Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Rencana Kerja dan Anggaran — Komisi 8 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Tanggal Rapat: 12 Oct 2015, Ditulis Tanggal: 16 Aug 2021,
Komisi/AKD: Komisi 8 , Mitra Kerja: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Pada 12 Oktober 2015, Komisi 8 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai Rencana Kerja dan Anggaran. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Abdul Malik dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKN) dapil Jawa Timur 2 pada pukul 10:48 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. Rapat ini dihadiri oleh 7 anggota dari 6 Fraksi. (Ilustrasi: bnpb.go.id)

Pengantar Rapat

Komisi 8 ingin mengetahui mengenai perkembangan terakhir bencana asap di daerah yang terkena dampak. Pagu anggaran BNPB Rp1.26 Triliun untuk 2016. Pada 15 September, pagu anggaran turun 21.8% ke Rp986.90 Miliar dari sebelumnya.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Sestama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

  • Anggaran disediakan Rp986.902.448.000,- pada 2016. BNPB bersyukur ini di bawah Rp1 Triliun. BNPB akan berusaha semaksimal mungkin atas pemotongan anggaran.
  • Anggaran untuk program penanggulangan bencana Rp653.3 Miliar pada 2016. Ada 6 kedeputian untuk program penanggulangan bencana yang terbagi dalam kesiapsiagaan bencana, pengurangan skup bencana, pemberdayaan masyarakat siap siaga bencana, kegiatan perbaikan darurat, pengelolaan pemberian kedaruratan, dan program pengungsi bencana.
  • Program penilaian kerusakan pasca bencana akan melakukan verifikasi, kegiatan livelihood, dan kegiatan fasilitasi pasca bencana.
  • Program logistik di kawasan rawan bencana Rp78.3 Miliar umumnya berbentuk barang yang didistribusikan.
  • Program penyiapan peralatan di kawasan bencana dilakukan untuk penguatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan dilakukan secara bertahap. Program ini dapat meningkatkan diseminasi informasi di daerah namun pelaksanaannya tergantung dana yang ada.
  • Program manajemen seperti penyusunan UU, monev, administrasi pegawai, pusdiklat, program sarana dan prasarana aparatur, menyangkut kegiatan pemeliharaan prasarana, gedung, mobil, dll.
  • BNPB masih perlu mengembalikan ke program yang Rp1.2 Triliun yang sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
  • BNPB mengusulkan penambahan dana cadangan dari Rp4 Triliun ke Rp6 Triliun yang penggunaannya sesuai bencana yang terjadi.
  • Secara statistik cuaca ekstrim mulai meningkat. Di tahun yang ada el nino, akan ada banjir besar-besaran.
  • Perlu cadangan dana bencana yang lebih besar per tahun depan.
  • 2016 mempunyai anggaran untuk kapasitas pelayanan publik dengan alokasi Rp847 Miliar yang akan digunakan untuk kegiatan program penanggulangan bencana.
  • Untuk bencana asap, BNPB telah mengkoordinasikan sumber daya nasional untuk melaksanakan operasi pemadaman.
  • BNPB diminta untuk mendukung pembuatan kanal blocking yang saat ini sudah selesai sepanjang 7 km dan akan terus berlanjut.
  • BNPB menyalurkan bantuan hibah Rp1.5 Triliun untuk pasca bencana, saat ini transfer ke daerah.
  • Dana siap pakai diterima sebesar Rp750 Miliar untuk mengantisipasi bencana sampai Desember.
  • Sampai saat ini, sudah dialokasikan Rp500 Miliar untuk dana bencana. Ditargetkan 95% penyerapan dan saat ini sudah 65%.
  • Tambahan bonus Rp26 Miliar dari Kemenkeu karena melebihi progress 95% ke atas.
  • Update penanganan asap per 11 Oktober, hotspotnya masih di Sumsel pusatnya. Asapnya menuju Riau dan Jambi. Saat ini angin ke barat, Riau agaknya tenang dan mulai ke Sumbar. Kondisi asap tahun ini sangat memburuk dan lebih banyak lahan gambut. Di Kalimantan titik apinya mulai berkurang.
  • BNPB mempunyai posko untuk mengambil data satelit untuk operasi tiap paginya. Operasi darat, operasi water bombing, dan operasi hujan buatan. Operasi hujan buatan masih belum optimal karena masih kering. Tantangannya adalah menggunakan water bombing dan operasi darat dengan kondisi di lapangan.
  • BNPB lebih banyak mensupport di operasi udara, kalau darat oleh TNI daerah dan pusat, juga masyarakat.
  • Pemadaman udara menggunakan 19 heli, 1 air tractor dari kehutanan, chinnox dari Singapura, water bombing 5.000 l. Dengan tambahan tersebut, bisa mempercepat pemadaman asap.
  • BNPB telah mengeluarkan Rp387 Miliar sejak Februari-Maret untuk operasi darat terbuka. Ada dana siap pakai Rp750 Miliar sebagai tambahan hingga September nanti.
  • BNPB memberikan bantuan Rp21 Miliar untuk dana operasional aktivasi posko.
  • Telah banyak bantuan dari Malaysia dan Singapura untuk pemadaman asap.
  • Pemerintah terus berupaya menangani asap hingga akhir November. Tahun ini tantangannya tidak ada awan selama 3 bulan. Banyak pembelajaran yang BNPB terima dari bencana ini.
  • Perintah kepada setiap perkebunan untuk melakukan SOP yang ada dan mempunyai armada pemantauan titik api. 28 Oktober nanti akan dilakukan SOP antara BNPB dan Kementan.
  • Sampai 11 Oktober Rp363 Miliar digunakan untuk pembiayaan asap ditambah Rp24.5 Miliar. Pembagian paling banyak di Riau Rp147 Miliar, Sumsel Rp77 Miliar, Kalteng Rp46 Miliar, Kalsel Rp20 Miliar untuk total Rp363 Miliar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan