Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Kinerja Keuangan dan Harga Tiket Pesawat — Komisi 6 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Tanggal Rapat: 21 May 2019, Ditulis Tanggal: 18 May 2020,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Direktur Utama PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Pada 21 Mei 2019, Komisi 6 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengenai Kinerja Keuangan dan Harga Tiket Pesawat. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Teguh Juwarno dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Jawa Tengah 2 pada pukul 14:30 WIB.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Direktur Utama PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
  • Saat ini, PT. Garuda Indonesia tengah menerapkan bisnis model baru dengan menawarkan layanan gratis Wi-Fi kepada penumpangnya. Layanan ini didukung oleh pihak ketiga dalam instalasinya dan oleh karena itu diberikan royalti dan hak eksklusif bagi mitra tersebut.
  • Mengenai kinerja keuangan, Dirut PT Garuda Indonesia menjelaskan bahwa di tahun 2017, PT. Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar US$237 juta. Akan tetapi, kerugian menurun drastis di tahun berikutnya. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan tersebut adalah penambahan jasa di divisi kargo yang tadinya di outsource ke perusahaan lain untuk pengangkutan kargo dari Jepang dan Cina.
  • Fokus PT. Garuda Indonesia saat ini adalah menjaga cash flow dengan mematok margin 5%. Akan tetapi, Pemerintah meminta kita untuk menurunkan hingga 15%.
  • Disamping sisi finansial, PT. Garuda Indonesia juga memberlakukan restrukturisasi perusahaan dimana sebanyak 213 personel dipindahkan ke divisi lain.
  • PT. Garuda Indonesia juga menaruh perhatian pada pengekspor hasil maritim terutama di wilayah Sulawesi dan Kalimantan. Biasanya hasil maritim yang akan diekspor harus melalui Jakarta yang menyebabkan keuntungan petani dimanfaatkan oleh tengkulak, tetapi dengan adanya direct flight hasil ekspor bisa mencapai negara tujuan lebih cepat dan mempunyai harga jual yang lebih tinggi dengan tingkat kesegaran yang tinggi. Hal ini diharapkan bisa menumbuhkan keuangan PT. Garuda Indonesia dari divisi cargo.
  • Mengenai kenaikan harga tiket, Dirut PT. Garuda Indonesia menerangkan bahwa Tarif Batas Atas (TBA) harga tiket sudah lama tidak direvisi dan dinaikan semenjak tahun 2014. Padahal, variable cost penerbangan sangatlah tinggi yang termasuk di dalamnya bahan bakar pesawat (avtur) dan kurs dollar. Sejak tahun 2014, harga avtur dunia naik dari US$60 menjadi US$70, sedangkan kurs dollar US di tahun 2014 berkisar antara Rp10.000 dan sekarang berkisar di Rp14.000.
  • Dirut PT. Garuda Indonesia juga menekankan bahwa kenaikan harga masih sesuai dengan Tarif Batas Atas (TBA) harga tiket pesawat yang telah ditentukan, yang terjadi adalah di tahun 2016 PT. Garuda Indonesia mendapatkan teguran dari BPK karena menjual harga tiket dibawah harga pokok produksi. Jadi, di tahun 2019 PT. Garuda Indonesia mulai menjual harga tiket diatas harga pokok produksi yang menyebabkan harga tiket mencuat.
  • Meskipun demikian PT. Garuda Indonesia juga menerapkan discount untuk kalangan yang membutuhkan seperti PNS, senior citizen, veteran dan pelajar hingga 50%.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan