Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pembahasan Isu Strategis - RDP Komisi 7 dengan Dirut MIND ID, Antam, dan IBC

Tanggal Rapat: 12 Apr 2023, Ditulis Tanggal: 20 Sep 2024,
Komisi/AKD: Komisi 7 , Mitra Kerja: Dirut PT ANTAM

Pada 12 April 2023, Komisi 7 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut MIND ID, Antam, dan IBC tentang pembahasan isu strategis. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Bambang Haryadi dari Fraksi Gerindra dapil Jawa Timur 4 pada pukul 11.57 WIB. (Ilustrasi: Detik.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirut MIND-ID
  • Hari ini mengantar PT. Antam yang merupakan player dari sisi hulu mining tambang yang akan menjadi pemasok bahan baku untuk ekosistem EV Battery dan juga mengantar IBC yang merupakan cucu dari MIND ID.
  • Bahwasanya hampir seluruh komponen bahan baku mineral yang dibutuhkan dalam ekosistem EV Battery hampir ada semuanya. Ada timah, aluminium, tembaga, nikel dan ke depannya nanti akan semoga ditemukan juga logam tanah jarang.
  • MIND ID mendorong melalui anak dan cucu perusahaan dalam rangka mengembangkan ekosistem EV Battery di Indonesia. IBC sendiri itu pemegang sahamnya ada 4 yaitu Antam, Inalum, Pertamina PLN dengan shareholding proporsional.
  • Secara strategic investment holding, IBC nanti bertugas juga menjalin aliansi dengan potensial partner yang membawa teknologi paten dan membawa capital.
  • EV Battery ekosistem yang akan dilakukan secara hulu sampai hilir mencakup kegiatan miningnya, kegiatan refinery, kemudian masuk ke battery cell dan juga menyediakan pasokan yang sama untuk pembuatan other equipment manufaktur EV Battery.
  • Juga akan dilakukan pengembangan di energy storage system yaitu sistem penyimpanan energi berbasis baterai untuk keperluan yang lebih besar dan lebih statis seperti untuk pabrik dan gedung perkantoran dan perumahan.
  • Pengembangan ekosistem EV Battery nantinya dilakukan melalui satu pengembangan kegiatan tambang dan refinery-nya di Antam dan mendorong ABC untuk melakukan end to end mulai dari penyertaan saham di joint venture yang sampai kepada battery cell.
  • Sebenarnya IBC juga ditugaskan untuk melakukan peran sebagai pendorong untuk ekosistem EV Battery dan sudah melakukan investasi antara lain di toil electric vector yang bernama Gesit.



Dirut IBC
  • Target dari Pemerintah dan juga tren dunia dari kendaraan listrik yang akan ada di Indonesia itu akan meningkat secara signifikan. Untuk roda dua kita targetkan sebenarnya di 2030 itu hampir 9 juta unit dan untuk roda empat hampir 600.000.
  • Konsekuensinya memang tentunya akan dibutuhkan ketersediaan tenaga listrik yang juga memadai, tetapi di satu sisi kita akan mengurangi jumlah impor BBM kita.
  • Dari aspek pengurangan emisi penggunaan emisi CO2 kalau kendaraan listrik berbasis EV Battery itu hampir 9 juta ton per tahun kurang lebih hampir 6 sampai 8% dari total transportasi. Jadi itu hal yang sangat strategis.
  • Mengenai struktur kepemilikan, IBC dimiliki oleh Inalum, Antam, Pertamina melalui Pertamina power Indonesia dan PLN.
  • Visi dan misi kami bukan saja pemain Global untuk EV Battery tapi juga menciptakan EV battery ekosistem di Indonesia terkait kendaraannya. Karena kalau tanpa ada kendaraan berbasis listrik di Indonesia nanti hasil-hasil dari IBC ini akan banyak diekspor.
  • Misi utama pertama adalah hilirisasi. Hilirisasi ini sangat penting untuk Indonesia dan sudah dimulai konsep ini dari awal dan bermula dari nikel yang sebelumnya harus bisa diekspor, tetapi sekarang nikel bisa harus diolah dahulu sampai isi baterai materials itu akan memberikan nilai tambah yang juga sangat besar.
  • EV Battery juga menjadi salah satu yang patut kita dorong karena memberikan kemurahan buat masyarakat. Kalau kita lihat 1 Km menggunakan baterai RV itu hanya Rp50. Jadi penghematannya luar biasa untuk masyarakat.
  • Tentunya untuk meningkatkan daya saing harus meningkatkan kapabilitas dan partnership. Karena dari segi aspek teknologi permodalan dan juga pasar saat ini, EV Battery masih dikuasai oleh 3 tubuh yaitu Amerika, China dan Eropa.
  • Untuk membangun industri itu tidak bisa cepat dan tidak juga murah. Karena secara fisik baterai itu kecil, tetapi untuk kita mendapatkannya itu dari mining kita sampai ke baterai yang sel yang diproduksi di Indonesia itu memerlukan tahapan.
  • Ini adalah circular ekonomi. Jadi apa yang dihasilkan dari baterai yang sudah spend itu bisa diolah kembali menjadi baterai yang fresh. Jadi kita ada recycle di situ. Untuk itu kami bermitra dengan dua partner strategis. Yang pertama adalah CTL. Itu adalah produsen baterai ini terbesar di dunia dan LGS. Mereka saat ini nomor 3 atau 4 yang terbesar di dunia.
  • Update tentang progres daripada EV Battery. Kita melakukan kerja sama dengan CBL dan LG. Setelah mendapatkan persetujuan untuk RUPS LB tanggal 23 Agustus 2022 disetujui oleh seluruh pemegang saham untuk diinvestasikan sebagian usaha Antam untuk dikerjasamakan.
  • Ada dua perusahaan yang dihasilkan di situ baik itu SDA maupun NKA. SDA itu kita kerjasamakan dengan CBL dan NKA itu akan kita kerja samakan dengan LGS.
  • Status yang kita sekarang lagi tangani adalah untuk FHT atau yang akan jadi industrial park nya daripada project ini. Sekarang kita dalam tahap mungkin di dalam 2 minggu atau 3 minggu ini kita akan menandatangani juga SDA dengan pihak CBL.
  • Pada awal Mei nanti kita akan bertemu dengan pihak LGS. Karena mereka ada sedikit perubahan mungkin dari struktur konsorsiumnya tapi target kita tetap akan mau mencanangkan ini di tahun 2023 agar supaya semuanya bisa tanda tangan pada tahun 2023 ini.
  • Project ini mayoritas pemegang saham dari Gesit. Ini salah satu market leader posisi 23% dari market motor EV Battery dan ini yang membanggakan benar-benar karya anak bangsa.
  • Ada tiga dukungan atau kebijakan Pemerintah yang telah dikeluarkan untuk mendorong pengembangan infrastruktur dari kendaraan bermotor listrik berbasis baterai diantaranya adalah Perpres 55 Tahun 2019, Inpres Nomor 7 Tahun 2022 SK BUMN Nomor 290 Tahun 2022 yang dimaksudkan adalah untuk mendorong atau pengembangan infrastruktur kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
  • Maksud daripada dukungan ini adalah untuk menciptakan suatu ekosistem yang nantinya akan memberi banyak manfaat sebenarnya buat pengguna kendaraan berbasis listrik.
  • Yang terakhir adalah dengan Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2023. Di sini disampaikan adanya pengarahan infrastruktur pengisian listrik untuk KBLBB dilakukan melalui penugasan ke PLN.
  • Lalu dalam pelaksanaan penugasan, PLN dapat bekerja sama dengan BUMN atau badan usaha lainnya dan pembiayaan dari penugasan PLN dalam penyediaan infrastruktur pengisian listrik dapat diperlukan dalam biaya pokok penyediaan tenaga listrik d/a penyertaan modal negara.
  • Atas Permen ini kami melakukan inisiatif untuk memulai membantu supaya tercipta standarisasi. Karena hanya dengan adanya standarisasi maka infrastruktur bisa lebih berdaya guna dan efisiensi investasi pengembangan infrastruktur tersebut.
  • IBC dalam hal ini telah menggandeng 3 OIM terbesar untuk kendaraan bermotor roda dua. Yaitu adalah Gesit, Volta dan Alfa. Di mana telah ditandatangani MOU untuk memulai proses menyepakati standarisasi dalam beberapa aspek di kendaraan bermotor.
  • Diperlukan adanya infrastruktur untuk menghilangkan kekuatiran pengguna dari kendaraan bermotor ini. Jadi kalau dulu banyak dibangun Pom Bensin Pom Bensin, kalau sekarang akan banyak dibangun charging-charging station.
  • Dengan adanya standarisasi dan kolaborasi, juga memungkinkan terjadinya minimalisasi daripada investasi infrastruktur yg akan dibangun oleh PLN, kemudahan operasional dan pengelolaan data integrasi untuk sistem pembiayaan dan pembayaran inisiatif.
  • Berikutnya yang juga sedang dikembangkan di IBC itu adalah mengenai implementasi dari baterai energy storage system untuk mendukung transisi energi.
  • Targetnya pada tahun 2050, renewable energy akan menempati 31% daripada bauran energi yang yang ada. Rencana aksinya adalah Pembangkit EBT yang meningkat sejalan rencana pemerintah mengurangi emisi karbon.
  • Peningkatan EBT memberikan tantangan bagi pada intermitensi pembangkit EBT karena rata-rata tenaga surya maupun Angin tidak stabil. Sehingga diperlukan satu baterai energy storage system untuk membantu pembangkit pembangkit EBT ini untuk mengumpulkan energi yang ada ke dalam baterai untuk nantinya disalurkan ke Grid.
  • Sekarang kita sedang dalam tahap piloting untuk kedua Project. Satu dengan PLN ini adalah bagian dari project untuk diselenisasi atau penggantian genset diesel nantinya dengan dengan baterai yang akan di listrik oleh pembangkit dari EBT.
  • Selain itu adalah bagaimana untuk meningkatkan dari segi kualitas dan biaya khususnya harga dari roda dua. Kita juga meningkatkan yang sebelumnya penjualan total adalah sekitar 6.000 tapi tahun ini kita tingkatkan menjadi 15.000 unit.
  • Setelah itu kita juga konsentrasi ke energi storage system kita harapkan di 2023 sudah menjadi target utama. Di 2024 ini bahwa baterai EV Battery pertama di Indonesia akan sudah mulai diproduksi di Karawang.
  • Recycle yang untuk EV Battery sebenarnya sudah kami targetkan juga siap beroperasi di 2024 atau 2025 akhir itu target utama.
  • Di tahun 2025 ini aspek hal yang sangat penting karena ditargetkan produksi dari nikel melalui proses di ekspor dan di refining sudah menjadi breakers yang siap untuk kita olah menjadi baterai nikel made in Indonesia.
  • Kita harapkan di tahun 2026 itu benar-benar battery cell yang kita dapatkan dari hulu itu bisa berproduksi pertama kali di Indonesia.
  • Tahun 2030 penguasaan teknologi baterai itu harus kita kuasai karena saat ini teknologi-teknologi ini sangat menjadi di keep oleh panel-panel kita.
  • Untuk Indonesia bisa mandiri tentunya penguasaan teknologi di aspek baterai production baik dari hulu sampai hilir ini penting sekali untuk kita bisa kuasai.
  • Kami harapkan dukungan dari Bapak/Ibu terhormat untuk pengembangan infrastruktur dan standarisasi.
  • Standarisasi, ini sangat penting dari aspek safety ini sangat penting untuk masyarakat terlindungi dari baterai yang proper standarisasinya untuk terhindar dari KW 4 dan bahaya kebakaran baterai itu menjadi hal yang perlu standarisasi.
  • Dari aspek dimensi dan voltase, kalau tidak dilakukan standarisasi ini akan menjadi korban di masyarakat dengan biaya tinggi. Lain hal tentang regulasi ini sudah ada di 15 kementerian ada regulasi terkait IVI.
  • Ada bantuan Pemerintah di awal untuk industri IVI, negara hadir untuk insentif awal dan dengan berjalannya waktu akan dilanjutkan oleh pihak swasta. Ini hal strategis untuk Indonesia terkait hilirisasi. Kita mengurangi energi kita dari luar indonesia.


Dirut PT ANTAM
  • Kami menyiapkan supply-nya terkait bahan baku berupa nikel, kita terlibat karena 25 persen owner terkait pembangunan dan hilirisasi. Kita ikut pembangunan smelternya. Untuk biayanya komitmen sekitar Rp880 Juta, 51 persen mereka harus berikan ke kita.
  • Nantinya kita ikut ke hilirnya setelah sudah jadi, justru kita harus pastikan bahwa di hulunya akan jadi kemudian di hulunya akan ada smelter. Smelter nya juga harus terdeliver. Kalau perginya di Karawang sudah kita lihat.
  • Untuk bahan baku kita eksport karena bagian baterai yang didirikan di Karawang karena sudah mencapai 81 persen. Pemerintah memberikan kebijakan harus ada ekosistem di Indonesia karena selama ini nikel dipakai untuk masuk langsung ke ekosistemnya.
  • Pembangunannya di smelter target 3 tahun. Nikel ini dengan bahan baku baterai. Mereka semua yang ada di Indonesia hanya membangun ini untuk bahan baku baterai. Valet ini baru dan belum ada kita memiliki langsung kecuali swasta yang masuk pada prosesnya.
  • Circle ini tidak mudah. Karena kita tidak punya teknologi karena tidak bisa sembarang karena tidak ada teknologi yang memadai. Kalau lihat project ini kita bermitra dengan 40 persen dan proses ini bisa berjalan secara lancar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan