Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Penjelasan Proses Integrasi LBM Eijkman dan PP IPTEK, Perkembangan Vaksin Merah Putih, dan Penjelasan atas Rencana Produksi Vaksin BUMN - RDP Komisi 7 dengan Kepala BRIN dan Dirut PT Bio Farma

Tanggal Rapat: 24 Jan 2022, Ditulis Tanggal: 23 Feb 2022,
Komisi/AKD: Komisi 7 , Mitra Kerja: PT. Bio Farma

Pada 24 Januari 2022, Komisi 7 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BRIN dan Dirut PT Bio Farma tentang penjelasan proses integrasi LBM Eijkman dan PP IPTEK, perkembangan Vaksin Merah Putih, dan penjelasan atas rencana produksi Vaksin BUMN. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Eddy Soeparno dari Fraksi PAN dapil Jawa Barat 3 pada pukul 16.44 WIB. (Ilustrasi: Tempo.co)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menristek/Kepala BRIN
  • Integrasi unit riset K/L akan dilakukan dengan 3 tahap. Proses integrasi BRIN akan selesai pada 31 Januari 2022. Eksekusi program TA 2022 sudah dimulai sejak November 2021.
  • Dengan status sebagai unit proyek, Eijkman tidak bisa memberikan fasilitas hukum untuk periset di Eijkman dan berdampak pada hak-hak finansial mereka.
  • Untuk kasus periset honorer, BRIN menawarkan skema by riset digabung skema riset asistensi. Ini menjadi kesempatan mereka untuk meningkatkan kualifikasi agar bisa mengikuti skema ASN atau P3K.
  • Secara prinsip, seluruh periset honorer di Eijkman dapat diakomodasi jika mengikuti skema yang sudah disediakan, karena itu diterima di kampus menjadi satu-satunya syarat untuk bisa mengikuti S2, S3 by riset.
  • Kalau mereka tidak ingin mengikuti skema by riset, mereka bisa ikut skema by operator di bawah bidang infrastruktur. Untuk riset berbasis layanan medis tetap di gedung Eijkman berkolaborasi di RS Cipto Mangunkusumo.
  • Untuk PP IPTEK di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) selama ini adalah BLU. Selama ini PP IPTEK tersebut menempati lahan yang dimiliki oleh Sekretarian Negara yang dikelola TMII, namun gedungnya dimiliki Kemenristek dan pada April 2021 menjadi milik BRIN.
  • Sebagai BLU, BRIN menemukan bahwa PP IPTEK ini minus dan BRIN akhirnya memutuskan untuk menggunakan skema bermitra dengan swasta dalam pengelolaannya.
  • 3 kendala utama terkait perkembangan vaksin secara umum di Indonesia. Pertama terkait pengalaman bisa menghasilkan cell clone yang sudah terseleksi dan terpurifikasi dari pantogen lain. Ini membutuhkan jam terbang yang luar biasa dan ilmunya cukup tinggi. Hal ini agar bisa diterima oleh Biofarma sehingga harga vaksin tidak terlalu tinggi. Kedua, ini yang sebenarnya sudah diketahui sejak awal bahwa kita tidak memiliki fasilitas uji terbatas yang berstandar GMP. Fasilitas GMP untuk uji protein terbatas. Itu pasca produksinya di Biofarma tetapi BRIN tidak bisa mengganggu Biofarma terlalu banyak karena Biofarma juga harus memproduksi vaksin yang dibutuhkan secara massal. Ketiga fasilitas animal BSL 3. Ini penting untuk uji pra klinis. Uji pertama memakai Mencit, namun untuk Macaca kita tidak siap. Meskipun ada di ITB tetapi harus direnovasi dan sampai akhir tahun lalu dibiayai BRIN, namun belum tersertifikasi.
  • Untuk itu saat ini BRIN berupaya membangun fasilitas GMP termasuk untuk animal BSL 3 Macaca dengan kuota 70 ekor namun ini tidak murah. BRIN tidak sanggup membuat program berkelanjutan, namun dengan integrasi di BRIN kami bisa membuat program untuk memanfaatkan ini, sehingga BRIN berharap adanya fasilitas ini, BRIN bisa mendorong percepatan peredaran vaksin. BRIN memerlukan berbagai vaksin, tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk hewan.
  • Untuk TA 2022 BRIN akan fokus pada penanganan 3 hal. Pengembangan Vaksin Merah Putih, pengembangan alat deteksi/alrining alternatif RT-PCR, dan survellans berbasis whole genome sequencing.
  • Pembangunan animal BSL 3 untuk Macaca, BRIN akan melakukan konsolidasi sumber daya, infrastruktur, dan manusianya. Untuk mengelola infrastruktur ini sehari-hari, dibutuhkan sumber daya yang seluruhnya sudah ada di Cibinong.

PT. Bio Farma
  • Kolaborasi antara Bio Farma dengan semua lembaga riset perguruan tinggi di Indonesia ini sudah dilakukan sangat lama dan Bio Farma dengan lembaga riset tersebut sedang membentuk suatu forum yang disebut dengan Research Indonesia yang sudah dilakukan mulai sejak tahun 2012 yang lalu. Terdapat belasan lembaga yang bergabung dalam forum lembaga riset tersebut. Sebagai contoh, Bio Farma melakukan kolaborasi dengan ITB, UI, UNAIR, IPB, Eijkman, LIPI, dan lain-lain dan beberapa produk yang sedang dalam proses seperti pengembangan vaksin malaria, influenza, dan berbagai macam produk lainnya.
  • Mengenai Vaksin Merah Putih, Bio Farma akan menjelaskan tentang strategi suplai vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia. Ada 3 strategi yang dikembangkan, short term bagaimana untuk segera memenuhi kebutuhan supply kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia. Lalu, untuk mid term-nya ada pengembangan Vaksin Merah Putih dan Vaksin BUMN. Untuk long term ada pengembangan vaksin berbasis teknologi baru, karena selama pandemi ini ada beberapa platform baru muncul.
  • Terkait Vaksin Merah Putih itu sendiri, Bio Farma sedang intens kerja sama dengan Lembaga Eijkman untuk membuat suatu platform vaksin dan sampai saat ini prosesnya sudah berhasil melakukan optimalisasi seed vaksin dari Eijkman sehingga sudah memenuhi standar industri.
  • Bio Farma terus melakukan pengembangan seed vaksin bersama-sama dengan Eijkman. Untuk menghindari risiko, Bio Farma mengembangkan platform baru bekerja sama dengan Baylor College of Medicine. Kita tidak bisa tergantung hanya pada satu jenis vaksin.
  • Sampai saat ini, kerja sama Bio Farma dengan Baylor terkait vaksin BUMN sedang memasuki proses uji klinis tahap satu yang dilakukan di Puskesmas Depok.
  • Untuk pengembangan vaksin BUMN ini, Bio Farma mengembangkan 2 formula, yang satu menggunakan adjuvant alum dan yang kedua dengan adjuvant CpG.
  • Untuk yang menggunakan adjuvant alum, sudah dimulai uji klinisnya dari Desember 2021 dan sampai hari ini sudah dilakukan penyuntikan kedua daripada semua relawan yang terlibat, dimana relawannya sebanyak 30 subjek dewasa dan 30 sebagai pembanding, juga termasuk lansia. Bio Farma bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran UI sebagai CRO untuk pelaksanaan uji klinis Vaksin BUMN. Vaksin BUMN juga sudah Bio Farma daftarkan ke WHO.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan