Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Haji — Komisi 8 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat dengan Sekretaris Jenderal Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan

Tanggal Rapat: 4 Feb 2016, Ditulis Tanggal: 5 Jun 2021,
Komisi/AKD: Komisi 8 , Mitra Kerja: Sekretaris Jenderal Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan

Pada 4 Februari 2016, Komisi 8 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan Sekretaris Jenderal Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan mengenai Peningkatan Pelayanan Kesehatan Haji. Rapat ini dibuka dan dipimpin oleh Ledia Hanifa dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapil Jawa Barat 1 pada pukul 10.00 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi : paudit.alhasanah.sch.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Sekretaris Jenderal Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan
  • Ada 10 penyakit yang terbanyak diderita calon jemaah haji.
  • Sebagian besar penyakit banyak yang berhubungan dengan pembuluh darah dan tekanan darah.
  • 57,58% peserta haji sakit, lebih banyak yang sakit daripada yang sehat.
  • Yang menderita pnyakit diabetes 14%.
  • Faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan jemaah haji, yaitu lingkungan, fisik, sosial, psikologis dan kebijakan.
  • Kementerian Kesehatan siap untuk melakukan pelatihan.
  • Fasilitas yang ada di dalam negeri akan disiapkan.
  • Untuk vaksin pemerintah sudah meningkatkan tempat.
  • Untuk imunisasi pemerintah sudah memperluas lagi tempat-tempatnya.
  • Pemerintah tidak mungkin membuat poliklinik yang terlihat. Pemerintah hanya bisa membuat seperti seakan dokter berkunjung.
  • Sebaiknya pemerintah memang membuat tempat-tempat pengobatan yang mobile.
  • Pemerintah juga menlayani untuk jemaah yang membutuhkan kesehatan.
  • Poliklinik Kimia Farma akan dibuka, tetapi memang belum saat ini.
  • Jamaah biasanya tertarik dengan klinik-klinik yang membawa nama Indonesia.
  • Saat ini Kimia Farma baru membangun kerja sama dengan mitra yang ada di Arab Saudi.
  • Pemerintah sedang brusaha mengadakan obat untuk di Arab Saudi. Jadi tidak perlu lagi dari Indonesia.
  • Pemerintah memang sedang mcari alternatif lain.
  • BPIH harus mendapatkan persetujuan dan memang rumah sakit Indonesia tersebut benar-benar akan dibangun.
  • Akan ada penempatan tenaga untuk membantu manajemen dan persiapan pelayanan kesehatan.
  • Di Indonesia sudah dibuat standardisasi pelyanan kesehatan dan embakarsi.
  • Pemerintah melakukan pemantauan dan rekomendasi perbaikan sanitasi yang higienis.
  • Ada beberapa pasien yang masih dirawat dan petugas Indonesia yang mengawasi.
  • Petugas tersebut sudah berpengalman. Ada beberapa yang tidak siap melakukan pelayanan yang lebih baik karena mereka baru pertama kali ke Arab Saudi.
  • Pemerintah juga ingin meningkatkan playanan BPIH mengacu standar internasional.
  • Ada beberapa pasien haji dan umroh yang dirawat dan diawasi karena standar Arab Saudi tidak sesuai standar Indonesia.
  • Pemerintah meminta puskemas untuk melakukan screening.
  • Banyak penyakit yang masih perlu diwaspadai di Arab Saudi.
  • Sulit sekali pemerintah membolehkan jemaah yang fisiknya tidak kuat.
  • 150 jemaah yang meninggal bukan karena jantung, tetapi karena struk.
  • Dengan Dinas Provinsi, pemerintah akan kerjakan laporan mana yang berisiko tinggi dann tidak.
  • Memang perlu anggaran besar untuk pengadaan 15 unit ambulance dan beberapa alat kesehatan.
  • Pendanaan operasional haji di Indonesia sebesar Rp.23 Miliar.
  • Untuk petugas haji Indonesia sebesar Rp.21 Miliar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan