• Pertumbuhan ekonomi 5,1%, inflasi 4%, suku bunga SPN 5,3%, dan nilai tukar Rp.13.300.
• Target lifting minyak 815, gas 1150, cost recovery 10,4 Miliar USD. PDB nominal 13.717 Triliun.
• Kenaikan lifting dan penurunan cost recovery menambahkan pendapatan migas 9,7 Triliun.
• Kenaikan target PNBP non SDA 2,9 Triliun.
• PNBP dari 177 Triliun menjadi 180 Triliun.
• Pembahasan panja Badan Anggaran DPR-RI sepakat penurunan belanja subsidi energi sebesar 14,9 Triliun.
• Total subsidi energi 77,314,3 Triliun.
• Penerapan subsidi listrik akan makin tepat sasaran dengan menggunakan data yang tepat.
• Subsidi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 1,2 Triliun belum disetujui.
• Belanja negara akan naik 9.985,2 Triliun.
• Cadangan belanja negara 40.223,3 Triliun.
• Transfer daerah dan dana desa 2.9122,6 Triliun.
• Pembiayaan anggaran perubahan 2.668, 8 Triliun.
• Usulan pemanfaatan cadangan belanja negara sebesar 40,2 Triliun.
• Tambahan belanja kementerian/lembaga sebesar 21 Triliun.
• Kementerian Keuangan mengusulkan pembayaran yang dipinjam dari tahun 2016 sebesar 3,4 Triliun.
• Pemerintah pusat memprioritaskan di tahun 2017 pembayaran DAU yang tahun 2016 ditunda.
• Peneriman negara bukan pajak menjadi 250 Triliun.
• Transfer ke daerah menjadi 70,6 Triliun. Belanja kementerian/lembaga menjadi 757,6 Triliun dan belanja non kementerian/lembaga menjadi sebesar 556,4 Triliun.
• Pembiayaan investasi menjadi 47,5 Triliun.
• Kementerian Keuangan mendapatkan tambahan cadangan anggaran sebesar 40,223 Triliun yang akan digunakan utk belanja kementerian/lemabaga dan sebagainya.
• Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 :
  • Penerimaan negara 1750,3 Triliun.
  • Belanja negara 2.080,5 Triliun.
  • Defisit 330,2 Triliun atau 2,41% dari PDB.

Dalam rapat ini, tidak ada pemaparan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.