Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pembahasan Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2015 dan Isu-Isu Teraktual — Komisi 8 DPR RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Plt Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Rehabsos Kemensos), dan Plt Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklit Pensos)

Tanggal Rapat: 25 Feb 2016, Ditulis Tanggal: 12 Jul 2021,
Komisi/AKD: Komisi 8 , Mitra Kerja: Plt Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Rehabsos Kemensos), dan Plt Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklit Pensos)

Pada 25 Februari 2016, Komisi 8 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Plt Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Rehabsos Kemensos), dan Plt Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklit Pensos) mengenai Pembahasan Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun dan Isu-Isu Teraktual. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Sodik M dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (FP-Gerindra) dapil Jawa Barat 1 pada pukul 21.00 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: https://kemensos.go.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Plt Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Rehabsos Kemensos), dan Plt Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklit Pensos)

Plt Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial:

  • Realisasi kegiatan NAPZA sebesar 85,53%. Kemudian kegiatan Orang Dengan Kecacatan (ODK) sebesar 94,22%, kegiatan tuna sosial sebesar 97,87%, anak sebesar 97,14%, terakhir kegiatan lansia sebesar 97,58%.
  • Program belanja pegawai Dirjen Rehabsos terealisasi sebesar 95,47% dari total pagu sebesar Rp211 Miliar.
  • Pegawai Dirjen Rehabsos ini hampir keseluruhan dari pegawai Kementerian Sosial karena ada di 38 UPT juga.
  • Realisasi belanja pegawai sebesar Rp201,936 Miliar, selanjutnya belanja barang sebesar Rp483,929 Miliar.
  • Belanja barang terealisasi sebesar 91,67% dari total pagu Rp527 Miliar.
  • Realisasi belanja pegawai sebesar 95,47%, belanja barang 91,67%, belanja modal sebesar 98,37% dan bantuan sosial sebesar 94,90%.
  • Sisa belanja pegawai sebesar Rp9,5 Miliar berupa pengembalian tunjangan kinerja pegawai. Kemudian, sisa belanja barang sebesar Rp43 Miliar yaitu 8.33% dari pagu anggaran. Selanjutnya, untuk sisa belanja modal sebesar Rp6 Miliar lebih yaitu sisa pengadaan barang dan jasa.
  • Selanjutnya, belanja modal sebesar 1,63%, dan belanja bansos sebesar 7,10%.
  • Realisasi kegiatan NAPZA adalah pembangunan 7 IPWL baru dan 4 pusat informasi dan edukasi NAPZA.
  • Lengkapnya, pembangunan untuk 7 IPWL baru yang tersebar di Maluku (Kabupaten Tidore), Jawa Timur (Kota Malang), Jambi (Batanghari), Sumatera Selatan (Kabupaten OKI) dan Kalimantan Selatan (Kota Banjarmasin).
  • Realisasi kegiatan penyandang disabilitas adalah Dirjen Rehabsos di dalam Panti Asuhan dan di luar Panti serta asistensi.
  • Dirjen Rehabsos untuk bidang penyandang disabilitas terealisasi sebesar 94,22% dari pagu sebesar Rp565 Miliar sisanya kembali ke kas negara.
  • Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Anak terealisasi sebesar 97,14% dari pagu sebesar Rp474 Miliar sisanya kembali ke kas negara.
  • Realisasi kegiatan perlindungan sosial anak membangun 6 LPKS ABH berdasarkan Pasal 105 (f) UU 11 Tahun 2012.
  • Pelayanan Sosial Lanjut Usia terealisasi sebesar 97,58% dari sebesar Rp207 Miliar sisanya kembali ke kas negara.
  • Realisasi kegiatan sosial lansia melalui pelayanan di dalam panti dan luar panti, assistensi lansia terlantar.
  • Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya terealisasi sebesar 95.05% dari pagu Rp68 Miliar sisanya masuk ke kas negara.
  • Tahun 2016 rehabsos NAPZA akan rehabilitasi 10.000 korban penyalahgunaan NAPZA dan bangun 20 IPWL baru.
  • Dirjen Rehabsos sudah canangkan Indonesia Bebas Pasung 2017 bergerak bersama-sama stakeholder.
  • Kegiatan rehabsos penyandang disabilitas tahun 2016 pembahasan RUU Penyandang Disabilitas dan Indonesia Bebas Pasung.

Plt Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial:

  • Kegiatan strategis tahun 2015 adalah verifikasi dan validasi data PBI Jamkes.
  • Untuk hasil Pemda dalam mengedintifikasi program pemberantasan kemiskinan perlu mempertimbangkan 5 dimensi.
  • Penekanan pada dimensi kemiskinan, Badiklit sadari kemiskinan dapat dihadapi oleh instansi daerah.
  • Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kebutuhan pendidikan dan kesehatan belum menjadi prioritas responden.
  • Masyarakat lebih memilih mencari pendapatan daripada berpartisipasi dalam penelitian ini.
  • Pelayanan yang dibutuhkan keluarga adalah akses untuk pendidikan dan kesehatan.
  • Hambatan terkait penelitian, yaitu adanya penolakan sasaran responden untuk menjadi responden karena lebih memilih untuk bekerja.
  • Setiap program kesejahteraan sosial perlu meningkatkan keterlibatan potensi kesejahteraan sosial.
  • Kebutuhan Diklat untuk peksos pendamping ABH sebesar 10 orang/Kabupaten/Kota.
  • Terdapat 7000 lembaga kesejahteraan sosial akan Badiklit akreditasi.
  • Hasil penelitian menjadi penting untuk laporan kinerja Kementrian Sosial.
  • Kalau Badiklit melihat Itjen ada koordinasi pengendalian dan anggaran yang dikoordinasikan.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan