Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Mismatch Anggaran 2017 dan Cakupan Pembiayaan untuk Penyakit Katastropik — Komisi 9 DPR RI Rapat Dengar Pendapat dengan BPJS Kesehatan

Tanggal Rapat: 23 Nov 2017, Ditulis Tanggal: 23 Oct 2020,
Komisi/AKD: Komisi 9 , Mitra Kerja: Direktur Utama BPJS Kesehatan

Pada 23 November 2017, Komisi 9 DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan BPJS Kesehatan tentang mismatch anggaran pada 2017 dan cakupan pembiayaan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk penyakit katastropik. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Saleh Partaonan Daulay dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Sumatra Utara 2 pukul 11:00 WIB. (ilustrasi: kompas.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dewan Pengawas BPJS Kesehatan
  • Langkah untuk mengatasi mismatch anggaran yakni (1) optimalisasi penerimaan; (2) penguatan kelembagaan; dan (3) efisiensi pengeluaran.
  • Dalam konteks penerimaan, belum terjadi optimalisasi seperti premi keselamatan kerja. Sumber pendapatan lainnya tergantung kebijakan pemerintah dan DPR, khusus adanya penambahan dari pajak rokok.
  • Selanjutnya, masih ada masalah soal pengendalian obat. Terkait defisit JKN, perlu ada penguatan sistem teknologi informasi.
  • Soal efisiensi pengeluaran, masih belum terkendali. Adanya pedoman nasional praktik kedokteran, masih belum terlaksana dengan baik di rumah sakit.
  • Soal rujukan, aturan telah dibentuk dimana 20 rs provinsi dan 14 rs nasional. Optimalisasi peran pemerintah sebagai pengawas sangat dibutuhkan.
  • Soal defisit, setiap hari harus semakin sedikit. Ada beberapa kasus diturunkan dari RS ke FKTP lalu dikembalikan kepada RS. Namun, kasus diklaim di FKTP dan biaya berlapis-lapis.

Direktur Utama BPJS Kesehatan
  • Adanya BPJS Kesehatan, dapat membantu jutaan orang terselamatkan. Data menunjukkan 1,2 juta orang (2015) dan 1,16 juta orang (2016) memiliki jaminan kesehatan ini.
  • Di tengah angka defisit, Pemerintah mengeluarkan uang. Secara makro, anggaran belum begitu baik dibandingkan Thailand. Meski demikian, akses masyarakat meningkat dengan adanya JKN.
  • Pemanfaatan angka delta semakin baik dimana tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga ketenagakerjaan.
  • Jumlah peserta PBI dan non-PBI besar. Tingkat pemanfaatannya tinggi dan akses masyarakat terbuka. Selain itu, ini juga menjaga agar masyarakat tetap produktif, sosial, dan ekonomis.
  • Terkait dengan mismatch anggaran, hitungan iuran belum sesuai dengan aktuaria. Upaya yang dilakukan adalah revenue dan pengendalian dari sisi pengeluaran.
  • Soal defisit, walaupun seluruh warga Indonesia dan iuran digabungkan, fraud akan terjadi 5% dan defisit tetap terjadi.
  • BPJS telah melakukan penghematan Rp20 Triliun untuk menyelamatkan keuangan negara. Seharusnya, tarif BPJS dilakukan oleh pihak BPJS namun saat ini ditetapkan oleh orang lain.
  • Soal penyakit katastropik, sudah 10 juta peserta menggunakan BPJS dan menyerap biaya hampir 20%. Oleh karenanya, harus ada skema lain terkait iuran untuk atasi katastropik.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan