Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Rencana Initial Public Offering Pertamina Hulu Energi (IPO PHE), dan lain-lain — Komisi 6 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Tanggal Rapat: 15 Jun 2023, Ditulis Tanggal: 31 Jul 2023,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Erick Thohir, Menteri BUMN RI

Pada 15 Juni 2023, Komisi 6 DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membahas Rencana Initial Public Offering Pertamina Hulu Energi (IPO PHE), dan lain-lain. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Mohamad Hekal dari Fraksi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dapil Jawa Tengah 9 pada pukul 13.00 WIB pada pukul 11.30 WIB. 

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Erick Thohir, Menteri BUMN RI
  • Sesuai yang telah kami paparkan sebelumnya bahwa rencana PMN ini dilakukan melalui cadangan investasi yaitu sebesar Rp5,7 Triliun yang memang sebenarnya di beberapa minggu yang lalu kita sudah jabarkan dan juga sudah ada penjelasan dari masing-masing direksi
  • Kementerian BUMN tentu berharap PMN ini dapat disetujui tidak lain karena tentu khususnya yang AFC itu sebenarnya untuk percepatan penyelesaian mengenai Jiwasraya dan sebagian besar nanti juga ada penambahan di tahun berikutnya mengenai pendanaan yang sudah dikumpulkan oleh Kejaksaan melalui aset tetapi tidak berupa cash tetapi merupakan barang. Kalau ini bisa berjalan tentu ini prestasi yang luar biasa buat kita bersama Komisi 6 DPR-RI dengan Kementerian BUMN.
  • Untuk pangan yang terdiri dari RNI sendiri seperti yang sudah dipaparkan bahwa Bagaimana salah satu ketahanan untuk pangan terdiri dari RNI memang ada dua konteks yang waktu itu diusulkan. Tetapi baru bisa berjalan mungkin sepertiga dimana Sebenarnya saya pernah paparkan bahwa untuk menjaga stabilitas daripada pangan Indonesia yang terus-menerus juga tentu terikat oleh beberapa kebijakan dan tentu bagaimana kita lihat juga untuk import terus sekarang makin meninggi. Tentu sejalan dengan jumlah penduduk yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi dimana middle class itu mungkin makin tinggi. Jadi impor daripada beberapa bahan pokok pun sekarang makin meninggi kalau kita bandingkan dari 10 tahun yang lalu. Tetapi ini sebuah ketergantungan yang harus diintervensi kedepannya.
  • Tentunya untuk Bulog sendiri sebagai stabilisator itu didapatkan dari APBN sehingga memang tidak lagi sebagai stabilisator pupuk Bulog harus meminjam dana mahal daripada himbara itu sendiri dan Tapi tentu pada hari ini konteks ya sesuatu hal yang kita lakukan bertahap yaitu dengan tentu PMN yang 59 dulu untuk penyehatan daripada RNI sendiri dan memang sudah juga ada bantuan dari himbara senilai 3 triliun untuk recolving jadi gitu kita sudah mulai bertahap dilakukan
  • Lalu di injury time waktu itu bahwa memang cash flow daripada income sendiri sebagai catatan ada yang memang dalam posisi negatif. Dimana disitu kita bisa lihat pendapatan dari airport kita tentu dalam posisi negatif tetapi tentu sebagai pelayanan masyarakat tidak mungkin airport di stop pada saat covid sehingga tetap kita jalankan tetapi juga ada konteks yang lain pada saat itu tentu dengan cashflow yang kita harapkan pengembangan daripada pengembangan wilayah Mandalika. Salah satunya dana yang Rp1,2 Triliun ini sebenarnya tidak hanya memaksa daripada airport airport sendiri yang sekarang sudah recover. Tetapi masih ada mungkin 70% airport yang belum recover ya baru Bali dan Jakarta yang bagus. Tentu tidak mungkin airpot ini cashflow-nya menggendong daripada anak usaha incurly lainnya seperti juga percepatan infrastruktur di Mandalika. Itulah kenapa pendanaan ini dibutuhkan tetapi untuk industri asuransi sendiri Kita sudah waktu itu diskusikan panjang lebar merupakan sebuah kebijakan waktu itu secara undang-undang yang memang industri. asuransi ini kita bisa ada penyegaran. Supaya kesehatan daripada asuransi ini bisa dijaga
  • Rencana Dividen tahun 2024. Dengan kondisi 2023 ini kalau kita lihat data-data komoditas sudah mulai menurun dan juga situasi tekanan global kalau kita lihat beberapa negara sendiri masih mengalami tentu inflasi tinggi dan supply chains yang terganggu. Tetapi kami tetap di BUMN paling tidak berusaha menyamakan deviden yang kita berikan seperti tahun ini sebenarnya walaupun cukup berat. Karena di sini ada target revenue dan net income yang harus kita jaga yaitu revenue sebesar Rp3000 Triliun dan Ebitda Rp600 Triliun dan net.
  • Income nya itu harus RP250 Triliun. Kalau angka di 80,2 triliun untuk tahun 2023 yang diberikan ini Insya Allah bisa tercapai asal angka besar ini tercapai. Dari 80,2 Triliun kalau kita lihat dari yang BUMN Tbk kurang lebih kita prediksi di 53,7 triliun. Lalu kalau yang non Tbk ini Rp26,5 Triliun. Inilah kenapa nanti kita dorong juga. Tidak bisa yang namanya deviden ini bergantung dari hanya Himbara tetapi kita mendorong kelompok-kelompok usaha lain untuk bisa melakukan dividen yang baik. Sehingga angka-angka ini bisa terjaga.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan