Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Upaya Meningkatkan Kualitas Manufaktur Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Internasional untuk Masukan Ratifikasi Perdagangan – Komisi 6 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI)

Tanggal Rapat: 12 Oct 2016, Ditulis Tanggal: 12 Jan 2021,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI)

Pada 12 Oktober 2016, Komisi 6 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI) mengenai Upaya Meningkatkan Kualitas Manufaktur Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Internasional untuk Masukan Ratifikasi Perdagangan. RDPU ini dipimpin dan dibuka oleh Azam Asman Natawijana dari Fraksi Partai Demokrat dapil Jawa Timur 3 pada pukul 13:00 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Ilustrasi : ekonomi.bisnis.com

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI)
  • Ketua ASIMPI menyampaikan bahwa ASIMPI sudah berdiri sejak tahun 1984, dahulu ASIMPI diasosiasi oleh BUMN tetapi pada tahun 1996 ditutup. ASIMPI adalah asosiasi industri mesin perkakas Indonesia organisasi non-politik yang terdiri dari 40 perusahaan sampai saat ini dan ASIMPI bergabung dengan Gabungan Asosiasi Mesin (Gama).
  • Visi misi ASIMPI adalah membangun industri mesin perkakas yang baik dan berkualitas dunia.
  • Ketua ASIMPI menyampaikan bahwa mesin perkakas adalah ibunya segala mesin, mesin-mesin seperti alat untuk kapal atau apapun yang diproduksi oleh mesin perkakas.
  • ASIMPI sudah mencoba hubungan dengan luar negeri, diantara Taiwan, India, Jepang, German dan Korea. ASIMPI beberapa kali telah diundang oleh berbagai Negara, karena mereka ada pameran disetiap tahunnya.
  • Ketua ASIMPI mengatakan bahwa ASIMPI sudah mencoba membuat program dari anggota asosiasi sejenis di luar negeri. ini merupakan ajang tukar menukar teknologi antar Negara dan juga sebagai market share.eraca perdagangan dari data BPS dan Pusdatim Kemenperin, bahwa neraca negatif di kelompok mesin dan alat listrik. Neraca ekspor impor ASIMPI ditahun 2014 yang negatif paling besar adalah mesin perkakas, ekspor sangat kecil sekitar 21,8 juta USD pada tahun 2014.
  • ASIMPI sangat kualahan dari neraca untuk industri dalam negeri. industri dalam negeri saat ini ada beberapa merek lokal untuk light duty yang konsumennya adalah pendidikan. Saat ini PKA untuk mesin pendidikan ini impor dan memakai uang negara, tetapi kualitasnya rendah karena ASIMPI
    tidak semangat di pendidikan. Jika ASIMPI bekerjasama dengan industri dan pendidikan seperti yang Pak Presiden katakana bahwa ini bisa menjadi market untuk industri.
  • Kepala ASIMPI menyampaikan bahwa ASIMPI hanya 100 sampai 1.000 unit mesin per-bulan untuk mamasok kebutuhan SMK permesinan, Karena ini ada sekitar 60.000 mesin untuk SMK maka sekitar 1.000 perbulan.
  • Heavy duty, ASIMPI impor dengan satu catatan membeli batang tetapi harus menggunakan jasa teknologi lokal, sehingga Ketua ASIMPI menyarankan jika mau membeli barangnya harus mewajibkan lokal ekspor.
  • Untuk saat ini kita dipayungi UU No3 tahun 2014 tentang perindustrian. Berdasarkan UU bahwa pemerintah sudah membuat bangun industri nasional yang akan dilaksanakan sampai tahun 2035 ini merupakan program 20 tahunan.
  • Ketua ASIMPI mengatakan mesin perkakas ini menjadi prioritas yang dikembangkan pemerintah, tetapi pada saat ini tantangannya masih cukup berat. Salah satu prioritas pemerintah untuk dikembangkan adalah barang modal komponen penolong dan industri.
  • Kebijakan pemerintah mengenai pemanfaatan produk dalam negeri itu sudah lengkap, hanya saja untuk implementasinya yang cukup berat.
  • ASIMPI mengupgrade mesin-mesin yang perlu diganti, sedangkan untuk mesin yang canggih menggunakan jasa tekno lokal.
  • Ketua ASIMPI menyampaikan rencana roadmap hingga tahun 2019, tidak perlu impor SDM dari luar karena kita sudah memiliki SDM yang mumpuni.
  • Terkait dengan kasus Toyota yang mendatangkan mesin CNC tercanggih beserta tenaga-tenaga ahli luar, Ketua ASIMPI mempertanyakan apakah ini masih tergolong melanggar UU.
  • Ketua ASIMPI memerlukan payung hukum agar tidak adanya tender yang terbuka. Untuk standar kompetensi dan keteknikan programnya belum ditetapkan, walaupun itu masih proses.
  • Ketua ASIMPI menyampaikan bahwa kita kalah dengan China, yang dimana kualitas mereka lebih rendah.
  • Untuk bahan baku pembuatan mesin perkakas saat ini masih low spec, jadi dalam 1 tahun pakai langsung rusak. Memang untuk pendidikan memang low quality karena harganya yang murah, jika high quality harganya sangat mahal.
  • Ketua ASIMPI mengatakan sinergi pembuatan dan pemakaian peralatan ini sebagai langkah untuk mewujudkan gerakan nasional pembuatan mesin. Kementerian Perindustrian sudah mengarah kesana, tetapi kita konfirmasi kembali bahwa belum adanya anggaran.
  • Dari 42 politeknik ada 1 politeknik yang memproduksi sangat bagus, yaitu Politeknik Manufaktur Bandung.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan