerika dan Indonesia berada di urutan ketiga.
  • Dari 2010-2015, terdapat penurunan jumlah penyewa menara dan bertambah banyaknya perusahaan menara independen.
  • Tahun 2009 STP mengakuisisi Bakrie Telecom.
  • Tahun 1995 Telkom merupakan bagian dari Indosat dengan kepemilikan saham Telkom 51% dan Indosat 49%.
  • CDMA banyak yang sudah tidak menggunakan tower lagi sehingga kebutuhan akan tower berkurang. Di Indonesia, perusahaan telekomunikasi telah menjual aset tower mereka. Para pengusaha telekomunikasi juga melakukan merger portofolio.
  • Ada 4 kelaziman mengunlock dengan menjual putus, membeli saham, merger, dan IPO.
  • Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengingatkan agar operator taat aturan tower bersama. Tidak boleh ada 1 tower dengan 1 operator, tetapi 1 tower harus digunakan bersama. Pembangunan tower tidak boleh hanya dimanfaatkan oleh 1 provider.
  • Nilai bisnis tower ditentukan berdasarkan jumlah tower, kualitas tenant, dan perusahaan. Hanya 2 perusahaan yang memasukkan tender offering dan Telkom menunjuk financial independent.
  • Telkom pada Oktober 2014 menandatangani CSIE dengan TBIG.
  • Tujuan akhir Telkom adalah menjadi simple majority di Mitratel.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan