Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Sasaran Strategis, Capaian dan Permasalahan, serta Kebijakan dan Target Pendidikan Tinggi — Komisi 10 DPR RI Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi) dan Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI)

Tanggal Rapat: 5 Feb 2018, Ditulis Tanggal: 16 Sep 2020,
Komisi/AKD: Komisi 10 , Mitra Kerja: Prof. Gimbal Doloksaribu - Ketua Umum Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi)

Pada 5 Februari 2018, Komisi 10 DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Ketua Umum Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi) dan Ketua Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) tentang (1) sasaran strategis; (2) capaian dan permasalahan serta; (3) kebijakan dan target pendidikan tinggi. Rapat dipimpin dan dibuka oleh AR Sutan Adil Hendra dari fraksi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dapil Jambi pukul 11:37 WIB. (ilustrasi: bbc.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D - Ketua Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI)
  • Guru besar di Indonesia saat ini hanya 18,2%. Bahkan guru besar di UGM yang merupakan perguruan tinggi tertua di Indonesia hanya 12,8%. Hal ini merupakan fenomena yang harus diusahakan dan diupayakan sehingga lektor tidak berada pada comfort zone.
  • Peran guru besar sebagai driving force adalah:
    • Mengembangkan pemikiran atau pandangan serta memberikan masukan kepada institusi terkait isu-isu strategis yang dihadapi bangsa dan negara serta penyelesaiannya;
    • Menyampaikan pemikiran atau pandangan kepada institusi terkait pengembangan ilmu;
    • Menjadi pelopor dalam mengembangkan dan menanamkan wawasan kebangsaan kepada civitas akademika dan masyarakat;
    • Menjadi pelopor dalam menjaga integritas moral dan etika civitas akademika;
    • Menjadi pelopor dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa dalam pendidikan yang bermartabat serta implementasinya.
  • Globalisasi ekonomi ditopang oleh dua kekuatan utama yakni perdagangan dan teknologi untuk menghasilkan produk inovasi. Oleh karenanya, diperlukan pendidikan tinggi yang berkualitas dan mampu menghasilkan SDM berpengetahuan, terampil dan menguasai teknologi.
  • Indonesia berada di posisi terbawah tetapi berada di atas Thailand. Berdasarkan dari evaluasi yang dilakukan oleh Lembaga Ketahanan Nasional RI, ideologi, sosial budaya dan konstitusi di Indonesia berada pada zona kuning.
  • Permasalahan perguruan tinggi, yaitu:
    • Pengembangan keilmuan: kurikulum dan kelembagaan;
    • Peningkatan infrastruktur pendukung Tridharma;
    • Pengembangan SDM;
    • Hilirisasi hasil penelitian;
    • Publikasi hasil penelitian;
    • Pemeringkatan perguruan tinggi.
  • Selain itu, beasiswa untuk dosen Indonesia sedikit sekali sehingga akan sulit mengembangkan SDM. Oleh karenanya, diperlukan sinergi masalah yang ada di pemerintah dan masyarakat untuk dimanfaatkan di komunitas.
  • Selanjutnya, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi yakni adanya era disrupsi. Solusi yang dapat dilakukan adalah sinergitas dengan pihak lain dan membagi kebersamaan.
  • Usulan untuk pengembangan perguruan tinggi di Indonesia, yakni:
    • Pemerataan akses dan kualitas pendidikan daerah 3T. Sinergi antara pemda, pemerintah pusat dan perguruan tinggi;
    • Penguatan regulasi dalam antisipasi masuknya Perguruan Tinggi Asing;
    • Penguatan kuantitas, kualitas dan distribusi SDM unggul dan inovatif yang beretika;
    • Penyiapan pemimpin masa depan yang berkarakter mulia di seluruh nusantara;
    • Perlu sinergitas pendidikan: multidisiplin, transdisiplin dan keilmuan;
    • Sinergi penelitian-murni dan translational yang inovatif dan memberi solusi masalah bangsa dan kompetitif;
    • Penguatan peran guru besar dalam masyarakat dan pendidikan tinggi di seluruh Indonesia, mendudukkan guru besar sebagai pemikir bangsa dan negara;
    • Penyelesaian masalah kepegawaian Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTN B) yaitu perguruan tinggi swasta yang dinegerikan yang sampai sekarang pegawai yayasan/swasta tidak ada kepastian status. Ini merepotkan para rektor PTN B tersebut;
    • Kesejahteraan guru besar (dengan mundurnya usia pensiun menjadi 70 tahun maka perlu ada penyesuaian peraturan yang menyangkut kenaikan gaji berkala).
  • Selanjutnya, tenaga kependidikan bukan hanya tukang ketik tetapi juga dapat mengelola akademik dengan baik. Lalu, FDGBI berpikir perlu adanya studi banding ke Malaysia agar aktif mengajar mahasiswa baru. Sebab, Indonesia terbatas punya jasa non-blok sehingga perlu dimanfaatkan studi banding tersebut.

Prof. Gimbal Doloksaribu - Ketua Umum Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi)
  • Pergubi melihat ada beberapa hal yang perlu disempurnakan untuk mengatasi kesenjangan antar perguruan tinggi di Indonesia. Salah satu kesenjangan yang dapat dilihat adalah dana kesejahteraan SDM.
  • Jumlah dosen S3 sangat sedikit dan pemerintah harus memberi kesempatan bagi tenaga pendidik untuk menempuh S3 baik di dalam maupun luar negeri.
  • Usulan dari Pergubi adalah:
    • Meningkatkan anggaran riset melalui program CSR dari BUMN, perusahaan atau dana dari luar negeri;
    • Membuka kesempatan perguruan tinggi asing ke Indonesia secara selektif. Hal ini dapat dilakukan melalui persyaratan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam negeri;
    • Melakukan pembinaan yang intens di luar pulau Jawa.
  • Selain itu, perlu adanya pendidikan vokasi untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan milenial sebagai bonus demografi 2045.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan