Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Evaluasi Pelaksanaan APBN t.a. 2017 dan Isu Aktual Lainnya — Komisi 8 DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI

Tanggal Rapat: 16 Apr 2018, Ditulis Tanggal: 11 Aug 2020,
Komisi/AKD: Komisi 8 , Mitra Kerja: Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI

Pada 16 April 2018, Komisi 8 DPR RI mengadakan Rapat Kerja dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI tentang evaluasi pelaksanaan APBN t.a. 2017 dan isu aktual lainnya. Rapat dipimpin dan dibuka oleh M. Ali Taher dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Banten 3 pukul 11:17 WIB. (ilustrasi: suara.com)

Sebagai pengantar, Ali menyampaikan anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengalami penghematan atau penurunan dan realisasi mencapai 97% dari anggaran Rp508 Miliar rupiah. Oleh karena itu, ia meminta penjelasan mengenai perkembangan realisasi anggaran, kendala dan pelaksanaan, program, isu-isu aktual, dan pencegahan budaya bebas di kalangan anak dan remaja.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
  • Anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI pada 2017 mengalami penurunan menjadi Rp503,8 Miliar dan sudah termasuk hibah langsung dari UNICEF. Namun bila dibandingkan dengan 2016, anggaran mengalami penurunan.
  • Realisasi anggaran 2017 adalah:
    • Belanja pegawai memiliki anggaran Rp40.004.462.000 dengan realisasi Rp38.292.678.383 dan persentase 95,72%;
    • Belanja barang memiliki anggaran sebesar Rp461.452.397.000 dengan realisasi Rp445.957.863.332 dan persentase 96,64%;
    • Belanja modal memiliki anggaran Rp2.402.194.000 dengan realisasi Rp2.388.691.095 dan persentase 99,44%;
    • Jumlah anggaran seluruhnya adalah Rp503.859.053.000 dan realisasi sebesar Rp486.639.232.810 dan persentase mencapai 96,58%
  • Realisasi anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI tahun ini yakni menduduki peringkat 10 dari 80 kementerian/lembaga. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang sebelumnya berada di peringkat 16.
  • Beberapa capaian penting dan terobosan yang telah dilakukan adalah pemberdayaan perempuan di industri rumah, inisiasi baru sekolah perempuan, keterwakilan politik perempuan, kualitas layanan korban kekerasan, ketersedian data kekerasan, peningkatan kualitas perlindungan perdagangan orang, rancangan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), peningkatan jumlah KLA (Kota Layak Anak), partisipasi anak sebagai pelopor dan pelapor, serta sarana publik layak anak.
  • Hambatan yang dihadapi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI adalah revisi anggaran, perubahan mekanisme, instrumen penganggaran yang sangat dinamis dan keterbatasan waktu dari badan menjadi dinas di daerah.
  • Isu terkini yaitu keterbatasan sarana penjangkauan korban, perempuan dan anak pada kelompok marginal khususnya yang tinggal di desa terpencil.
  • Revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan akan mendapat perhatian banyak pihak. Sebab ada beberapa hal krusial diantaranya usia menikah dan status anak di luar pernikahan, oleh karenanya memohon perhatian khusus dari Komisi 8 DPR RI.
  • Banyak pihak menilai pelaksanaan belum optimal dalam perlindungan perempuan dan anak pada KDRT. Oleh karenanya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI tetap melakukan kajian.
  • Salah satu kesulitan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI adalah kasus KDRT dan 70% pelaku berasal dari orang terdekat.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan